JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seluruh Jayapura, Papua menolak pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty atau KTT G20 yang akan berlangsung mulai Selasa-Rabu (15-16/11) di The Apurva Kempinski, Bali.
Pasalnya, Aliansi BEM se-Jayapura yang terdiri dari BEM Universitas Cendrawasih, BEM Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ), dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) Uncen menilai, KTT G20 akan berdampak terhadap eksitensi rakyat Papua.
“Kepentingan rakyat Papua untuk memperoleh hak demokrasi akan dihambat dengan pertemuan KTT G20 yang diadakan di Indonesia,” ujar Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Uncen Abniel Doo melalui keterangan tertulis yang diterima Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Papua, Minggu (13/11).
Group of Twenty merupakan forum kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia, terdiri dari 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa. G20 beranggotakan negara-negara besar di dunia, di mana di dalamnya terdapat 7 negara yang menguasai 64 persen kekayaan dunia. Hal tersebut, ujar aliansi, berkaitan dengan kepemilikan modal, investasi di seluruh dunia. Tujuh negara ini bersatu dengan tujuan memperluas wilayah kekuasaannya mengeksploitasi sumber daya alam dan manusia.
“Kepentingan pemekaran wilayah di Papua adalah kepentingan pembagian wilayah kekuasaan, penanaman modal, dan eksploitasi. Bisa dibayangkan negara Indonesia memiliki total utang pemerintah per Februari 2022 sebesar Rp 7.014,58 triliun. Kepentingan pemekaran dan otsus Papua juga tidak lepas dari kepentingan partai borjuis nasional untuk Pemilu, 2024,” kata Koordinator Lapangan Umum Gerson Pigai serta Wakil Korlap Alfa Isage dan Yalle Namun.
Menurut Aliansi, hal tersebut berkaitan satu sama lain dengan tujuan menjajah dan mengeksploitasi sumber daya alam dan manusia di Papua. KTT 20 akan menghasilkan berbagai kesepakatan kerjasama politik dan ekonomi demi meloloskan aneka kepentingan.
Aliansi juga mengeluarkan sejumlah imbauan kepada organisasi mahasiswa, ikatan kabupaten tujuh wilayah adat, dan berbagai elemen di seluruh wilayah tanah Papua dan Indonesia menuju aksi pada 16 November mendatang.
“Kami aliansi BEM se-Jayapura menyeruhkan kepada seluruh rakyat Papua di West Papua dan Indonesia untuk segera melibatkan diri dalam aksi guna menolak segala produk kebijakan kolonialisme untuk mempertahankan penjajahan di Papua,” kata Aliansi.
Aliansi juga mengimbau warga non Papua untuk dapat berpartisipasi dalam rencana aksi serentak di seluruh tanah Papua. Sekaligus mengimbau rakyat Papua untuk tidak terprovokasi dengan aksi tandingan yang bertujuan memecah belah kekuatan mahasiswa dan rakyat Papua.
“Kami mengimbau Dewan Gereja Papua, koalisi penegak hukum dan HAM di Papua untuk dapat mengadwoksi jalanya aksi pada 16 November. Kami juga mengimbau aparat mengawal jalanya aksi dengan tertib, aman, dan damai,” ujar Aliansi dalam salah satu butir seruan. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)