NABIRE, ODIYAIWUU.com — Pengurus Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda) Provinsi Papua Tengah meminta Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Pol Drs Listyo Sigit Prabowo, M.Si mencopot Kapolda Papua Tengah serta Kapolres Nabire dan Kapolres Dogiyai dari jabatannya.
Permintaan tersebut beralasan menyusul terjadinya sejumlah aksi penembakan, aksi begal, dan pembacokan di wilayah hukum Polda Papua, terutama di wilayah Kepolisian Resor (Polres) Nabire dan Polres Dogiyai beberapa waktu belakangan.
“Pemuda Katolik Komda Papua Tengah meminta Kapolri mengganti Kapolda Papua Tengah serta Kapolres Nabire dan Kapolres Dogiyai. Banyak kasus kriminal terjadi di wilayah hukum Polda Papua Tengah, terutama di Polres Nabire dan Dogiyai yang terus meningkat,” ujar Ketua Komisariat Daerah Pemuda Katolik Provinsi Papua Tengah Tino Mote, SIP dan Sekretaris Natan Tebai dari Nabire, kota Provinsi Papua Tengah, Rabu (13/8).
Tino mencontohkan, kasus kriminal seperti insiden penembakan, pembacokan, dan begal yang menimpa pemuda di Dogiyai dan di Nabire terjadi belakangan hingga menelan korban. Komda Pemuda Katolik Papua Tengah meminta Kapolri melakukan evaluasi kepemimpinan Kapolda Papua Tengah Alfred Papare, Kapolres Nabire AKBP Samuel Dominggus Tatiratu, SIK, dan Kapolres Dogiyai Kompol Y Mince Mayor, SH
“Polisi belum memberikan jaminan keamanan dan mengungkap aktor-aktor yang masih bersembunyi di balik sejumlah kasus penembakan, begal, dan pembacokan yang terjadi belakangan di wilayah hukum Polda Papua Tengah,” kata Tino dan Natan.
Komda Pemuda Katolik Papua Tengah menilai, Provinsi Papua Tengah, terutama Nabire dan Dogiyai sudah menjadi daerah bertabur konflik sosial yang meresahkan aktivitas pembangunan dan tidak ada jaminan keamanan lagi bagi masyarakat.
“Kami dari Komda Pemuda Katolik Papua Tengah meminta agar Kapolda dan Kapolres yang baru segera memberikan jaminan keamanan sosial, mengungkap aktor intelektual di balik aksi penembakan serta aksi begal dan pembacokan yang berlangsung tanpa henti belakangan. Kemudian, segera memperkuat sistem keamanan wilayah. Pro Ecclesia Et Patria,” kata Tino Mote dan Natan Tebai. (*)