Oleh Julia Jeckline Yaroseray
Puteri Pariwisata Indonesia Persahabatan 2023
PEMUNGUTAN Suara Ulang (PSU) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua tahun 2025 bukan sekadar pengulangan teknis dari proses demokrasi. Ini adalah momen penentu yang membuka kembali kesempatan bagi rakyat Papua untuk menata masa depan politiknya secara lebih adil, jujur, dan bermartabat. Dan di tengah gelombang harapan ini, Generasi Z (Gen Z) Papua memegang peran strategis yang tidak bisa dianggap remeh.
Ketika Gen Z menggunakan hak pilihnya dengan sadar dan cerdas, mereka tidak sedang memilih nama di kertas suara, melainkan sedang menentukan arah sejarah. Tanah Papua bukanlah ruang kosong; ia menyimpan jejak panjang luka, ketimpangan, dan ketidakadilan. Maka, memilih pemimpin bukan sekadar tentang siapa yang akan berkuasa, tetapi tentang siapa yang sanggup memulihkan harapan dan memimpin dengan hati yang berpihak pada rakyat.
PSU ini menjadi ujian sekaligus peluang emas bagi demokrasi Papua. Dalam suasana yang masih menyisakan ketegangan dan ketidakpercayaan, suara anak muda bisa menjadi kunci untuk mengubah arah. Gen Z, sebagai pemilih muda yang melek teknologi dan kritis terhadap informasi, harus mengambil sikap: menolak politik uang, menolak janji palsu, dan memilih berdasarkan integritas, visi, dan keberpihakan pada rakyat kecil.
Suara Gen Z adalah suara masa depan. Jika suara itu diam, maka kekuasaan akan terus dikuasai oleh mereka yang hanya mementingkan status quo. Namun jika suara itu bersuara, maka politik bisa menjadi alat perjuangan untuk pendidikan yang layak, layanan kesehatan yang merata, serta perlindungan terhadap hak-hak orang asli Papua. Oleh karena itu, PSU bukan semata pemilihan ulang, tetapi kesempatan untuk menentukan ulang jalan yang akan ditempuh oleh Tanah Papua.
Literasi politik menjadi kunci dalam proses ini. Gen Z Papua harus didorong untuk mengenali siapa calon-calon pemimpinnya. Bukan hanya dari baliho atau konten media sosial, tetapi dari rekam jejak, sikap terhadap isu-isu Papua, dan keberanian mereka dalam memperjuangkan keadilan sosial. Pemimpin sejati bukan mereka yang hanya bicara di panggung, tetapi mereka yang berjalan bersama rakyat hingga ke kampung-kampung terjauh.
Apatisme adalah musuh terbesar demokrasi. Jangan biarkan rasa tidak percaya membuat generasi muda menarik diri dari politik. Justru karena politik sering disalahgunakan, maka semakin penting bagi orang-orang muda yang jujur dan idealis untuk masuk dan memperbaikinya dari dalam. Politik yang bersih tidak akan pernah lahir dari ketidakpedulian.
Pemungutan Suara Ulang Pilgub Papua 2025 adalah panggilan sejarah. Saatnya Gen Z Papua menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar pewaris tanah ini, tetapi penjaga masa depannya. Dengan satu suara yang jujur, mereka bisa memutus rantai ketertinggalan dan membuka jalan menuju Papua yang lebih adil, damai, dan bermartabat.