JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Universitas Internasional Papua (UIP), Senin (8/12) pukul 10.18–13.40 WIT resmi melepas tujuh puluh (70) mahasiswa dan mahasiswi peserta kuliah kerja nyata (KKN) internasional perdana di lima kampung di Distrik Vanimo–Green River, Provinsi West Sepik, Papua Nugini (PNG).
KKN internasional perdana yang merupakan salah satu wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat menjadi tonggak bersejarah bagi UIP sekaligus memperkuat diplomasi pendidikan, hubungan sosial-budaya, dan kerja sama masyarakat perbatasan antara Republik Indonesia dan Papua Nugini.
Prosesi pelepasan dilaksanakan di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, dihadiri lebih dari 100 peserta dan tamu undangan.
Para mahasiswa yang diberangkatkan didampingi sebelas dosen dan staf. Mereka akan melaksanakan kegiatan KKN di lima kampung di Distrik Vanimo–Green River yaitu Kampung Wutung, Musu, Yako, Waromo, dan Vanimo (Lido).
Rektor Universitas Internasional Papua Dr Izak Morin, MA mengatakan, kegiatan KKN Internasional tersebut merupakan implementasi nota kesepahaman kerja sama atau Memorandum of Understanding (MoU) tahun 2023 antara Universitas Internasional Papua dan Dinas Pendidikan West Sepik, Papua Nugini.
MoU itu sejalan dengan komitmen kerja sama bilateral Pemerintah Indonesia dan Papua Nugini di bidang pendidikan dan pembangunan masyarakat perbatasan. Program itu, kata Morin, bukan sekadar kegiatan akademik tetapi bagian dari misi strategis UIP dalam membangun jejaring internasional berbasis kawasan Pasifik.
“Program KKN internasional perdana ini adalah langkah besar UIP dalam membangun peran perguruan tinggi sebagai jembatan persahabatan antarbangsa. Kami berterima kasih kepada Pemerintah Papua Nugini, Pemerintah Provinsi Papua, serta Pemerintah West Sepik yang telah membuka ruang kolaborasi ini,” ujar Morin melalui keterangan tertulis dari Jayapura, Papua, Selasa (9/12).
Acara pelepasan dihadiri sejumlah pejabat penting dari kedua negara, antara lain Gubernur West Sepik Mr Tony Wou-Wou, pendiri Universitas Internasional Papua Samuel Tabuni, M.Si, MAJEd, Staf Konsulat Republik Indonesia untuk Papua Nugini Paulus, Kepala PLBN Skouw Ni Luh Puspa, Sekretaris Badan Pengelola Perbatasan Provinsi Papua Nyoman, Asisten Setda West Sepik Mr Roland Taile, para kepala kampung tujuan Program KKN di wilayah Vanimo–Green River.
Mr Tony Wou-Wou dalam sambutannya mengatakan, kegiatan KKN tersebut merupakan kelanjutan dari kerja sama antar pemerintah yang telah disepakati sejak tahun 2022.
“Kegiatan ini memperkuat kerja sama Indonesia–Papua Nugini, khususnya dalam pengembangan sumber daya manusia generasi muda. Kami menyambut baik kehadiran mahasiswa UIP di wilayah kami,” ujar Mr Tony Wou-Wou.
Mr Tony juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas inisiatif dan kerja keras para pimpinan UIP maupun pimpinan Yayasan Maga Edukasi Papua dalam mempersiapkan program ini.
“Program seperti ini tidak hanya mempererat hubungan antarnegara, tetapi juga memberikan dampak nyata yang dapat dilihat dan dirasakan masyarakat di wilayah tempat para mahasiswa akan melaksanakan KKN. Selama ini kita telah membahas banyak program kerjasama bilateral dan kali ini UIP baru mewujudkan salah satu aspek penting bagi kedua negara,” katanya.
Mr Tony menegaskan, sebagai pemegang otoritas wilayah Provinsi West Sepik, pihaknya akan segera merealisasikan pengiriman putra-putri asal Provinsi West Sepik setiap tahun untuk melanjutkan pendidikan tinggi di UIP Jayapura.
“Langkah ini juga menjadi wujud tindak lanjut dari MoU yang sebelumnya sudah ditandatangani antara UIP melalui Yayasan Maga Edukasi Papua dengan Pemerintah Provinsi West Sepik dua tahun lalu,” ujar Mr Tony.
Rangkaian kegiatan pelepasan berlangsung khidmat dan diawali doa yang dipimpin Drs Pieter Upessy, MA dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya, laporan panitia oleh Wakil Rektor II UIP Dr Korinus N Waimbo, M.Sc serta sambutan-sambutan dari Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Papua Nugini.
Acara dirangkai dengan penyematan secara simbolis kartu peserta KKN Internasional UIP kepada perwakilan mahasiswa dan penyerahan mahasiswa oleh Rektor UIP kepada kepala kampung jmenjadi penanda dimulainya secara resmi kegiatan KKN dan diakhiri dengan sesi foto bersama.
Sebelum menuju Papua Nugini seluruh peserta melewati proses pemeriksaan dokumen keimigrasian berupa paspor dan visa single entry oleh petugas Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jayapura di PLBN Skouw serta pemeriksaan barang oleh petugas Bea dan Cukai.
Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Kantor Imigrasi Wutung, Papua Nugini pada pukul 13.30 WIT. Seluruh rangkaian kegiatan kemimigrasian dinyatakan selesai dalam keadaan aman, tertib, dan kondusif.
Sebagai bentuk komitmen perlindungan warga negara Indonesia di luar negeri, UIP turut berkoordinasi dengan Perwakilan Konsulat RI di Vanimo guna memastikan monitoring dan pengawasan keamanan mahasiswa selama kegiatan berlangsung.
Selama pelaksanaan KKN di Distrik Vanimo–Green River para mahasiswa direncanakan melaksanakan berbagai aktivitas. Pertama, kegiatan edukatif berupa literasi dasar dan numerasi bagi anak-anak kampung perbatasan,
Kedua, dukungan infrastruktur kampung berupa desain dan pemasangan plang kampung, Ketiga, pembelajaran budaya, kearifan lokal dan tatanan hidup masyarakat setempat.
Pendiri Universitas Internasional Papua Samuel Tabuni dalam sambutannya menekankan bahwa program ini merupakan bagian dari visi jangka panjang UIP untuk menjadikan Papua sebagai pusat perjumpaan intelektual dan kebudayaan di kawasan Pasifik.
“Ini adalah sejarah bagi UIP dan bagi kalian, para mahasiswa, Jadikanlah momentum ini sebagai ladang pembelajaran dan pengabdian terbaik,” ujar Samuel Tabuni, intelektual muda Papua kelahiran Kabupaten Nduga dan Master of Jews Education (Majed) lulusan Hebrew University of Jerusalem.
Menurut Samuel, UIP meyakini bahwa KKN internasional tersebut bukan sekadar memperluas pengalaman akademik mahasiswa, tetapi memperkuat peran Indonesia sebagai negara sahabat yang aktif membangun relasi kemanusiaan dan pendidikan di kawasan perbatasan.
“Sebagaimana kita ketahui bersama UIP adalah perguruan tinggi yang berorientasi pada pendidikan berwawasan global berbasis kearifan lokal Papua, dengan fokus pada pengembangan SDM, diplomasi pendidikan, dan kerja sama regional di kawasan Pasifik,” kata Samuel. (*)










