WAMENA, ODIYAIWUU.com — Banjir bandang, Sabtu (26/4) menerjang Wamena dan sejumlah titik menyusul curah hujan yang sangat tinggi di wilayah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan beberapa hari belakangan.
Akibatnya, rumah warga di Wamena, terutama di sekitar bantaran sungai Balim dan dataran rendah lainnya serta perkantoran pemerintah, gedung-gedung gereja dan Masjid, sekolah hingga kebun warga terendam banjir yang disebut-sebut paling besar dalam sejarah.
“Banjir bandang hari ini sangat besar, tidak seperti biasanya. Pemukiman warga, perkantoran pemerintah, gedung-gedung gereja, sekolah hingga kebun, sawah, dan kolam ikan warga tenggelam diterjang banjir. Aktivitas warga lumpuh total,” ujar warga Wamena Theodorus Kossay kepada Odiyaiwuu.com dari Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan, Sabtu (26/4).
Menurut Theo, informasi sementara menyebutkan belasan distrik yang terendam banjir bandang pada Sabtu (26/4) antara lain Distrik Piramid, Asolofaima, Silokarno, Usilimo, Musatfak, Hubikosi, Kurulu, Eitawaya, Hubikiak, Pisugi, Siap Kasi, Wesaput, Walelagama, Maima, dan Asolokobal.
“Banjir tidak hanya melanda satu distrik tetapi belasan distrik. Itu informasi warga korban yang kami peroleh namun informasi resminya tentu akan disampaikan Pemerintah Kabupaten Jayawijaya dan pihak BPBD Jayawijaya. Banyak warga masyarakat mengungsi ke tempat-tempat yang lebih atau keluarga guna menghindari banjir karena curah hujan sangat tinggi beberapa hari terakhir,” kata Theo.
Theo mengharapkan agar warga masyarakat tetap waspada mengingat curah hujan belakangan sangat tinggi. Selain itu, untuk sementara warga masyarakat bisa mengulurkan tangan membantu korban yang terdampak banjir di rumahnya masing-masing sebelum pemerintah dan pihak-pihak lain turun tangan membantu warga korban.
“Sebagai warga kami juga berharap agar pemerintah daerah melalui dinas dan instansi terkait segera menyiapkan data korban banjir di setiap kampung maupun distrik. Selain agar pihak medis segera membantu bila ada yang terluka atau bantuan darurat mengingat banjir kali ini sangat besar,” ujar Theo.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayawijaya menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan segera membentuk Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana menyusul banjir bandang menerjang kabupaten tersebut. Banjir melumpuhkan Jayawijaya menyusul curah hujan yang tinggi sejak Kamis (10/4) lalu.
Curah hujan yang ekstrim merendam rumah, perkebunan, dan infrastruktur di 22 distrik. Pemkab Jayawijaya menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan membentuk Satgas Penanggulangan Bencana.
“Penetapan status tanggap darurat ini bertujuan menyelamatkan warga dan sekaligus mengambil langkah respons cepat. Kami meminta para kepala distrik dan kepala kampung segera melaporkan kondisi terkini, sehingga bantuan dapat disalurkan tepat sasaran,” ujar Bupati Jayawijaya Athenius Murib, SH, MH di Wamena, kota Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Sabtu (26/4).
Menurut Murip, banjir dahsyat menimbulkan pula longsor di beberapa titik, akses jalan terputus, dan tanaman warga terendam. Pihak Pemkab Jayawijaya dan BPBD Jayawijaya memanfaatkan teknologi seperti WhatsApp untuk mempercepat pengumpulan data korban terdampak banjir.
“Saat ini kami sedang melakukan pendataan karena medan yang sulit. Beberapa lokasi bahkan hanya bisa dijangkau dengan speedboat. Kami terus bekerja untuk memastikan seluruh wilayah terdampak mendapatkan bantuan,” kata Murip, putra asli Papua dan mantan Komandan Kodim Jayawijaya. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)