JAKARTA, ODIYAIWUU.com – Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Johnny G Plate mendorong kolaborasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mendukung agenda percepatan transformasi digital nasional di empat sektor strategis.
Oleh karena itu, peran Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI penting untuk mendukung pemerintah daerah dalam mempercepat pembangunan infrastruktur digital, pengembangan pemerintah digital, ekonomi digital, dan masyarakat digital di daerah.
“Kolaborasi ini penting agar mendorong pemerintah daerah dapat mendukung agenda transformasi digital nasional di empat sektor strategis, yaitu infrastruktur digital, pemerintah digital, ekonomi digital dan masyarakat digital,” ujar Johnny Plate dalam Rapat Kerja bersama Komite I Dewan Perwakilan Daerah RI di Gedung DPD RI, Senayan, Jakarta, Selasa (21/9).
Menurut Johnny, dukungan pemerintah daerah untuk infrastruktur digital dilakukan dalam dua hal, yakni melalui kemudahan perizinan dan fasilitasi infrastruktur pasif telekomunikasi untuk digunakan penyelenggara telekomunikasi. Amanat tersebut tertuang dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
“Sekarang sistem perizinannya sudah lebih sederhana yang ada di Kementerian Investasi, tetapi tentu kita harapkan dengan berbagai aturan dan kewenangan yang ada di pemerintah daerah untuk mendorong kelancaran dan kemudahan perizinannya,” jelasnya.
Pihaknya menekankan pembangunan infrastruktur fisik harus digelar di daerah yang merupakan wilayah kerja pemerintah daerah. “Untuk Base Transceiver Station-nya harus dibangun di tanah untuk menggelar fiber optik-nya harus digelar di tanah dan di dasar laut, dan itu adalah wilayah kerja pemerintah daerah yang diwakili anggota DPD RI,” kata Johnny.
Dukungan pemerintah daerah untuk sektor pemerintahan digital juga dinilai penting, misalnya melalui migrasi bertahap untuk pemanfaatan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) di Kementerian Kominfo. Baik pemerintah pusat maupun daerah saat ini menggunakan 2.700 pusat data. Dari jumlah tersebut, hanya 3% yang merupakan Global Standart Cloud.
“Itu berarti yang 97 persennya tidak standar dan ini banyak di daerah-daerah, sehingga ini mengakibatkan inefisiensi APBN atau inefisiensi APBD. Karena datanya tidak dapat dikonsolidasikan atau interoperabilitas secara nasional yang mengakibatkan kesulitan dan kecepatan dalam pengambilan keputusan kebijakan, baik kebijakan pemerintah daerah maupun pemerintah pusat,” lanjutnya.
Johnny menegaskan, inefisiensi tersebut harus segera diakhiri. Oleh karena itu, peran DPD RI sangat penting untuk dapat menyampaikan kepada pemerintah daerah agar segera bermigrasi pusat datanya masing-masing ke pusat data nasional.
“Kami saat ini menggunakan pusat data sementara yang akan membantu pemerintah daerah, jadi tidak perlu lagi daerah menyiapkan servernya sendiri. Tapi manfaatkanlah server yang ada di Kominfo secara bertahap sampai nanti kami membangun Pusat Data Nasional,” jelasnya.
Ia menambahkan, dukungan pemerintah daerah untuk sektor ekonomi digital juga perlu didorong bagi usaha mikro kecil dan menengah, ultra mikro, dan pelaku ekonomi lainnya untuk peningkatan adopsi teknologi digital dalam menjalankan usaha.
“Migrasi usaha atau onboarding digital itu sudah tidak terhindarkan, dan ekonomi digital Indonesia punya potensi yang sangat tinggi,” ujarnya.
Sedangkan sektor masyarakat digital, ia mengajak kolaborasi pemerintah daerah untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan literasi, kecakapan digital, dan pembangunan kemitraan melalui pelatihan digital dalam rangka menciptakan talenta digital Indonesia yang andal.
“Kita melakukan Gerakan Nasional Literasi Digital dengan empat kurikulum utama, yang berkaitan dengan digital skills, digital safety, digital ethics, dan digital culture,” jelasnya.
Pada bagian lain Johnny menegaskan, program dan kebijakan yang dilakukan oleh Kementerian Kominfo memerlukan dukungan penuh dari pemerintah daerah. Sehingga upaya bersama tersebut dapat mewujudkan agenda percepatan transformasi digital nasional.
“Sekali lagi, tugas-tugas yang dilakukan oleh Kominfo berkaitan langsung dengan masyarakat di daerah, karenanya kerjasama yang kuat antara Kominfo dan pemerintah daerah serta bersama-sama para Anggota DPD RI akan menjadi enabler yang penting,” imbuhnya.
Sinergitas
Komite I DPD RI memberikan dukungan bahkan mendorong sinergitas Kementerian Kominfo dengan DPD RI. Ketua Komite I DPD RI Fachrul Razi menyatakan sinergi bisa dilakukan untuk Program DTS dengan nation building.
“Komite I DPD RI sepakat dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk melakukan sinergi dan kerjasama dalam Program Digital Talent Scholarship di daerah,” kata Fachrul.
Soal kerjasama program DTS Kominfo di daerah, DPD RI mengajak sinergitas dengan aktif melakukan sosialisasi empat pilar. “Kalau itu bisa disinergiskan dengan program digital talent ini, jadi kerjasama misalkan kita bisa memasukkan beberapa materi-materi terkait dengan penguatan nationbuilding kita,” jelas Fachrul.
Menurutnya, sinergitas antara program DTS dan sosialisasi empat pilar dapat menjadi perhatian masyarakat, mengingat kondisi digital hari ini berdasarkan hasil survei menunjukan tingkat kepekaan dan ketahanan nasional generasi milenial sangat rendah.
“Berbicara terhadap nation building, bahkan resistensinya terhadap negara itu juga sangat tinggi, karena mereka sudah menjadi generasi yang mandiri, bebas dan tidak mau terinfeksi dengan doktrin dan sebagainya,” ujarnya.
Fachrul menilai, aspek digital dan smart nation telah menjadi perhatian serius hampir semua negara, sehingga di Indonesia diperlukan pemahaman bersama mengenai digitalisasi dengan menanamkan nationbuilding melalui berbagai pelatihan.
“DPD memiliki kapasitas men-training atau memberikan narasumber, memberikan informasi terkait materi-materi terkait dengan itu,” tuturnya.
Dalam Raker bersama Komite I DPD RI, Menteri Johnny didampingi Sekretaris Jenderal Mira Tayyiba, Inspektur Jenderal Doddy Setiadi, Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Ismail, Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Anang Latif, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Hary Budiarto, dan Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi.
Anggota DPD RI yang hadir secara fisik antara lain Muhammad Nuh, Lily Amelia, Jialyka, Richard Hamonangan, Eni Sumarni dan Abdul Rachman Thaha. Sedangkan hadir secara virtual Otopianus Tebai, Ahmad Sukisman Azmy, Habib Ali Alwi, Teras Narang, Hilmy Muhammad, Alirman Sori, Hudarni Rani, Almalik Pababari, Jimly Assiddiqie dan Abubakar Bachmid. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)