DAERAH  

Pemuda Katolik Sampaikan Seruan Jelang Perayaan Natal dan Tahun Baru di Provinsi Papua Tengah

Ketua Pemuda Katolik Komisariat Daerah Papua Tengah Tino Mote, SIP. Foto: Istimewa

NABIRE, ODIYAIWUU.com — Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda) Papua Tengah menyampaikan sejumlah harapan sekaligus seruan kepada masyarakat dan jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Papua Tengah menyongsong perayaan Natal Tahun 2025 bagi umat Kristiani dan perayaan menjempat Tahun Baru 2026.

“Kami menyerukan kepada Masyarakat bahwa memasuki Masa Adventus atau Masa Penantian dalam tradisi umat Kristian agar masyarakat proaktif menjaga keamanan dan ketertiban agar Natal, perayaan keagamaan umat Kristiani berjalan aman, lancer, dan sukses,” ujar Ketua Pemuda Katolik Komda Papua Tengah Tino Mote, SIP di Nabire, kota Provinsi Papua Tengah, Minggu (30/11).

Tino juga meminta Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Papua Tengah Brigjen Pol Alfred Papare, SIK beserta jajarannya, terutama Kepolisian Resor (Polres) di wilayah Papua Tengah melakukan koordinasi dengan baik menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) tetap kondusif memasuki masa perayaan hingga puncak ibadah Natal dan jelang tahun baru.

“Kami Pemuda Katolik meminta Pak Kapolda Papua Tengah selalu berkoordinasi dengan semua Kapolres beserta jajarannya agar dalam menangangi potensi gangguan sosial melakukan pendekatan persuasif sehingga perayaan Natal tahun ini hingga memasuki tahun baru suasana Papua Tengah tetap aman dan damai,” kata Tino lebih lanjut.

Tino juga meminta agar Polda Papua dan Polres Mimika, Nabire, Dogiyai, Deiyai, Intan Jaya, Puncak, dan Puncak Jaya berkoordinasi dengan para kepala daerah di wilayahnya menertibkan dengan mengeluarkan surat edaran pelarangan penjualan minuman keras (miras) guna menghindari potensi gangguan kamtibnas selama masa Natal dan memasuki tahun baru.

“Kami juga meminta Pak Kapolda dan semua Polres di Papua Tengah berkoordinasi dengan para kepala daerah melarang peredaran dan penjualan miras hingga petasan yang mengganggu jalannya perayaan Natal dan tahun baru. Kami berharap seruan ini mendapat atensi Polda Papua dan jajaran Polres serta kepala daerah di wilayah ini,” ujar Tino.

Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sebelumnya juga menyampaikan Pesan Natal Bersama Tahun 2025 bertema Allah Hadir Untuk Menyelamatkan Keluarga” (Matius 1:21-24).

Pesan Natal 2025 ditandatangani Ketua Umum PGI Pendeta Jacklevyn F Manuputty dan Sekretaris Umum Pdt Darwin Darmawan serta Ketua Presidium KWI Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC dan Sekretaris Jenderal KWI Mgr Adrianus Sunarko OFM. Pesan Natal 2025 menekankan relevansi karya keselamatan Allah di tengah kehidupan keluarga, terutama dalam menghadapi berbagai krisis modern.

Di bagian awal PGI dan KWI mengajak untuk memaknai Natal serta menyoroti adanya krisis keluarga. Kelahiran Yesus Kristus, Sang Imanuel, dirayakan sebagai wujud kehadiran Allah di tengah umat manusia, termasuk di tengah keluarga.

Kisah pasangan Maria dan Yusuf, yang meskipun menghadapi tantangan (Yusuf sempat hendak menceraikan Maria secara diam-diam), menunjukkan ketaatan dan keterbukaan mereka sehingga menjadi saluran kasih dan keselamatan bagi dunia. Kisah tersebut dianggap sangat relevan untuk memaknai berbagai krisis yang kini dihadapi keluarga.

PGI dan KWI menyoroti sejumlah krisis yang sering menghancurkan keutuhan keluarga, di antaranya perpisahan dan perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, masalah ekonomi, judi daring dan pinjaman daring, narkoba, individualisme dan materialisme.

Menanggapi krisis tersebut, pesan Natal 2025 ini mengajak umat Kristen untuk menjadikan keluarga sebagai Gereja terkecil dan agen pemulihan, sebagai tempat di mana kehendak Allah didengarkan dan dilaksanakan.

Keluarga disebut sebagai “Gereja terkecil”, tempat kasih Kristus pertama-tama dihidupi. Umat didorong untuk mengalami kehadiran Tuhan dan memulihkan kembali relasi dengan Allah dan sesama, meneladani keluarga kudus di Nazareth.

Pemulihan ini diharapkan menjadikan keluarga Kristen sebagai perpanjangan kasih Allah yang menyelamatkan dunia. Selain krisis keluarga, Gereja Indonesia dan umat manusia saat ini juga menghadapi aneka persoalan terkait kebangsaan, kekerasan kemanusiaan, ekologi, pendidikan, dan budaya.

PGI-KWI menyebut bahwa akar dari berbagai masalah ini adalah kecenderungan manusia yang lebih mengikuti keinginannya sendiri daripada kehendak Tuhan. Oleh karena itu, keluarga-keluarga perlu dengan tekun mendengarkan dan mengutamakan Tuhan untuk mengalami karya keselamatan-Nya, memiliki daya tahan, dan menjadi berkat di tengah berbagai krisis.

Pesan Natal juga menekankan pentingnya pendampingan yang serius dan berkelanjutan bagi keluarga Kristen, mulai dari masa persiapan, saat pernikahan, hingga sepanjang perjalanan selanjutnya. Mereka juga mengucapkan selamat Hari Raya Natal 2025 dan Selamat Tahun Baru 2026. Harapannya, setiap anggota keluarga dapat merasakan bahwa Allah sungguh hadir, menyertai, memulihkan, dan menyelamatkan. (*)