JAKARTA, ODIYAIWUU.com — Pegiat hak asasi manusia (HAM) dan mantan komisioner Komisi Nasional (Komnas) HAM Republik Indonesia Natalius Pigai mengatakan, terkait hajatan Pemilihan Presiden (Pilpres) pada Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2024, dirinya tak percaya kepada Megawati Soekarnoputri dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Ketidakpercayaan Natalius Pigai, aktivis HAM dari Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua Tengah, kepada Megawati selaku Ketua Umum PDI Perjuangan, juga ditujukan kepada Kardinal, para Uskup, imam, suster maupun bruder.
“Untuk pilpres. Kardinal, uskup, romo, suster, dan bruder yang terhormat. Saya tidak percaya Megawati dan PDI Perjuangan. Empat putra Katolik terbaik di PDIP tidak pernah diusul Mega sehingga 10 tahun tidak jadi menteri,” ujar Natalius melalui cuitan yang diunggah di akun Twitter-nya @NataliusPigai2 dan dikutip Odiyaiwuu.com di Jakarta, Rabu (21/12).
Empat kader PDI Perjuangan yang dimaksud Natalius Pigai yaitu Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Ketua Komisi III DPR RI Ir Bambang Wuryanto, MBA alias Bambang Pacul, anggota DPR RI Aria Bima, dan anggota DPR RI Dapil NTT 1 Dr Andreas Hugo Parera. “Paham, ya,” kata Natalius lebih lanjut.
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri beraudiensi dengan Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Sedunia di Istana Apostolik atau Kepausan, Takhta Suci Vatikan, Senin (18/12) pukul 10.00 WIB. Dalam pertemuan tersebut, Sri Paus meminta kerukunan di Indonesia dipertahankan.
“Ketika saya bertemu dengan rombongan, memang beliau (Paus) meminta untuk supaya apa yang terjadi di Indonesia dalam kehidupan kerukunan beragama agar diteruskan,” ujar Megawati seusai pertemuan dengan Sri Paus Fransiskus.
Sementara itu, Ketua DPR Puan Maharani yang turut ikut dalam pertemuan itu mengatakan, bangsa Indonesia sangat menaruh perhatian serius dalam menjaga perdamaian dunia.
Puan menyebut Megawati juga menyampaikan bagaimana perubahan iklim, climate change sangat memengaruhi dunia terkait apa yang terjadi dengan situasi saat ini.
“Paus Fransiskus memberikan masukannya bahwa kita sebagai sesama manusia harus sama-sama menjaga perdamaian, kemudian toleransi beragama tetap dijaga dan bagaimana dunia sekarang dan masa depan itu dijaga perdamaiannya,” ujar Puan menirukan pesan Sri Paus.
Ahli Islam (Islamolog) yang juga Anggota Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama Takhta Suci Vatikan, Pastor Dr Markus Solo Kewuta, SVD mengatakan, dalam audiensi tersebut ia mendapat kesempatan menjadi penerjemah selama pertemuan Sri Paus dengan Megawati dan rombongan.
“Saya diminta oleh pihak Protokol Sekretaris Negara Vatikan untuk menjadi penerjemah antara Bapak Paus Fransiskus dan Ibu Megawati Soekarnoputri bersama rombongan selama audiensi berlangsung,” ujar Pastor Marco SVD kepada Odiyaiwuu.com dari Vatikan, Senin (18/12) pukul 19.45 WIB.
Menurut Pastor Marco, ahli Islam dan Arab lulusan Pontifical Institute for Arabic and Islamic Studies, Roma, Italia, dalam audiensi itu Megawati selain didampingi Puan, juga Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Bendahara Umum DPP PDIP Olly Dondokambey, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, Dubes RI untuk Maroko, Dubes RI untuk Tahta Suci Vatikan Michael Trias Kuncahyono.
“Pokok pembicaraan Bapa Paus dan Ibu Mega serta rombongan adalah bagaimana bekerjasama untuk melindungi alam ciptaan kita dari global warming dan dari pengrusakan-pengrusakan lingkungan secara masif,” kata Pastor Marco, imam yang mendalami studi Islamologi dan Arabistik di Dar Camboni, Kairo Mesir tahun 2002-2003. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)