ROMA, ODIYAIWUU.com — Kantor Koordinator Komunikasi Generalat Serikat Sabda Allah atau Societas Verbi Divini (SVD), Kamis (11/12) waktu Roma, sukses menyelenggarakan webinar internasional bertajuk Jembatan Perdamaian: Komunikasi dan Dialog Antariman (Bridges of Peace: Communication and Interfaith Dialogue).
Koordinator Umum Komunikasi SVD Pastor Dr Kasmir Nema, SVD mengatakan, webinar dalam rangka memperingati 60 Tahun Nostra Aetate dihadiri 90 peserta dari berbagai benua, baik anggota SVD, SSpS serta mitra awam, mencerminkan komitmen kuat kongregasi terhadap karisma dialog profetis.
“Pertemuan strategis ini diselenggarakan dalam rangka menyongsong Peringatan 60 Tahun Nostra Aetate (1965–2025), sebuah deklarasi transformatif Konsili Vatikan II yang mendefinisikan ulang hubungan Gereja dengan agama-agama non-Kristen,” ujar Pastor Kasmir melalui keterangan tertulis dari Roma, Italia, Sabtu (13/12).
Menurut Pastor Kasmir, enam dekade berselang kemanusiaan masih dihadapkan pada konflik, prasangka, dan polarisasi yang kerap berakar pada misinformasi. Menanggapi realitas tersebut, webinar menegaskan bahwa komunikasi bukan sekadar alat teknis semata, namun “panggilan perjumpaan” (vocation of encounter).
“Forum ini meninjau kembali semangat Nostra Aetate dalam terang transformasi digital sekaligus menekankan urgensi menjadikan komunikasi sebagai jalan menuju kepercayaan, rekonsiliasi, dan perdamaian di tengah dunia yang terpecah,” kata Pastor Kasmir.
Acara webinar dibuka dengan doa yang dipimpin Koordinator Zona AFRAM Pastor Lawrence Muthee, SVD, dilanjutkan sambutan pembuka Pastor Kasmir dan pengantar dari moderator webinar Pastor Dominic Emmanuel, SVD.
Tiga pembicara terkemuka hadir untuk membedah tema ini dari berbagai perspektif, masing-masing Dikasteri untuk Komunikasi Sr Nina Benedikta Krapic, MZV dengan topik Komunikasi sebagai Jalan Perjumpaan.
“Komunikasi sebagai ‘pilar kekuasaan keempat’ dan mendesak para komunikator religius untuk menavigasi lanskap media hibrida dengan literasi artificial intelligence (AI) dan kompetensi naratif,” ujar Sr Benedikta Krapic.
Sr Benedikta Krapic juga menekankan, di era dominasi media sosial, storytelling (bercerita) harus digunakan untuk memulihkan martabat manusia dan menjembatani perpecahan.
Sedangkan Dikasteri untuk Dialog Antariman Pastor Bonaventura Mwenda, SVD memaparkan materi Perjumpaan Afro-Asia dan Cakrawala Baru. Pastor Bonaventura menyoroti pergeseran paradigma di mana Afrika dan Asia —yang dulunya dipandang sebagai pinggiran misi— kini menjadi pusat iman yang hidup.
“Teologi otentik harus berakar pada kepekaan budaya, sebagaimana Yesus sendiri lahir di Betlehem, yang melambangkan kehadiran Tuhan di tengah budaya yang sederhana,” kata Pastor Bonaventura merujuk Ecclesia in Africa dan Ecclesia in Asia.
Sementara itu, Dikasteri untuk Dialog Antariman Pastor Dr Markus Solo Kewuta, SVD menyajikan materi topik Dialog sebagai Misi dan Warisan SVD. Meninjau kembali Nostra Aetate, Pastor Markus menggambarkan dialog bukan sebagai perdebatan.
“Dialog sebagai pencarian kebenaran bersama yang berakar pada kebebasan. SVD berkomitmen sebagai ‘pembangun jembatan’ dan ‘pelintas batas’ melalui dialog profetis, sebuah panggilan yang diperbarui oleh Kapitel Jenderal ke-15,” kata Pastor Markus, imam asal Lewouran, Flores Timur, NTT.
Webinar diakhiri dengan sesi tanya jawab interaktif mengenai tantangan komunikasi digital dan dinamika kehidupan antarbudaya. Koordinator Zona ASPAC Pastor Anthony Swamy, SVD menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih.
Acara webinar menegaskan kembali misi SVD untuk memupuk harmoni, meninggalkan para peserta dengan komitmen baru untuk terhubung lintas budaya —melalui setiap percakapan. (*)










