WAGHETE, ODIYAIWUU.com — Sekolah Tinggi Katolik (STK) Touye Paapaa, Jumat (2/5) menggelar acara pelepasan 29 mahasiswa yang akan melaksanakan praktek kuliah kerja nyata (KKN) tahun 2025 bertempat di Kampus STK Touye Paapaa, Damabagata, Distrik Tigi Timur, Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua Tengah.
Prosesi pelepasan yang diawali doa berlangsung semarak dan dihadiri para mahasiswa dan mahasiswi bertepatan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2025. Para mahasiswa dan mahasiswi tersebut akan menjalani KKN selama satu setengah bulan di Paroki Santa Perawan Maria Kemugepa-Widimei, Dekanat Tigi, Keuskupan Timika.
Penjabat Ketua Sekolah STK Touye Paapaa Martinus Doo, S.Ag, M.Pd, Gr dalam sambutannya saat melepas para mahasiswa mengatakan, KKN merupakan salah satu wujud pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat.
“Dalam kesempatan ini saya menyampaikan selamat kepada adik-adik mahasiswa melaksanakan praktek KKN di Paroki Santa Perawan Maria Kemugepa-Widimei,” ujar Martinus Doo melalui keterangan tertulis dari Waghete, kota Kabupaten Deiyai, Papua Tengah, Selasa (2/5).
Menurut Martinus, selama satu setengah bulan para mahasiswa akan menjalani praktek KKN, berbaur menjadi guru di tengah umat. Umat juga menjadi guru yang baik bagi para peserta. Karena itu, di paroki itu, peserta dan umat akan saling berguru ambil bagian dalam berbagai kegiatan rohani.
“Kalian semua juga akan merasakan kebiasaan warga, adat istiadat hingga suasana kehidupan keluarga di tengah masyarakat. Saya juga meminta agar menjaga nama baik masing-masing dan nama baik kampus STK Touye Paapaa. Setelah berakhir kegiatan akan kembali ke kampus dan membuat laporan mini hasil KKN,” kata Martinus.
Martinus menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada para dosen pengampu mata kuliah dan pendamping lapangan peserta KKN. Pengabdian kepada masyarakat sangat penting bagi para peserta menunjukkan kontribusinya langsung dan konkret sehingga bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.
“Melalui kegiatan KKN diharapkan ada umpan balik dari masyarakat ke perguruan tinggi. Tujuannya, menjadi masukan bagi kampus untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan pengabdian masyarakat selanjutnya,” kata Martinus.
Sedangkan wakil dosen pendamping lapangan Marius Goo, SS, M.Fil dalam kesempatan itu menyampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah yang telah memberikan materi, pembekalan, dan mempersiapkan para peserta sebelum terjun ke lokasi KKN.
“Adik-adik peserta KKN ini bukan hanya membawa nama baik diri sendiri tetapi juga lembaga selama melaksanakan kegiatan KKN. Saya meminta agar peserta menunaikan tugas dengan baik dan penuh tanggung jawab. Jaga nama baikmu masing-masing dan nama baik civitas akademika STK Touye Paapaa,” kata Marius Goo.
Mengingatkan kepada mahasiswa untuk tunjukkan keberadaan kampus, sambil melaksanakan setiap kegiatan (program) yang disusun oleh mahasiswa bersama panitia yang sudah terbentuk.
Marius juga mengatakan, KKN merupakan salah satu wujud implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. STK Touye Paapaa adalah lembaga pendidikan tinggi keagamaan sehingga peserta diharapkan menjaga nama baik lembaga.
“Saya berharap agar para peserta aktif menunaikan tugas dengan penuh tanggung jawab selama KKN sekaligus menunjukkan identitas sebagai guru calon guru agama dan katekis agar umat di lokasi KKN juga memperoleh pengetahuan dan pengalaman akademik dalam kehidupan menggereja,” ujar Marius.
Dosen pengampu mata kuliah KKN Oktovianus Pekei, SS, M.Sc mengharapkan agar para peserta melaksanakan KKN dengan baik dan bertanggung jawab sesuai program yang telah disusun setelah mengidentifikasi kebutuhan di tempat KKN.
“Ada dua program yang akan kalian kerjakan selama di lapangan yaitu program prioritas atau inti dan program tambahan. Kalian bukan hanya akan mengajar atau melatih) umat, tetapi jangan lupa juga untuk belajar dari umat,” ujar Okto Pekei.
Okto juga meminta peserta menjaga kesehatan selama berada di lokasi KKN seperti makan dan minum secara teratur agar tubuh tetap sehat dan bugar. Selain itu, ia meminta peserta menjaga kekompakan, kerja sama, dan nama baik lembaga.
“Bila selama mengikuti praktek KKN ada kendala segera disampaikan kepada dosen pembimbing lapangan. Jaga selalu relasi dengan umat dan bekerja keras agar menjadi bekal saat kembali ke kampus. Tunjukkan bahwa kualitas lembaga kita sangat baik yang selalu melahirkan lulusan berkualitas, berintegritas, dan beriman,” kata Okto lebih lanjut.
Prosesi pelepasan peserta KKN berlangsung lancar dan diakhiri dengan doa bersama dan sesi foto. Para peserta kemudian bergegas menuju lokasi praktek KKN di Paroki Kemugepa-Widimei.
Paroki Santa Perawan Maria Kemugepa Widimei resmi menjadi paroki mandiri dan disahkan Administrator Keuskupan Timika Pastor Marthen Ekowaibi Kuayo, Pr dalam perayaan Ekaristi, Sabtu (14/9 2024). Peresmian dan pengesahan bertepatan dengan Pesta Salib Suci.
Di sela-sela Misa berlangsung Pastor Kuayo membacakan Surat Keputusan Pengesahan Kuasi Paroki menjadi paroki definitif Dekan Dekanat Tigi Pastor Damianus Yawinawiyai Adii, Pr di hadapan umat, tamu, dan undangan. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)