JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Para tim pemenangan atau tim sukses masing-masing pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Papua sebaiknya membeberkan visi, misi, dan program kandidat usungannya jelang pelaksanaan pemungutan suara ulang (PSU) Pilgub yang akan berlangsung Rabu (6/8) mendatang.
“Tim pemenangan sebaiknya melakukan sosialisasi dan menyebarluaskan visi, misi dan program masing-masing kandidat agar publik mengetahui dan memahami apa yang akan dikerjakan kandidat setelah terpilih,” ujar pengamat politik Papua Frans Maniagasi di Jakarta, Senin (7/7).
Selain itu, Maniagasi juga meminta tim menyodorkan visi, misi, dan program kandidat usungannya agar menjadi bahan diskusi di kalangan masyarakat, kelompok intelektual, akademisi bahkan aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan elemen lainnya.
“Dengan diskusi dan mengkritisi program, visi dan misi dari kandidat masyarakat atau semua elemen dapat mengetahui kandidat mana yang bila terpilih akan melaksanakan visi, misi, dan programnya sesuai kondisi masyarakat,” kata Maniagasi, analis politik lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Langkah mengkritisi dan memberikan masukan publik penting guna menghindari jebakan “membeli kucing dlm karung” dan menjadi ruang atau pertimbangan bagi masyarakat selaku pemilih cerdas menentukan pilihannya.
“Melalui sosialisasi dari visi, misi, dan program kandidat usungan, tim pemenangan kita juga memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat. Masyarakat juga dengan muda menentukan pilihan atas palson yang berkompetisi,” kata Maniagasi, kolumnis media lokal dan nasional.
Maniagasi juga mengingatkan, pelaksanaan PSU Pilgub Papua tinggal menghitung hari sehingga ia mengingatkan masing-masing tim sukses mesti mengubah cara atau gaya kampanye. Kampanye atas kandidat mesti dilakukan dengan cara yang mengedukasi publik.
“Masing-masing tim sukses tidak lagi terjebak dalam kampanye politik murahan semisal saling ejek-mengejek, bantah- membantah yang tidak cerdas, yang justru akan menimbulkan sentimen emosional. Menyodorkan kampanye yang kurang mendidik berpotensi mengganggu relasi persaudaraan yang sudah terawat baik,” kata Maniagasi. (*)
