Rektor Baru dan Tantangan Uncen - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan
OPINI  

Rektor Baru dan Tantangan Uncen

Frans Maniagasi, pengamat politik lokal Papua. Foto: Istimewa

Loading

Oleh Frans Maniagasi

Pengamat Politik Lokal Papua

HASIL pemilihan Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen) pada 7 September 2023 lalu di Gedung Rektorat Kampus Waena, Jayapura telah menghasilkan Dr Oscar Oswald Wambrauw meraih suara terbanyak (44), Dr Freddy Sokoi (10), dan Dr Mesak Ick (3). Dengan demikian Wambrauw diberikan kepercayaan untuk memimpin Uncen periode 2023-2027.

Universitas yang didirikan di masa Irian Barat (Papua) masih berada dalam otoritas Pemerintahan Sementara PBB atau United Nation Temporary Executive (Untea) di bekas gedung OSIBA (Sekolah Pamong Praja/Gedung Transistor) pada 10 November 1962 di Abepura dengan Rektor pertama Prof Dr Sugarda Poerbawakatja. Setahun sebelum resmi Papua menyatu dengan Negara Republik Indonesia (1 Mei 1963).

Di usianya yang enam puluh tahun perjalanan panjang dengan dinamikanya Uncen dihadapkan pada tantangan untuk rektor baru bagaimana dapat melaksanakan amanah untuk pengembangan perguruan tinggi ini ke depan.

Merespon perubahan Uncen mesti mempertajam tujuan pendirian awalnya sebagai institusi pendidikan tinggi pertama di Papua untuk memajukan dan mencerdaskan orang-orang Papua terpelajar lewat pembangunan kualitas manusia dan peta jalan kemajuan Papua di masa depan.

Pendidikan pada hakikatnya harus dipahami sebagai usaha meningkatkan kualitas kehidupan. Kata kuncinya mesti meningkatkan kapabilitas dan fungsinya dalam memecahkan problem rill masyarakatnya. Tumpuan prioritas utama adalah pendidikan dengan dukungan sistem politik dan ekonomi yang kondusif.

Fasilitas penopang

Uncen sebagai institusi pendidikan tinggi perlu ditopang oleh fasilitas infrastruktur fisik melalui penambahan fakultas dan program studi dan SDM tenaga pengajar, mahasiswa, lulusan yang berkualitas dan tenaga administrasi yang profesional melalui peningkatan kesejahteraan income dan perkapitanya. Uncen bisa meningkatkan kapabilitas manusia dengan keunggulan khas yang dimiliknya, ketrampilan, tata kelola dan karakter yang dapat menumbuhkan pribadi baik sekaligus warga negara yang baik.

Sejarah peradaban manusia kemakmuran suatu komunitas atau bangsa ditentukan oleh kemampuannya menghadirkan lembaga pendidikan yang memproduksi orang-orang yang berpendidikan baik yang dapat bekerja sama dengan penghormatan pada hukum, peraturan dan ketertiban masyarakat sehingga dapat melahirkan berbagai inovasi dan kreativitas yang melambungkan kesejahteraan.

Sistem ini dapat hadir dalam kondisi negara dan daerah yang sehat. Dalam konteks Uncen keberadaan kepemimpinan yang kuat dan kapabel dengan tata kelola universitas yang baik dan kehadiran civitas akademika yang baik pula serta masyarakat sipil yang bisa dikelola akan memiliki resiliensi dan responsi.

Sehingga Uncen akan lebih maju sekaligus beradaptasi dengan perubahan dan tantangan. Perubahan dan tantangan itu adalah menjadikan Uncen sebagai basis kapabilitas manusia dimana kebudayaan berada di jantung pendidikannya.

Seperti yang diingatkan oleh Bung Hatta kebudayaan dan proses pembudayaan melalui olah pikir, olah rasa, olah karsa dan olah raga yang dapat berfungsi optimal dalam lingkungan tata nilai, tata kelola, tata sejahtera yang baik. Dalam upaya itu Uncen menjadikan strategi kebudayaan untuk melakukan reorientasi pada keyakinan (mitos), pengetahuan (logos) dan etos (karakter kejiwaan).

Pada dimensi mitos Uncen selama enam puluh tahun telah membongkar pandangan dan pendapat bahwa orang Papua bodoh, terbelakang dan tertinggal. Terbukti dari banyaknya sarjana yang telah diproduksi (S1, S2, dan S3). Mitos baru yang dimunculkan dengan kepercayaan kualitas dan kapasitas manusia Papua sebagai ukuran kehormatan dan agen perubahaan.

Pada dimensi logos, pengukuhan kembali kekuatan ilmu sebagai ukuran kehormatan terasa penting. Ketika daya pikir menjadi modal pengetahuan dan pemahaman perlu ditingkatkan dengan memperbaiki sistem pembelajaran universitas secara kolektif.

Kemajuan kesejahteraan civitas akademika dan tenaga pendukung mesti dipandang sebagai hasil proses belajar kolektif. Untuk menopang kemajuan kesejahteraan dengan status Uncen sebagai Badan Layanan Umum (BLU) memiliki fleksibitas untuk mengelola organisasi terutama pengelolaan anggaran dan keuangannya.

Artinya Uncen dengan menyandang status BLU merupakan peluang untuk mengupayakan sumber pendapatan lain di luar pajak yang dapat digunakan menunjang kegiatan-kegiatan akademisnya.

Sumber pendapatan yang diperoleh secara otonom dari UKS dari mahasiswa dan program universitas yang didukung dan didanai dari pemerintah pusat melalui kementerian maupun lembaga terkait dalam rangka pembangunan infrastruktur dan perluasan sarana kampus maupun kontribusi wajib dari pemda setempat (provinsi dan kabupaten/kota) melalui jasa pendidikan.

Kerja sama

Selain itu, kerjasama dengan berbagai stakeholders merupakan ekstensifikasi pendapatan sebagai sumber untuk menggerakan roda universitas. Optimalisasi peran dan fungsi kerjasama antar Uncen dan lembaga lembaga lain merupakan upaya kolektivitas daya dan dana untuk kemajuan universitas ini.

Pada dimensi etos perlu adanya transformasi karakter menuju kemandirian untuk memperkuat etos kejuangan. Berdirinya Uncen enam puluh tahun yang lalu sebagai ekspresi membongkar mitos kebodohan dan keterbelakangan dengan ilmu dan etos kreaktif.

Etos kreatif yang bersendikan kepercayaan diri dan kesanggupan Uncen sebagai institusi pendidikan tinggi tertua di Papua memiliki kesanggupan dan keberanian mendekonstruksi bangunan lama demi konstruksi baru yang lebih baik.

Konstruksi baru yang sukses diletakan Uncen 22 tahun yang lalu dengan beberapa universitas lain di Papua baik negeri dan swasta serta para aktivis LSM dan pemerintah daerah telah mampu memberikan warna terhadap sistem ketatanegaraan Indonesia di Papua dengan menginisiasi dan memproduksi sebuah produk intelektual melalui draf UU Otonomi Khusus yang kemudian menjadi UU RI No 21 Tahun 2001. Otsus bukan saja sebagai kebijakan khas Papua tapi sukses mendinamisasi perubahan sistem pemerintahan Indonesia.

Artinya Otsus bukan saja win- win solution masalah Papua dalam kerangka NKRI tapi lebih jauh Uncen telah memaknai konstitusi negara (Pasal 18 B UUD 1945), bagaimana negara mengelola wilayah-wilayah yang memiliki kekhususan dan keistimewaan. Itulah trayek kebangkitan bangsa yang telah dipaterikan Uncen sebagai trayek baru kebangkitan Indonesia menuju masa depan.

Tinggalkan Komentar Anda :