Menggugah Makna Kebahagiaan Sejati - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan
banner 728x250

Menggugah Makna Kebahagiaan Sejati

  • Bagikan
Yohan Jawang. Foto: Istimewa

 548 Total Pengunjung,  12 Pengunjung Hari Ini

Oleh Yohan Jawang

Mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Parahyangan

KEBAHAGIAAN merupakan suatu situasi yang menjadi dambaan setiap orang. Kebahagiaan dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang seimbang antara pikiran dan perasaan yang ditandai dengan kecukupan. Setiap aktivitas hidup dan kegiatan yang dilakukan manusia, semua bermuara pada satu tujuan yakni menuju kebahagiaan itu sendiri.

Semua orang berlomba-lomba untuk bisa mencapai kebahagiaan. Semua akan sepakat bila tujuan akhir dari apa yang didambakan adalah kebahagiaan itu sendiri. Namun, di sini dapat muncul sebuah pertanyaan kebahagiaan itu sendiri, yakni kebahagiaan seperti apa yang didambakan?

Zaman semakin kompleks dengan berbagai perubahan termasuk pemikiran, bukan menjadi tidak mungkin bahwa kebahagiaan pun dapat dimaknai dengan cara dan bahkan dengan situasi yang berbeda. Setiap orang akan mempunyai pandangan yang berbeda mengenai kebahagiaan sejati.

Ada yang mengatakan, kesenangan termasuk kebahagiaan, termasuk harta, kekayaan, uang menjadi tolok ukur untuk sebuah kebahagiaan. Namun apakah ini benar adanya bahwa harta, kekayaan, dan uang menjadi ukuran untuk sebuah kebahagiaan?

Kenyataan menunjukkan, orang yang hidup berkecukupan bahkan berlimpah harta pun masih tidak merasakan kebahagiaan. Hal ini mau menunjukkan bahwa kebahagian sejati tidak serta-merta diukur dari jumlah kekayaan yang dimiliki. Kebahagiaan mempunyai makna yang lebih dari sekedar tentang apa yang dimiliki.

Kebahagiaan adalah hal yang lumrah, yang selalu dibicarakan dalam hidup manusia. Namun, kompleksitas telah membuat makna kebahagiaan menjadi kabur. Dengan begitu, kebahagiaan selalu dilihat dari seberapa banyak harta, kekayaan, dan uang. Tak jarang bila pandangan yang demikian memunculkan suatu rasa ketidakpuasan dalam diri manusia. Hal ini berakibat pada sikap yang selalu berhasrat untuk mencari dan menemukan apa yang tidak dipunyai, bahkan akan munculnya suatu persaingan.

Makna Kebahagiaan dan Sebuah Pergolakan

Berbicara tentang kebahagiaan tentu menjadi suatu permenungan panjang. Kadang memunculkan banyak pertanyaan baru. Karena bagaimana pun juga makna kebahagian itu sendiri hanya timbul dari refleksi setiap orang berhadapan dengan situasi yang membuatnya menjadi bahagia.

Di sini muncul suatu pertentangan bahkan pergolakan ketika dihadapkan pada pertanyaan mengenai makna kebahagiaan itu sendiri. Di tengah kehidupan yang modern dengan berbagai kemajuan dan tuntutan, mungkin kebahagiaan hanya dapat dilihat dari suatu kehidupan yang berkecukupan atau bahkan berkelimpahan dengan harta berlimpah.

Meski demikian, situasi berkecukupan ini masih menjadi suatu tantangan yang kadang kurang disadari, sehingga meski dalam situasi berkecukupan kadang kebahagiaan masih menjadi sebuah aspek yang dicari.

Richard Carlson, penulis dan psikiater Amerika berpendapat bahwa bahagia adalah hak setiap orang dengan berbagai macam strata dan status. Pendapat ini menarik direnungkan bila berhadapan dengan situasi masa kini.

Makna kebahagiaan akan dirasakan masing-masing orang, tergantung dari strata dan status yang melekat. Hal ini tentu akan menimbulkan ambiguitas dalam memahami makna kebahagiaan. Makna kebahagiaan dapat dimengerti dalam banyak situasi, bukan sebuah pengertian tunggal.

Setiap orang mempunyai refleksi dan memahami makna kebahagiaan secara pribadi tergantung dari situasi yang sedang dihadapi. Terlepas dari apa yang dimiliki, tentu setiap orang dengan caranya berbeda-beda memahami makna kebahagiaan itu sendiri. Orang yang hidupnya sederhana, tentu mempunyai makna kebahagiaan tersendiri. Demikian pula orang yang mungkin hidup berkecukupan.

Meski demikian, berbicara tentang kebahagian bukan hanya menyangkut kecukupan atau pun kesederhanaan hidup. Mengapa? Makna kebahagiaan itu sendiri selalu menyangkut keseluruhan hidup. Dengan demikian bukan menjadi tidak mungkin bahwa makna kebahagiaan merupakan hal yang menjadi suatu permenungan yang tidak hanya meliputi satu tetapi seluruh aspek kehidupan manusia.

Hal yang sama juga terjadi pada para pemikir bahkan para filsuf yang juga dengan berbeda-beda mendefinisikan makna kebahagiaan. Filsu Plato mengemukakan, kebahagiaan terletak pada mengatur hasrat pada diri manusia. Pun filsuf Aristoteles yang memahami kebahagian sebagai sesuatu yang sifatnya dirasionalkan dan melalui permenungan.

Tiga pendapat dari pemikiran yang berbeda ini, kiranya jelas memberikan suatu pemahaman bahwa makna kebahagian kadang tergantung dari situasi yang dialami dan juga dimaknai setiap orang.

Namun lebih dari itu, makna kebahagiaan tidak hanya dilihat sebatas sebuah pencapain atau kepemilikan yang cukup. Kebahagiaan lebih menyangkut keseluruhan hidup yang mencakup semua aspek, termasuk manusiawi agar autentisitas makna kebahagian membawa suatu perubahan baru dalam kehidupan yang lebih baik dan membangun.

Kebahagiaan: Sebuah Tujuan Yang Tanpa Akhir Dalam Dunia

Giaccomo Leopardi, penyair Italia dalam puisinya, Il Sabato Dell villagio mengungkapkan, kebahagiaan merupakan suatu keadaan yang selalu diusahakan terus-menerus. Ungkapan ini mau menekankan bahwa yang terpenting itu menemukan strategi bagaimana mencapai kebahagiaan. Bukan tentang mencapai kebahagiaan itu sendiri.

Dengan demikian, kebahagiaan adalah sesuatu yang harus diusahakan terus-menerus. Kebahagiaan sejati bukan terletak pada apa yang diperoleh tetapi pada proses itu sendiri. Oleh karena itu, terlepas dari pencapaian atau kepemilikan bukan jadi jaminan dari makna kebahagiaan sejati. Makna sejati dari kebahagiaan adalah sebuah pencarian tanpa akhir dari sebuah kehidupan.

Hidup manusia adalah jalan menemukan kebahagiaan itu sendiri. Demikian apa yang dikatakan Leopardi dapat dihubungkan dengan apa dikatakan Aristoteles tentang makna kebahagiaan. Bahwa kebahagiaan adalah sesuatu yang sifatnya dirasionalkan dan melalui permenungan.

Artinya bahwa adalah sesuatu yang abstrak dan karena itu untuk mengatakannya diperlukan permenungan panjang. Tentu permenungan ini bukan berpijak pencapaian atau pun kepemilikan. Ia (kebahagiaan) mencakup seluruh aspek kehidupan yang akan membawa pada makna yang lebih autentik.

Kebahagiaan yang sebenarnya mengindikasikan tidak adanya pencarian lagi. Oleh karena itu, bertolak dari dua pendapat yang berbeda, Giaccomo dan Aristoteles, dapat dikatakan bahwa kebahagiaan sesungguhnya adalah sebuah perjalanan panjang dalam permenungan menemukan kebahagiaan itu.

Kebahagiaan sejati bukan tentang pencapaian ataupun kepemilikan, tetapi pada pencarian itu sendiri. Karena pada dasarnya kebahagiaan sejati adalah sebuah perjalanan panjang dalam permenungan tentang keseluruhan hidup. Kebahagiaan sejati tidak sebatas hal-hal lahiriah karena makna kebahagiaan sejati adalah sebuah pencarian panjang yang selalu timbul dari kedalaman diri.

Berbicara tentang makna kebahagiaan hidup tentu merupakan sebuah permenungan panjangan tanpa akhir. Kenyataannya, hal-hal lahiriah tidak mampu memberikan suatu kebahagiaan sejati. Kenyataan menunjukkan, pencapaian ataupun kepemilikan tidak mampu menjamin seseorang menemukan makna kebahagiaan sesungguhnya.

Ada saat di mana ketika seseorang yang meskipun sudah hidup berkecukupan masih merasa kurang bahagia. Oleh karena itu makna kebahagiaan sejati tidak diukur dari apa yang ada, tetapi merupakan sebuah pencarian tanpa henti.

Tinggalkan Komentar Anda :

banner 336x280
  • Bagikan