NABIRE, ODIYAIWUU.com – Sejumlah mahasiswa asal Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua mengeluhkan masih banyak dinas atau instansi di Intan Jaya yang masih beroperasi di Kabupaten Nabire. Mereka mendesak Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni dan Ketua DPRD Panius Wonda agar berkoordinasi sehingga aktivitas perkantoran Intan Jaya segera dipindahkan ke Sugapa, kota Kabupaten Intan Jaya.
Sebanyak empat kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Intan Jaya yang masih bertahan dan beroperasi di Kabupaten Nabire adalah kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (PMK), Dinas Peternakan dan Perikanan, Dinas Sosial, dan kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD). Desakan mahasiswa itu agar masyarakat Intan Jaya dapat memperoleh pelayanan pemerintahan dan pembangunan.
“Kami mahasiswa Intan Jaya kota studi Nabire mendesak Bupati Intan Jaya dan Ketua DPRD segera berkoordinasi agar kantor-kantor Pemerintah Kabupaten yang masih beroperasi ada di Nabire segera dikembalikan ke Sugapa,” kata Ketua Forum Komunitas Mahasiswa Kabupaten Intan Jaya Kota Studi Nabire Yulianus Janabani kepada Odiyaiwuu.com di Nabire, kota Kabupaten Nabire, Rabu (30/6).
Menurut Janabani, mahasiswa Universitas Satya Wiyata Mandala (Uswim) Nabire, sejak 2019 beberapa kantor dinas Pemkab Intah Jaya beralih ke Nabire menyusul konflik yang melanda wilayah itu. Konflik kekerasan ditimpa lagi dengan wabah Covid-19 tahun 2020 yang merebak sehingga sejumlah kantor pemerintahan dipindahkan ke sejumlah kabupaten tetangga, termasuk Nabire.
“Saat ini, Intan Jaya seolah sekadar nama kabupaten saja. Tak ada kantor dinas karena gedung-gedungnya pindah ke Nabire. Kami meminta Bupati Intan Jaya segera kembalikan ke Sugapa karena situasi di wilayah itu sudah mulai kondusif dan aktivitas masyarakat dan pemerintahan mulai pulih,” kata Janabani.
Data tahun 2010 menyebutkan, penduduk Intan Jaya berjumlah 87.613 jiwa atau 14.150 kepala keluarga. Mereka menyebar di enam distrik yaitu Sugapa 20.081 jiwa, Homeyo 18.408 jiwa, Wandai 9.521 jiwa, Mbiandoga 17.874 jiwa, Agisiga 13.617 jiwa, dan Hitadipa 8.112 jiwa.
Mayoritas penduduk Intan Jaya tinggal di Distrik Sugapa yaitu sebesar 22,92 persen dari total penduduk. Distrik Hitadipa memiliki penduduk terkecil yaitu 9,26 persen dari total penduduk Intan Jaya. Pertumbuhan dan pertambahan penduduk tidak mengalami perubahan signifikan setelah 2010.
Kenaikan jumlah penduduk cukup tinggi terjadi sejak 2012 hingga 2015 terjadi di Homeyo sebesar 14.738 orang dan Hitadipa sebesar 344 orang. Sementara itu, penurunan jumlah penduduk antara tahun 2012 hingga 2015 terjadi di sejumlah distrik seperti Wandai sebesar 801 orang dan Mbiandoga, 2.763 orang. Sedangkan penurunan jumlah penduduk antara 2012 hingga 2015 terjadi di Distrik Sugapa sebesar 851 orang dan Agisiga sebesar 1.126 orang menyusul pemekaran distrik tahun 2013.
Abia Bujau, mahasiswa asal Intan Jaya di Nabire menegaskan, sejak konflik melanda Intan Jaya, sejumlah kantor dinas dan instansi di wilayah itu tak beroperasi. Aktivitas pembangunan dan pelayanan lumpuh sehingga sejumlah perkantoran pemerintah dipindahkan ke Nabire. “Situasi keamanan dan ketertiban di Intan Jaya tidak kondusif sehingga pemerintah daerah memindahkan beberapa kantor ke Nabire,” ungkap Bujau.
Pian Bagubau, seorang mahasiswa asal Intan Jaya juga meminta Penjabat Bupati Nabire Anton Mote segera mencabut surat izin sejumlah kantor Pemkab Intan Jaya yang kini beroperasi di Nabire. Pihaknya mengancam akan mengambil langkah lebih tegas bila Pemkab Intan Jaya tidak segera memindahkan kantor-kantornya ke Sugapa. Pemkab diultimatum hingga Juli atau Agustus untuk memindahkan kantor-kantor itu dari Nabire ke Intan Jaya.
“Kami semua para pelajar dan mahasiswa di kota studi Nabire meminta agar aparat pemerintah baik dinas maupun badan segera kembali ke Sugapa untuk membangun kabupaten itu. Kasihan masyarakat karena selama ini pelayanan kepada mereka tersendat,” kata Bagubau. (Martinus Dumupa/Odiyaiwuu.com)