Warga Negara Asing Jadi Korban Intimidasi Viral di Media Sosial di Tanah Papua - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan
DAERAH  

Warga Negara Asing Jadi Korban Intimidasi Viral di Media Sosial di Tanah Papua

Video viral seorang pelaku sedang mengintimidasi warga negara asing. Video itu diunggah akun Facebook, Arnold Belau, lalu viral di media sosial atau jagat maya di Papua, Rabu (9/7). Foto: screenshot video akun Facebook Arnold Belau.

Loading

NABIRE, ODIYAIWUU.com — Seorang warga negara asing korban intimidasi secara fisik beredar dan menjadi viral di jagat maya atau media sosial di tanah Papua, Rabu (9/7). Warga negara asing atau bule itu terlihat tanpa perlawanan diintimidasi seorang pria. 

“Orang yang mirip Ali Kabiay ini terlihat di video sedang melakukan intimidasi secara fisik kepada seorang bule. Belum tahu kejadiannya di mana dan kapan, juga tidak jelas penyebab. Hanya saja, karena video di bawah ini lewat di beranda sosial media jadi saya upload ulang,” ujar pemilik akun Facebook, Arnold Belau (Anno), yang mengunggah video itu, Rabu (9/7).

Dalam video tersebut, pelaku yang mirip Ali Kabiay, dengan suara tegas menyuruh bule ke luar dan mengingatkan korban tidak macam-macam. Pelaku juga menantang korban untuk berduel.

Ko (Anda) mau apa? Keluar… keluar sana. Ko jangan macam-macam. Baku pukul di sana,” ujar Ali Kabiay sambil memegang baju korban. “Ayo, pukul sama saya,” jawab bule itu tanpa perlawanan. 

Pemilik akun Facebook, Arnold Belau menulis, pelaku memangku banyak jabatan. Kurang lebih sepuluh jabatan. Itulah jabatan yang tertera dan mudah untuk di ketahui kalau profiling. 

“Belum lagi jabatan yang tidak tertulis di data yang ada. Luar biasa. Hahaha. Berikut ini jabatan-jabatannya,” kata akun Facebook, Arnold Belau lebih lanjut.

Arnold menjelaskan juga sejumlah jabatan Ali Kabiay seperti Direktur PT Glory Papua Kita, Direktur CV Frakha, Sekjen DPP Barisan Merah Putih RI, Ketua Cenderawasih Petani Mandiri, Ketua Aliansi Pemuda Papua, dan Anggota Badan Musyawarah Adat Provinsi Papua Tengah. 

Kemudian, Ketua DPW BAIN HAM RI, Ketua DPD Pemuda Mandala Trikora Provinsi Papua, Ketua Pemuda Adat Wilayah II Saireri Nabire, dan Kepala bidang pemuda dan Pendidikan FKPT/BNPT. 

Postingan akun Facebook Arnold Belau mendapat respon beragam netizen. Marthen Goo, misalnya, juga mengomentari kasus intimidasi yang menimpa bule tersebut. Mau apapun ceritanya, kata Marthen, kalau di negara maju dan di negara yang menghormati kebebasan atau demokrasi, pasti Pace Ali ditangkap dan diproses hukum.

“Mengintimidasi orang, melakukan kekerasan pada orang itu perbuatan pidana. Jadi, kalau di negara maju, polisi langsung datang dan tangkap. Polisi Indonesia dong bisa dan berani tangkap Ali dan proses hukum atau tidak? Atau mereka akan melindungi Ali…?,” kata Marthen.

Menurut Marthen, setiap masalah itu porsinya beda-beda. Video yang isinya kekerasan dan intimidasi ini mestinya Ali ditangkap dan diproses hukum.

Sedangkan pemilik akun Facebook, Ali Kabiay, yang diduga kuat merupakan pelaku juga merespon negatif video viral tersebut. Ali menilai, orang yang mengunggah atau memposting video tersebut tidak mengerti dan tidak paham dengan apa yang terjadi.

“Halo, teman-teman dan saudara semua yang berkomentar negatif dalam postingan ini. Yang pertama, saya ingin menjelaskan bahwa orang yang viralkan video ini atau memposting video ini tidak mengerti dan tidak paham dengan apa yang terjadi. Video ini hanya berdurasi 17 detik,” ujar Ali menomentari postingan akun Arnold Belau.

Menurut Ali, sebenarnya persoalan ini sudah kita mediasi di polisi tetapi warga negara asing yang di dalam video dan temannya, seorang warga negara Indonesia, tidak kooperatif. Pihaknya sudah melaporkan persoalan tersebut ke polisi namun oknum terlapor tidak pernah hadir buat mediasi. 

“Malah ada yang lari ke Jakarta. Orang bule yang di dalam video tersebut bersama kawan-kawannya telah menggelapkan dana investasi group kami atau dana dari teman kami berjumlah 22 miliar lebih. Kami mau datang bicara baik-baik malah WNA tersebut tidak kooperatif dan malah balik bicara dengan nada yang tinggi,” kata Ali.

Ali menambahkan, kalau bule itu merasa benar dan tidak menggelapkan uang, mengapa dia tidak menyuruh rekannya berinisial FS ke kantor polisi dan membawa data dan bukti yang valid. 

“Seharusnya kalau merasa tidak bersalah, kan bisa jelaskan di polisi. (Tapi) kenapa malah sembunyi dan menghindar,” ujar Ali lebih lanjut. (*)

Tinggalkan Komentar Anda :