JAKARTA, ODIYAIWUU.com — Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Republik Indonesia Theofransus Litaay, LLM, Ph.D mengatakan, inovasi dan riset daerah sangat penting dalam meningkatkan pelayanan publik di enam provinsi di tanah Papua.
Keenam provinsi dimaksud adalah tiga provinsi baru hasil pemekaran dari Provinsi Papua yaitu Provinsi Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Tengah. Kemudian Provinsi Papua Barat Daya hasil pemekaran dari Provinsi Papua Barat.
“Pembangunan di enam provinsi di tanah Papua akan meningkatkan mutu pelayanan publik bila tata kelola pemerintahan berjalan baik. Namun, hal yang perlu mendapat perhatian yaitu terkait inovasi dan riset daerah,” ujar Theo Litaay melalui keterangan tertulis kepada Odiyaiwuu.com di Jakarta, Selasa (9/1).
Theo menambahkan, ihwal inovasi dan riset daerah juga sudah diamanatkan Undang-Undang terkait Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua, khususnya terkait Rencana Induk Percepatan Pembangunan Papua (RIPP).
Dalam Peraturan Presiden (Perpres) tentang Rencana Induk Percepatan Pembangunan Papua, ujar Theo, inovasi dan riset daerah juga sangat dibutuhkan dalam pembangunan daerah khususnya di provinsi di tanah Papua.
“Mengapa inovasi dan riset menjadi penting karena kita bicara mengenai pembuatan kebijakan pembangunan berbasis bukti, evidence based policy making. Hal itu bisa berjalan jika riset daerah juga berjalan dengan baik. Inilah tantangan yang perlu dijawab,” ujar Theo.
Oleh karena itu, lembaga riset daerah seperti Badan Riset dan Inivasi Daerah (BRIN) di enam provinsi di tanah Papua perlu diberi dukungan. BRIN dapat bekerja dengan perguruan tinggi setempat dan perguruan tinggi yang bermutu di luar Papua.
“Sinergitas semacam ini akan meningkatkan kualitas riset di satu sisi dan kualitas pelayanan public di sisi lain. Dengan demikian, pemerintah di enam provinsi akan membangun berbagai program yang dirasakan menjawab kebutuhan masyarakat karena berbasis riset ilmiah,” ujar Theo. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)