PANIAI, ODIYAIWUU.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPR) Papua John Gobai meminta Pemerintah Kabupaten Paniai dan semua pihak untuk memberdayakan potensi perempuan Papua melalui wadah Sanggar Kegiatan Bersama (SKB) atau Pusat Pelatihan dan Pembinaan Wanita Gereja Kristen Indonesia (P3W-GKI) Papua.
“Kalau kita berdayakan dan kembangkan potensi perempuan, kita juga sedang mengembangkan dan memajukan bangsa dan negara. Perempuan itu sumber kehadiran manusia sebuah bangsa,” ujar anggota DPRP John Gobai kepada Odiyaiwuu.com saat melakukan kunjungan kerja dan reses di Paniai, Papua, Kamis (1/7) lalu.
Wakil rakyat ini juga meminta Dinas Sosial maupun Pemberdayaan Perempuan Papua memperhatikan serius hal ini agar perempuan dengan potensi yang dimiliki dapat dikembangkan menjadi salah satu sumber kemajuan daerah dan bangsa.
Di tingkat nasional, pihaknya juga meminta perhatian Kementerian Peberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia serta Kementerian Sosial untuk memperhatikan kaum perempuan di daerah, seperti Papua. Perhatian ini ini dapat dilakukan melalui komitmen anggaran serta pendidikan dan pelatihan (diklat) agar potensi perempaun terangkat dan kelak berguna bagi kemajuan daerah.
“Perempuan Papua juga punya potensi luar biasa. Tinggal dibutuhkan perhatian pemerintah melalui kementerian terkait, termasuk dinas dan instansi di tingkat daerah,” kata John Gobai.
John menegaska, pemerintah daerah mestinya memikirkan mengembalikan fungsi SKB dan P3W-GKI di wilayah-wilayah terpencil seperti Paniai, Kokonao, Agats, Serui, Biak, dan lain-lain untuk memberdayakan perempuan. SKB dan P3W-GKI perlu diberdayakan berkesinambungan sebagai tempat pembinaan dan penguatan perempuan melalui diklat dengan materi yang relevan sesuai perkembangan jaman.
Bentuk pendidikan dan pelatihan bagi para perempuan Papua, kata John Gobai, dapat meminta para biarawati Katolik atau isteri pendera. Mereka,para suster biarawati atau ister pendeta, sudah berpengalaman dalam upaya memberdayakan potensi perempuan Papua.
“Pengalaman para suster biarawati Katolik atau isteri pendeta bisa diadopsi. Setahu saya, hasil pendidikan dan pelatihan yakni banyak potensi perempuan tetap eksis hingga saat ini,” katanya. (Riky Hayon, Ansel/Odiyaiwuu.com)