KENYAM, ODIYAIWUU.com — Presiden Prabowo Subianto beserta jajaran pemerintah pusat, baik pihak kementerian maupun lembaga dinilai minim simpati dan empati saat banjir disertai longsor di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.
Jumlah warga yang hilang menyusul Bencana banjir dan longsor menerjang Distrik Dal dan Distrik Mebarok, Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (1/11) sekitar pukul 17.00 WIT mencapai 23 orang.
Dari total korban dilaporkan hilang, sebanyak 15 orang berasal dari Distrik Dal dan delapan korban lainnya berasal dari Distrik Mebrok. Para korban tersebut hingga kini masih dalam proses pencarian.
Tokoh muda Papua Pegunungan asal Nduga Narik Yimin Tabuni mengatakan, insiden pilu tersebut tidak hanya dirasakan masyarakat tetapi juga Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nduga mengingat korban meninggal kebanyakan calon generasi muda masa depan tanah Papua sehingga butuh perhatian Presiden dan kementerian serta lembaga terkait.
“Presiden Prabowo Subianto beserta kementerian dan lembaga jangan lupa komitmen untuk membangun Nduga. Bencana banjir disertai longsor sudah merenggut 23 nyawa warga,” ujar Narik Tabuni dari Kenyam, kota Kabupaten Nduga, Papua Tengah, Selasa (11/11).
Menurut Narik, tokoh muda dan pendamping mahasiswa Papua Pegunungan asal Nduga, bencana banjir dan longsor di dua distrik itu merupakan kejadian luar biasa sehingga membutuhkan perhatian khusus dari negara. Namun hingga saat ini, ujar Narik, perhatian Presiden beserta kementerian dan lembaga sangat kurang bahkan nihil.
“Pemerintah Nduga secara resmi juga sudah menyampaikan bahwa daerah memerlukan dukungan Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan, Pemerintah Pusat beserta kementerian dan lembaga terkait, khususnya BNPB. Namun, dukungan kepada pemda, korban, dan keluarganya sangat minim,” kata Narik, mahasiswa Program Doktor Studi Pembangunan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Jawa Tengah.
Bencana banjir dan longsor terjadi Sabtu (1/11) sekitar pukul 17.00 WIT. Dua distrik masing-masing Distrik Dal dan Distrik Mebrok diterjang banjir yang berujung belasan warga terjebak dalam longsor.
Pelaksana Tugas Bupati Kabupaten Nduga Yoas Beon menyebut peristiwa kelam itu merupakan kejadian luar biasa pertama yang melanda wilayah itu. Selain korban jiwa, sejumlah fasilitas umum juga dilaporkan rusak parah, dan masyarakat terdampak mengalami kesulitan akses serta kebutuhan dasar.
Warga Nduga Joice Wandikbo mengatakan, ia sangat bersedih kehilangan kerabat yang masih hilang menyusul longsor dan banjir yang melanda kedua distrik tersebut. Ia tak pernah menyangka longsor dan banjir membawa petaka bagi para kerabatnya.
“Kami berterima kasih kepada Pemda Nduga di bawah kepemimpinan Pelaksana Tugas Bupati Nduga Bapak Yoas beserta jajarannya bersama Forkopimda dan masyarakat langsung bergerak mencari korban yang masih hilang. Semoga para korban korban segera ditemukan,” kata Joice Wandikbo. (*)










