WAMENA, ODIYAIWUU.com — Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat atau United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) menyampaikan ucapan duka kepada keluarga Glen Malcolm Conning.
Glen, pilot asal asal Selandia Baru, meninggal di Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Senin (5/8) sekitar pukul 10:00 WIT. Glen disebut pihak aparat TNI meninggal akibat dibunuh anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM).
“Kami menyampaikan turut berduka cita mendalam kepada keluarga yang ditinggalkannya. Atas dasar kemanusiaan kami mengutuk pembunuhan pilot Glen Malcolm Conning,” ujar Presiden Eksekutif ULMWP Menase Tabuni dan Sekretaris Eksekutif Markus Haluk melalui keterangan tertulis kepada Odiyaiwuu.com dari Wamena, Papua Pegunungan, Sabtu (10/8).
Tabuni dan Haluk mengatakan, konflik di West Papua terus terjadi dan telah banyak menelan korban jiwa pada banyak pihak, baik rakyat Papua, warga Indonesia maupun warga negara asing. Begitu pula konflik telah menelan korban para pemimpin politik Papua.
“Pada saat yang sama, korban juga telah berguguran di pihak TPN-OPM maupun TNI-Polri. Selama rakyat bangsa Papua belum adanya penyelesaian akar konflik politik di West Papua secara bermartabat, konflik akan terus terjadi di West Papua,” katanya.
Keduanya juga mengatakan, memasuki Agustus 2024 telah terjadi penembakan terhadap Glen Conning. Dalam pelaksanaan tugas harus mengutamakan moralitas, kualifikasi pendidikan, dan profesionalitas sesuai standar operasional prosedur militer yang berlaku.
Selain itu, memperhatikan nilai-nilai hak asasi manusia maupun prinsip-prinsip hukum humaniter internasional. keamanan, keselamatan serta kedamaian rakyat sipil adalah tugas dan tanggung jawab yang paling utama dari semua pihak.
“Peristiwa pembunuhan warga negara asing di West Papua sudah sering terjadi sejak lama. Hal itu tak lepas dari konflik politik pendudukan dan aneksasi wilayah West New Guinea oleh Indonesia sejak 1963 berdasarkan New York Agreement 15 Agustus 1962 antara Pemerintah Belanda dan Indonesia yang dimediasi PBB tanpa melibatkan bangsa West Papua sebagai subjek sengketa,” ujar Tabuni dan Haluk.
Keduanya juga mengkritik Presiden Joko Widodo sebagai kepala pemerintahan tidak memiliki hati nurani, inisiatif yang baik, dan tidak mempunyai peta jalan penyelesaian akar masalah konflik di West Papua hingga saat ini.
“Kami menghimbau pemerintah Selandia Baru, Australia, dan negara-negara lainnya agar memperhatikan dan membatasi warga negaranya untuk tidak bekerja atau melakukan aktivitas kerja di beberapa di wilayah konflik di West Papua. Kami juga menghimbau pihak TPNPB-OPM dan TNI-Polri agar mengutamakan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab,” katanya.
Menurut Tabuni dan Haluk, menyikapi penembakan terhadap Glen Conning pihaknya mendesak dibentuk tim investigasi independen untuk mengungkap kasus tersebut.
“Kami meminta masyarakat internasional agar mendukung perjuangan bangsa Papua untuk menentukan nasib sendiri. Kami juga mendesak Dewan HAM PBB mengutus tim investigasi hak asasi manusia ke wilayah West Papua,” ujar Tabuni dan Haluk. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)