WAMENA, ODIYAIWUU.com — Gubernur Dr John Tabo, SE, MBA menyampaikan apresiasi peran dan kontribusi masyarakat Batak dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) di wilayah Papua Pegunungan, khususnya di Jayawijaya.
“Kehadiran para guru, tenaga kesehatan, dan aparatur dari keluarga Batak sejak masa awal telah memberi dampak besar bagi kemajuan masyarakat pegunungan,” ujar Gubernur John Tabo dalam sambutannya saat acara Perayaan Natal Bersama Ikatan Keluarga Batak Jayawijaya (IKB-J) di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Sabtu (27/12).
Perayaan Natal yang meriah dan dalam suasana kekeluargaan mengusung tema Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga dengan subtema yang diambil dari Matius 1:21–24, serta ajakan menghadirkan kasih Kristus sebagai kekuatan pemulihan dalam kehidupan keluarga, khususnya bagi komunitas Batak di Jayawijaya.
Acara yang berlangsung khidmat dan penuh kebersamaan selain dihadiri Gubernur John Tabo dan istrinya Ny Anggieta Bestari Tabo juga dihadiri unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), tokoh agama dan tokoh masyarakat serta keluarga besar warga Batak Jayawijaya yang terhimpun dalam wadah IKB-J.
Gubernur John Tabo juga mengenang kontribusi para penginjil dan pendidik yang datang lebih dahulu ke tanah Batak dan Papua, yang menurutnya membawa doa dan berkat bagi tanah serta manusianya.
John menilai, hal tersebut menjadi fondasi kuat bagi lahirnya generasi pemimpin dan aparatur yang kini melayani di berbagai bidang, termasuk di tubuh pemerintahan.
“Orang-orang Batak telah menjadi bagian dari perjalanan kami di Papua Pegunungan, mendidik, membimbing, dan memberi teladan. Kekompakan, nilai kekeluargaan serta etos pelayanan yang ditunjukkan menjadi contoh yang baik bagi masyarakat pegunungan,” ujar John.
John menambahkan, seluruh warga yang lahir dan tinggal di Papua Pegunungan, tanpa membedakan latar belakang suku, memiliki hak yang sama. Nilai kebersamaan dan persaudaraan, menurutnya, sejalan dengan makna Natal bahwa Yesus Kristus hadir untuk mengasihi seluruh umat manusia.
Saat mengakhiri sambutannya, Gubernur John Tabo mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus bergandengan tangan dalam pelayanan dan pengabdian, baik sebagai tokoh agama, tenaga pendidik, tenaga kesehatan, aparatur pemerintah serta TNI maupun Polri demi kemajuan Papua Pegunungan.
Sementara itu Ketua IKB Jayawijaya Gotlif Sihombing menyampaikan rasa syukur atas penyertaan Tuhan sehingga perayaan Natal 2025 dapat dilaksanakan dengan baik.
Sihombing mengajak seluruh anggota IKB Jayawijaya untuk menjadikan Natal sebagai momentum memperkuat iman, kebersamaan serta komitmen dalam mendukung pembangunan daerah.
“Saya menyampaikan apresiasi atas kehadiran Bapak Gubernur Papua Pegunungan yang tetap meluangkan waktu untuk bersama keluarga besar IKB Jayawijaya di tengah agenda pemerintahan yang padat. Kehadiran Bapak Gubernur menjadi bentuk perhatian dan teladan kepemimpinan yang mengutamakan kebersamaan,” kata Sihombing.
Pihaknya berharap agar keluarga besar Batak di Jayawijaya terus berperan aktif dalam mendukung pembangunan, menjaga sikap, integritas serta menjadi teladan dalam kehidupan bermasyarakat.
“Nilai kasih, kedisiplinan, dan pelayanan, menurutnya, harus terus dijaga agar dapat diwariskan kepada generasi muda,” kata Sihombing lebih lanjut.
Penasehat Ikatan Keluarga Batak Jayawijaya B Panggabean dalam sambutannya juga menyampaikan rasa syukur karena keluarga besar Batak se-Komunitas Papua dapat kembali merayakan Natal bersama di Jayawijaya.
Panggabean mengapresiasi kehadiran Gubernur John Tabo yang memenuhi undangan panitia, meskipun kesibukan pemerintahan cukup padat.
“Perayaan Natal merupakan momentum untuk kembali mengingat makna kelahiran Yesus Kristus sebagai Juru Selamat umat manusia. Natal bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi menjadi pengingat untuk memperkuat persaudaraan, iman, dan komitmen hidup bersama dalam damai,” ujar Panggabean.
Perayaan Natal IKB Jayawijaya 2025 ditutup dengan doa bersama dan ucapan Selamat Natal serta Selamat Menyongsong Tahun Baru 2026, dengan harapan semangat kekeluargaan dan persaudaraan tetap terjaga di tengah keberagaman masyarakat Papua Pegunungan. (*)










