DILI, ODIYAIWUU.com — Aktivis pro kemerdekaan Papua Barat (West Papua) dan pro-Palestina, Nelson Barros Pereira Xavier, Selasa (10/9) ditangkap aparat keamanan di Catedral da Imaculada Conceição, Dili, Timor Leste.
Nelson Barros Pereira Xavier, seorang aktivis penyandang disabilitas, digelandang aparat keamanan setelah menyatakan solidaritas terhadap Papua Barat dan Palestina.
Koordinator Asosiasi Organisasi Penyandang Disabilitas (ADTL) Cesario da Silva yang hadir bersama Nelson saat penangkapan mengatakan, tindakan aparat keamanan Timor Leste menangkap Pereira Xavier merupakan pelanggaran terhadap kebebasan berekspresi.
“Dalam situasi ini, sebagai penyandang disabilitas kita juga mempunyai kebebasan untuk berekspresi dengan cara kita masing-masing,” ujar Cesario mengutip laporan jurnalis Ato Lekinawa da Costa dari neonmetin.info di Dili, kota negara Republik Demokratik Timor Leste, Selasa (10/9).
Cesario menambahkan, pernyataan solidaritas yang dilakukan Nelson bukan sebuah penghinaan kepada siapa pun melainkan ekspresi solidaritas terhadap Papua dan Palestina. Ekspresi Nelson, lanjut Cesario, tidak akan berdampak pada keamanan negara atau acara kunjungan apostolik Sri Paus di negeri lorosae (matahari terbit).
Cesario menceritakan, Nelson saat ditangkap Nelson bersama tim ADTL berangkat menyambut Paus Fransiskus di Katedral. Sambil menunggu, Nelson ingin mengutarakan pemikirannya dan menuliskan ‘Papua Barat Merdeka’ dan ‘Bebaskan Palestina’ di bendera yang dipegangnya. Satu bendera Timor Leste dan satu bendera Vatikan.
Polisi intelijen kemudian menyita bendera tersebut. Awalnya, ujar Cesario, tindakan polisi hanya menyita bendera. Namun, setelah Sri Paus meninggalkan Katedral, tim besar dari pasukan keamanan datang membawa Nelson untuk diinterogasi.
“Saya menemaninya ke jalan dan polisi memberi tahu kami bahwa mereka akan membawanya ke kantor polisi. Namun, saya tidak diberitahu lokasi pasti di mana mereka membawanya karena mereka meminta saya untuk tetap tinggal. Saya akan terus mencari informasi lebih lanjut,” kata Cesario.
Nelson akhirnya dibebaskan setelah beberapa jam diinterogasi oleh Unit Investigasi Polisi Timor Leste. “Polisi menyelidiki saya. Mereka memberitahu saya bahwa kasus ini akan diteruskan ke kantor kejaksaan. Saya mungkin akan dipanggil untuk menanggapinya nanti,” kata Nelson.
Dalam kunjungan Paus Fransiskus di Timor Leste, negara kecil di ujung timur Timor, penangkapan Nelson merupakan kejadian yang kedua terhadap seorang aktivis yang semata-mata karena menunjukkan solidaritas terhadap penderitaan negara lain.
Minggu lalu, Nelson Roldão, aktivis hak asasi manusia (HAM) Timor Leste yang mendukung gerakan pro-Papua Barat ditangkap di Bandara Internasional Nicolau Lobato di Dili saat menemani seorang aktivis Papua Barat dalam perjalanan kembali ke negara asalnya.
Penangkapannya memicu protes. Namun, Roldão kemudian dibebaskan pada sore harinya oleh Unit Investigasi Kepolisian Nasional Timor-Leste setelah sempat ditahan. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)