KARUBAGA, ODIYAIWUU.com — Koordinator Anak dan Remaja (KAR) Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) Wilayah Toli menggelar penataran Guru-guru Sekolah Minggu. Kegiatan bertema Selamatkan Generasi Toli berlangsung di gedung Gereja GIDI Ebenahezer, Karubaga, kota Kabupaten Tolikara, Papua Pegunungan, Kamis, (27/7).
Penataran para guru Sekolah Minggu tingkat GIDI Wilayah Toli dibuka Ketua GIDI Klasis Konda Pendeta Agus Kogoya. Penataran berlangsung selama tiga hari, Kamis-Minggu (27-30/7) diikuti masing-masing satu guru Sekolah Minggu yang tersebar di 28 klasis dan 300 lebih Jemaat Lokal GIDI di kabupaten Tolikara. Penataran akan ditutup dengan ibadah gabungan pada Minggu, (30/7) di Jemaat GIDI Ebenhazer Karubaga.
Pendeta Agus Kogoya dalam sambutan mengatakan, ia sangat mendukung dan apresiasi inisiatif Koordinator Anak dan Remaja GIDI Wilayah Toli yang telah merencanakan kegiatan sangat baik ini.
“Kegiatan sangat bermanfaat bagi guru-guru sekolah Minggu GIDI Wilayah Toli membawahi 28 Jemaat Lokal, maju mundurnya Generasi Toli ada pada Guru Sekolah,” ujar Agus Kogoya di Karubaga, Kamis, (27/7).
Menurutnya, jika orangtua dan guru sekolah Minggu tidak mendidik anak takut akan Tuhan, masa depan anak-anak akan hancur. Karena itu, guru sekolah Minggu perlu membina dan mendidik anak-anak yang selalu takut akan Tuhan. Upaya guru melalui kegiatan sekolah Minggu bagi anak-anak usia dini bertujuan positif guna mencegah mereka tidak terbawa arus jaman.
Pendeta Agus menambahkan, kegiatan tersebut seharusnya dihadiri juga pimpinan Gereja GIDI di semua tingkatan di wilayah Toli guna mendukung dan menyukseskan kegiatan tersebut. Namun, oleh karena kesibukan dan lain hal maka kebanyakan para pimpinan GIDI tidak terlibat dan hadir bersama
“Melalui kegiatan penataran guru-guru sekolah Minggu strategi baru untuk memenangkan jiwa-jiwa baru untuk Tuhan,” kata Agus Kogoya.
Koordinator Anak dan Remaja GIDI Wilayah Toli Ev Lupenus Kogoya, S.Th mengatakan, KAR GIDI Toli sebagai organisasi Gerejawi terus membenahi diri dalam penataran guru-guru sekolah Minggu dalam meningkatkan sumber daya guna mempertajam kualitas agar dapat mengajarkan generasi muda yang takut akan Tuhan.
“Sebagai salah satu kegiatan positif, sekolah Minggu sudah lama agendakan. Namun, tertuda lama karena terpaan virus korona atau covid-19 yang melanda seluruh dunia. Karena itu, kegiatan tersebut baru diselenggarakan sekarang,” kata Lupenus.
Menurut Lupenus, melalui kegiatan penataran guru sekolah Minggu diharapkan membawa manfaat bagi para guru di beberapa klasis yang hadir dalam kegiatan penataran tersebut. Usai menerima materi mereka dapat menerapkan materinya kepada adik-adik sekolah Minggu di gereja tempat mereka mengabdi.
“Generasi ke depan perlu diselamatkan melalui kegiatan positif begini. Kami harapkan agar egiatan serupa tidak hanya di tingkat wilayah namun tingkat klasis juga bisa lakukan sehingga ke depan generasi muda lebih mendekatkan diri kepada Tuhan,“ kata Lupenus.
Selain itu, ia mengharapkan guru-guru sekolah Minggu yang menerima materi selama penataran bisa menunaikan tugas dan tanggungjawab mereka dengan baik. Dengan demikian, mereka menjadi generasi yang sungguh terpanggil melayani sesama dengan talenta yang dikarunia Tuhan. (Nay Yigibalom)