BANGIL, ODIYAIWUU.com — Mantan Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP, MH, Selasa (26/12) pukul 11.00 WIB meninggal di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta.
Berpulangnya Enembe, orang nomor satu Papua, tak hanya membuat isterinya Ny Yulce Wonda Enembe dan tiga buah hati: Astract Bona TM Enembe, Eldorado Gamael Enumbi, dan Dario Alvin Nells Isak Enembe, dan keluarga besar berduka bahkan terpukul hatinya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua serta masyarakat dan berbagai elemen seperti mahasiswa asal Papua juga merasa sedih karena kehilangan sosok pemimpin besar dan anak koteka bumi Cenderawasih. Doa dan ungkapan duka berseliweran dari berbagai daerah mengenang Enembe, anak koteka yang sangat dihormati dan dikasihi rakyatnya.
Kurang lebih 300 pelajar dan mahasiswa Papua asal Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua Pegunungan yang terhimpun dalam Ikatan Keluarga Besar Pelajar dan Mahasiswa Pengunungan Tolikara (IKB PMPT) wilayah Jawa-Bali, menangis haru mengenang Enembe saat merayakan Natal Bersama dan menggelar Musyawarah Besar (Mubes) IKB PMPT yang berlangsung mulai Kamis-Senin (28/12-1/1) di Villa Bukit Doa Imanuel, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (28/12).
Informasi yang diperoleh menyebutkan, sejumlah pelajar dan mahasiswa serta undangan memberi penghormatan istimewa dan khusus kepada mendiang Lukas Enembe sebelum berlangsung Ibadat Natal dan Mubes.
Air mata ratusan pelajar dan mahasiswa berguguran mengenang Lukas Enembe, mantan Gubernur Papua kelahiran tanah Injil Tolikara, dan simbol kebangkitan putera-puteri Papua dari wilayah pegunungan.
Enembe adalah tokoh adat dan simbol kultural masyarakat dari kampung yang merenda karir mulai dari pemerintahan di tingkat kabupaten sebelum akhirnya menanjak meraih kursi gubernur dua periode.
“Momen perayaan Natal kali ini diwarnai dengan rasa sedih disertai air mata. Berpulangnya Paitua Lukas Enembe bukan hanya melahirkan kesedihan bagi keluarga maupun kerabat tetapi seluruh rakyat Papua. Beliau pemerintahan, sosok moderat dan pluralis yang sangat jujur, polos, dan karismatik,” ujar seorang mahasiswa saat berlangsung acara Natal Bersama dan Mubes.
Para pelajar dan mahasiswa melantunkan syair lagu, air mata negeri ini gantikan suka cita abadi selamanya dalam rasa sedih tak tertahankan. Seorang mahasiswi setia memegang foto mendiang Lukas Enembe saat berlangsung penghormatan kepada tokoh Papua yang pernah menjabat Wakil Bupati hingga Bupati Puncak sebelum akhirnya terpilih menjadi gubernur.
Pendeta Andreas Pagawak, S.Th mengenang Lukas Enembe sebagai mantan bupati dan gubernur sekaligus pemimpin besar yang menciptakan sejarah peradaban bagi masyarakat Papua. Enembe mematahkan mitos bahwa generasi muda Papua Pegunungan belum mampu bahkan primitif.
Dia memimpin Papua selama dua periode dari anak gunung, anak honai, anak koteka yang mampu mematahkan paradigma orang-orang di luar dari Papua Pengunungan menempatkan kami belum bisa, belum mampu dan primitif.
“Bapak Lukas Enembe meninggal memenuhi panggilan Tuhan, penguasa langit dan bumi. Namun, dalam do akita percaya akan muncul lebih banyak ‘Lukas Enembe’ baru di kemudian hari untuk melanjutkan tugas yang diwariskan Bapak Lukas,” ujar Andreas Pagawak.
Usman Weya, salah seorang senior IKB PMPT wilayah Jawa dan Bali mengaku Natal tahun ini sungguh berbeda di tanah Papua. Kemeriahan Natal digantikan dengan rasa sedih mendalam berpulangnya mantan Gubernur Lukas Enembe.
“Suasana Natal kali ini sangat beda jauh dengan peringatan Natal seperti tahun-tahun sebelumnya. Kami sungguh kehilangan tokoh besar, Bapa Lukas Enembe. Tanah Papua dan masyarakat bumi Cenderawasih berduka. Kami berdoa semoga almarhum enang bersama Tuhan, pemilik kehidupan. Semoga pula isteri dan anak-anak almarhum dikuatkan dan kami juga berdoa semoga tanah Papua aman dan damai,” ujar Usman Weya.
Lukas Enembe lahir di Tolikara, Papua, 27 Juli 1967. Enembe menjabat Gubernur Papua dua periode, 2013-2018 dan 2018-2023. Lukas, suami Ny Yulce W Enembe dikaruniai tiga anak, yaitu Astract Bona TM Enembe, Eldorado Gamael Enumbi, dan Dario Alvin Nells Isak Enembe. Sebelum menjabat Gubernur Papua, Enembe juga tercatat sebagai Bupati Puncak Jaya.
Enembe mengenyam pendidikan di SD YPPGI Mamit tahun 1983. Ia kemudian masuk SMPN 1 Jayapura dan lulus SMAN 3 Sentani tahun 1986. Lukas kemudian masuk Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Sam Ratulangi Manado dan lulus tahun 1995. Tahun 2001 Enembe belajar di The Christian Leadership & Secound Leanguestic, Cornerstone College, Australia.
Sepulang dari negeri Kanguru, ia mengawali karier sebagai calon pegawai negeri sipil (CPNS) hingga PNS di Kantor Sospol Kabupaten Merauke. Tahun 2001, ia terpilih menjadi Wakil Bupati Kabupaten Puncak Jaya, mendampingi Eliezer Renmaur. Kariernya menanjak setelah terpilih menjadi Bupati Puncak Jaya dalam usia 40 tahun.
Pada tahun 2013, Enembe maju menjadi calon Gubernur Papua berpasangan dengan Klemen Tinal dan rakyat memilih pasangan ini memimpin Papua periode 2013-2018. Pasangan ini kembali terpilih mempimpin Papua periode kedua setelah mendulang 1.939.539 suara atau 67,54 persen periode 2018-2023.
Enembe juga tercatat sebagai kader senior Demokrat Papua yang memimpin partai itu periode 2006-2011, 2012-2017, dan 2017-2022. Lalu pada periode 2022-2027, ia kembali terpilih pada periode keempat memimpin Partai Demokrat Provinsi Papua. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)