DAERAH  

Asa Presiden Membuka Lahan Sawit di Papua, YLBHI Papua Tengah: Masyarakat Bisa Dibuat Sewot

Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Papua Tengah Yoseph Temorubun, SH. Foto: Istimewa

TIMIKA, ODIYAIWUU.com — Presiden Republik Indonesia H. Prabowo Subianto mengatakan, pihaknya berharap lahan di tanah Papua ditanami sawit (palm) agar menghasilkan bahan bakar minyak (BBM) dari sawit menuju swasembada energi.

Pihak Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Papua Tengah mengingatkan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka beserta jajaran kementerian dan lembaga (K/L) mengingatkan, rencana tersebut perlu dipertimbangkan serius. Masyarakat adat di tanah Papua juga perlu dimintai kesediaan dan persetujuannya terlebih dahulu terkait rencana tersebut.

“Rencana membuka lahan sawit untuk menghasilkan BBM perlu dipertimbangkan serius pemerintah. Pengalaman di berbagai wilayah di Indonesia selama ini, korporasi yang bergerak di sektor kelapa sawit leluasa menguasai lahan masyarakat adat,” ujar Direktur YLBH Papua Tengah Yoseph Temorubun, SH di Timika, kota Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Kamis (18/12).

Selain itu, ujar Temorubun, kepala sawit juga industri yang potensial memompa lanju kerusakan hutan (deforestasi) tanpa kendali. Degradasi lingkungan tak akan terhindarkan. Bila korporasi sawit diijinkan masuk Papua berpotensi membuat masyarakat adat warga sewot, marah

“Pemerintah perlu mendengar suara kegelisahan masyarakat adat, baik secara perorangan maupun komunal yang disampaikan secara terbuka. Berbagai pengalaman kehadiran investasi di tanah Papua seperti di Merauke dan di sejumlah wilayah lain di tanah Papua cukup memberi pelajaran berharga bahwa suara masyarakat adat kerap diabaikan. Negara tidak boleh tega menyakiti masyarakat adat atas nama pembangunan yang tak berpihak,” kata Temorubun.

Prabowo menaruh asa, harapan besar atas tanah Papua dengan kehadiran industri sawit dalam rangka swasembada energi dengan menghasilkan BBM dari sawit.

“Dan juga nanti kita berharap di daerah Papua pun harus ditanam kelapa sawit supaya bisa menghasilkan juga BBM dari kelapa sawit,” kata Presiden Prabowo saat memberi pengarahan dalam Rapat Percepatan Pembangunan Papua di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/12) lalu.

Prabowo dalam kesempatan tersebut juga ingin di Papua ditanam tebu hingga singkong agar bisa memproduksi etanol. Diharapkan dalam lima tahun ke depan, semua daerah, termasuk Papua, bisa swasembada energi dan swasembada pangan.

“Juga tebu menghasilkan etanol, singkong cassava juga untuk menghasilkan etanol sehingga kita rencanakan dalam 5 tahun semua daerah bisa berdiri di atas kakinya sendiri swasembada pangan dan swasembada energi,” ujar Prabowo.

Kepala negara ingin daerah-daerah di tanah Papua menikmati hasil dari energi yang diproduksi di bumi Cendrawasih.

Temorubun menjelaskan, rencana membuka lahan sawit di Papua juga berpotensi merusak hutan yang merupakan paru-paru dunia, menimbulkan pemanasan global (global warming), dan berujung kerusakan alam serta tempat-tempat sakral milik masyarakat.

“Bila lajur deforestasi dan kerusakan lingkungan hidup terjadi sudah dipastikan ancaman banjir dan longsor tak akan terhindarkan. Banjir dan longsor di Pulau Sumatera beberapa waktu lalu cukup memberi pelajaran penting bagaimana korporasi di bidang kehutanan dan perkebunan menerabas hutan masyarakat seenaknya yang sudah dijaga berpijak kearifan lokal turun-temurun,” kata Temorubun.

Saat ini, kata Temorubun, masyarakat Papua belum membutuhkan kehadiran korporasi kelapa sawit tetapi membutuhkan pendidikan, kesehatan dan infrastruktur memadai demi memajukan daerahnya. Kepala sawit bukan program yang urgen atas kesejahteraan masyarakat dan demi pembangunan di bumi Cenderawasih. (*)