Pemuda Baptis West Papua Temukan Proses Belajar Mandeg di Danime dan Taleme, Minta Dinas Pendidikan Bertindak

Tampak gedung Sekolah Dasar (SD) Inpres Danime, Distrik Gamelia, Lanny Jaya, Papua Pegunungan. Proses belajar mengajar di sejumlah sekolah dasar di Distrik Gamelia dan Karu,  belakangan tidak berjalan efektif dan hanya ada satu guru honorer yang mengajar satu hingga dua hari dalam seminggu. Foto: Istimewa

TIOM, ODIYAIWUU.com — Departemen Pemuda Baptis West Papua, Senin-Jumat (8–12/12) menggelar seminar dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-20 Pemuda Baptis West Papua sekaligus acara perayaan Natal 2025 di Gereja Baptis West Papua Wunume, Distrik Gamelia, Kabupaten Lanny Jaya, Papua Pegunungan.

Dalam seminar tersebut terungkap, berdasarkan laporan Pemuda Baptis Wets Papua Wilayah Danime, proses belajar mengajar di sejumlah sekolah dasar di Danime dan Taleme tidak berjalan efektif. Hanya ada satu guru honorer yang mengajar satu hingga dua hari dalam seminggu.

Ketua Departemen Pemuda Baptis West Papua Akia Wenda usai mengecek langsung kondisi di SD Negeri Danime, Distrik Gamelia, Senin (15/12) menyebut kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan.

“Kondisi ini (proses belajar mengajar di sejumlah sekolah dasar di Gamelia dan Karu tidak berjalan efektif) memperburuk masa depan generasi Danime dan Lanny Jaya bahkan Papua. Kami minta Dinas Pendidikan Lanny Jaya segera menertibkan guru-guru dan kepala sekolah agar aktif melaksanakan tugas,” ujar Akia di Tiom, kota Kabupaten Lanny Jaya, Papua Pegunungan, Senin (15/12).

Akia mengatakan, persoalan serupa juga terjadi di SD Inpres Taleme, Distrik Karu. Karena itu ia meminta kesadaran para guru agar memenuhi tugasnya mengajar guna mendidikn anak bangsa di Lanny Jaya.

“Guru harus sadar tentang arti penting tugas dan tanggung jawab mereka mendidik anak bangsa. Visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Lanny Jaya menempatkan pembangunan kampung sebagai prioritas, sehingga tenaga pendidikan dan kesehatan wajib berada di tempat tugas,” kata Akia.

Dalam seminar tersebut, ujar Akia, Departemen Pemuda Baptis West Papua juga mengusulkan agar potensi pemuda di setiap wilayah diberdayakan untuk membantu proses pendidikan.

“Ketua pemuda wilayah, sekretaris, dan koordinator bisa dilibatkan untuk mengajar anak-anak di sekolah masing-masing. Guru dari luar sering datang tetapi tidak menjalankan tugas secara efektif. Karena itu kami minta kerja sama agar pengawasan berjalan efektif demi kemajuan daerah di bidang pendidikan,” kata Akia.

Akia menegaskan, pihaknya akan terus mengkritisi dan memberikan solusi terkait penanganan pendidikan dasar di Lanny Jaya.

Ketua Pemuda Baptis West Papua Wilayah Danime Yiten Yikwa juga membenarkan kondisi tersebut. Yiten mengakui, di wilayah Danime, proses belajar mengajar tidak berjalan.

“Hanya ada satu guru honorer yang mengajar satu atau dua hari, lalu kembali ke Wamena, Jayawijaya. Sudah 3–4 tahun anak-anak kami tidak pernah ikut ujian akhir sekolah. Mereka benar-benar terlantar,” kata Yiten.

Gembala Bahtra Danime Wuramburu Yikwa mengatakan, meski jumlah rombongan belajar sedikit, murid-murid tetap harus mendapat pendidikan yang layak.

“Kami yang dekat kota saja mengalami pendidikan yang tidak aktif, apalagi sekolah-sekolah yang jauh dari kota atau akses jalan,” ujar Wuramburu Yikwa.

Dalam laporan Focus Group Discussion (FGD) terkait pendidikan dalam seminar tersebut, Departemen Pemuda Baptis West Papua berharap agar pada tahun 2026 seluruh sekolah di Lanny Jaya, mulai dari TK hingga SMA dapat berjalan normal, terutama sekolah-sekolah di pinggiran kota Tiom. (*)