LARANTUKA, ODIYAIWUU.com — Ketua Umum Bhayangkari Juliati Sigit Prabowo, Rabu (13/11) meninjau posko pengungsian bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di kampung Lewoingu, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Juliati ditemani rombongan meninjau langsung posko pengungsian korban bencana alam tersebut. Ia juga meninjau beberapa titik yang dijadikan tempat warga untuk berlindung seperti tenda-tenda darurat yang disiapkan para pihak, stakeholder terkait.
Dalam kesempatan tersebut, Juliati berinteraksi dengan seluruh warga terdampak bencana alam erupsi Lewotobi Laki-laki. Mulai dari, ibu-ibu, relawan, petugas terkait hingga anak-anak.
Di setiap tempat, Juliati selalu menyempatkan untuk menghibur anak-anak korban, menyapa, dan berusaha menyenangkan mereka. Dalam satu momen, ia menghampiri anak-anak yang sedang asyik dengan mainannya. Anak-anak pun terlihat tersenyum ketika diajak interaksi.
“Kami memastikan telah tersedianya program trauma healing untuk anak-anak maupun orang tua warga korban erupsi,” ujar Juliati. Juliati juga mendata soal kekurangan yang dibutuhkan di lokasi pengungsian.
Menurut rencana, ia menyerahkan bantuan pada, Kamis (14/11). Bantuan yang akan diserahkan antara lain selimut, sarung, handuk, kaos dan celana dewasa, daster, pakaian dalam pria dan wanita, baju anak, popok, susu bubuk, tas dan alat sekolah hingga obat-obatan sebanyak 29 koli.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengungkap arahan Presiden Prabowo Subianto mengenai erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Prasetyo mengatakan, Prabowo menyoroti penanganan korban terdampak erupsi Gunung Lewotobi.
“Ya tentu yang paling pertama adalah penanganan ya. Penanganan terhadap masyarakat yang terdampak ya, baik yang meninggal dunia, kemudian masih ada kurang lebih lima orang yang sekarang sedang dirawat di rumah sakit,” ujar Prasetyo di kompleks DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Rabu (13/11).
Selain itu, Prasetyo mengatakan Prabowo menyoroti mengenai posko-posko di lapangan serta pengungsian. Prabowo juga meminta agar trauma healing kepada anak-anak serta kebutuhan obat-obatan diutamakan.
“Karena, seperti biasa, kalau di pengungsian sudah mulai beberapa hari, itu akan mulai muncul penyakit-penyakit yang itu menjadi concern beliau. Secara khusus beliau arahkan kepada Menteri Kesehatan untuk memperhatikan mengenai itu,” kata Prasetyo.
Menurutnya, Prabowo juga mengapresiasi kerja sama antara menteri Kabinet Merah Putih dan Kepala BNPB. Dalam rapat itu, ujar Prasetyo, para menteri memaparkan hal-hal yang telah dilakukan dan upaya-upaya lain yang akan dilakukan.
Gunung Lewotobi Laki-laki merupakan gunung berapi aktif dengan ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut yang kini masih menyandang status level IV atau awas.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, ada 2.735 keluarga atau 12.200 jiwa mengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Media ini sebelumnya memberitakan, Gunung Lewotobi Laki-laki, Senin (4/11) pukul 23:57 WITA meletus. Sepuluh orang, termasuk Pimpinan (Muder) Komunitas SSpS Hokeng Sr Nikolin Padjo, SSpS tewas, puluhan orang terluka, dan banyak bangunan terbakar.
“Gunung Lewotobi Laki-laki, Minggu (3/11) malam hingga pagi meletus disertai abu panas dan batu-batuan menimpa rumah biara, asrama, dan sekolah. Percikan api juga jatuh tepat di atas kamar muder Nikolin SSpS lalu terbakar. Muder kami akhirnya meninggal,” ujar Pimpinan Komunitas SSpS Balela, Larantuka Sr Helena Fewo, SSpS kepada Odiyaiwuu.com dari Larantuka, kota Kabupaten Flores Timur, NTT, Senin (4/10).
Sr Helena menambahkan, akibat letusan gunung itu biara dan asrama juga tertimpah abu panas dan batu-batu lalu terbakar. Para suster, karyawan, anak-anak sekolah, dan masyarakat sekitar langsung diungsikan ke Maumere, kota Kabupaten Sikka, Flores.
Sedangkan anggota Komunitas SSpS Balela Sr Yustina Jemamu, SSpS, juga mengaku, saat ini para korban diungsikan dari Hokeng ke Maumere. Salah satu korban meninggal adalah Sr Nikolin, SSpS. Para suster, karyawan, dan anak-anak SMP Santisima Hokeng diungsikan ke Maumere Minggu (3/11) hanya dengan pakaian di badan.
“Saya sampaikan berita duka ini untuk mengetuk hati bapa dan mama bersama kami membantu anak-anak kita yang saat ini sedang diungsikan ke Maumere. Barangkali ada satu atau dua batang sabun, baju satu dua lembar atau beras satu biji untuk bantu mereka,” ujar Sr Yustina Jemamu dalam rekaman suara, voice record yang diterima Odiyaiwuu.com dari Larantuka, Flores Timur, Senin (4/11).
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur Avi Halan dalam laporannya kepada Pusdalops BPBD Nusa Tenggara Timur melaporkan, aktivitas (erupsi) Gunung Api Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, berada di level 4 (awas).
Erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-laki terjadi pada Senin (4/11) pukul 23:57 WITA. Tinggi kolom erupsi tidak teramati. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 47.3 mm dan durasi 1450 detik pada pukul 19.00 WITA.
Di Kecamatan Wulanggitang desa-desa terdampak erupsi meliputi enam desa yaitu Desa Pululera, Nawokote, Hokeng Jaya, Klatanlo, Boru, dan Boru Kedang. Selain itu, Kecamatan Ile Bura meliputi empat desa yaitu Desa, Dulipali, Nobo, Nurabelen, dan Riang Rita. Kemudian, Kecamatan Titehena yaitu Desa Konga, Kobasoma, Bokang Wolomatang, dan Watowara
Jumlah korban jiwa terkena dampak erupsi kurang lebih 2.734 kepala keluarga (KK) atau 10.295 jiwa. Rinciannya, Wulanggitang sebanyak 2.527 KK atau 9.479 jiwa terdampak. Kemudian, Ile Bura sebanyak 207 KK atau 816 jiwa. Korban meninggal sebanyak 9 orang dengan rincian delapan orang dewasa (sementara pendataan) dan 1 orang anak kecil (sementara pendataan).
Saat ini, ujar Avi Halan terus dilakukan pencarian dan pertolongan terhadap korban. Sejumlah warga Desa Dulipali sedang menuju Desa Lewolaga. Pemerintah Desa Lewolaga sudah menyiapkan tempat sekolah sebagai lokasi pengungsian. Belum ada logistik maupun tim kesehatan berada di lokasi.
Pihak BPBD Flotim juga sudah mengumumkan agar masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki–laki dan pengunjung atau wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 7 km dari pusat erupsi.
Masyarakat juga dihimbau agar mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki diminta mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di Lewotobi Laki-laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi terutama daerah Dulipali, Padang Pasir, dan Nobo.
Masyarakat terdampak hujan abu juga dihimbau memakai masker atau penutup hidung dan mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan. Pemerintah daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Wulanggitang, Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi di Bandung. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)