JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Ketua Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda) Papua Melianus Asso mengatakan, ada berbagai pengalaman pahit yang kerap dialami masyarakat Papua saat memasuki momen Natal.
Pengalaman pahit itu berupa aksi penembakan, gelombang pengungsian hingga pelanggaran terhadap hak-hak masyarakat adat. Karena itu, pihaknya berharap peristiwa-peristiwa tersebut tidak lagi terulang.
“Kami mendesak Presiden Republik Indonesia menarik satuan pasukan gabungan TNI-Polri Operasi Damai Cartenz dari wilayah Papua Pegunungan dan Papua Tengah selama masa Adventus hingga tahun 2026,” ujar Melianus Asso melalui keterangan tertulis yang diterima dari Jayapura, Papua, Minggu (30/11).
Menurut Melianus, desakan tersebut merupakan salah satu butir rekomendasi Pemuda Katolik Komda Papua kepada Pemerintah Republik Indonesia dan masyarakat Papua.
Melianus mengatakan, memasuki 1 Desember yang dikenal sebagai awal bulan suci bagi umat Kristiani di seluruh dunia, pihaknya juga menyerukan kepada masyarakat sipil untuk tidak melakukan aksi kekerasan dan pembunuhan terhadap sesama yang lain.
“Pemuda Katolik Komda Papua juga secara khusus meminta TPNPB OPM dan TNI-Polri untuk menahan diri dan tidak melakukan operasi militer, aksi kekerasan maupun pembunuhan menjelang dan selama perayaan Natal,” kata Melianus lebih lanjut.
Melianus menegaskan pentingnya menjaga suasana damai, aman, dan tenteram agar umat Kristiani di Papua dapat melaksanakan ibadah Natal tanpa rasa takut.
“Papua adalah tanah damai. Kalimat ini tidak boleh hanya menjadi slogan, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata,” ujar Melianus.
Ia juga mengingatkan aparat keamanan agar tidak melakukan tindakan kekerasan di luar prosedur hukum selama masa perayaan Natal berlangsung. Kerja sama seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) sangat dibutuhkan untuk mencegah insiden yang dapat memicu trauma masyarakat.
“Kami menghimbau semua pihak, baik TPNPB OPM maupun TNI/Polri, untuk tidak melakukan pembunuhan atau tindakan kekerasan dalam bentuk apa pun,” kata Melianus.
Pihaknya juga menghimbau masyarakat Papua agar tidak melakukan kekerasan, pembunuhan maupun konflik internal seperti perang suku, demi menjaga ketertiban dan keharmonisan menjelang Natal,” ujarnya.
Melianus juga merekomendasikan kepada Presiden agar menarik aparat keamanan organik maupun non-organik dari seluruh tanah Papua guna mengurangi trauma masyarakat dan memberikan ruang bagi umat Kristiani merayakan Natal dengan damai.
“Kami meminta pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota mengeluarkan edaran pelarangan penjualan minuman keras di seluruh Papua untuk menciptakan situasi yang lebih kondusif,” kata Melianus.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat Papua menjaga keamanan, kedamaian, serta keharmonisan antarumat beragama. Selain itu, semua pihak diajak untuk bekerja bersama mewujudkan Papua sebagai tanah damai, terutama pada momentum suci perayaan Natal tahun ini. (*)










