NABIRE, ODIYAIWUU.com – Tokoh adat Papua Tengah, Yanuarius Dumupa, menegaskan pentingnya internalisasi nilai-nilai adat dalam proses pembangunan di Provinsi Papua Tengah. Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers yang diadakan di Nabire, pada Selasa (28/1) kepada Odiyaiwuu.com.
Dalam pernyataannya, Dumupa menekankan bahwa pembangunan di Papua Tengah harus berlandaskan pada kearifan lokal dan nilai-nilai adat yang telah diwariskan secara turun-temurun. Menurutnya, pendekatan ini akan memastikan pembangunan yang berkelanjutan dan sesuai dengan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat.
“Pembangunan yang berkelanjutan harus memperhatikan akar budaya kita. Nilai-nilai adat seperti musyawarah, gotong royong, dan penghormatan terhadap alam harus menjadi dasar dalam setiap perencanaan dan pelaksanaan pembangunan,” ujar Dumupa.
Dumupa juga menyoroti pentingnya peran masyarakat adat dalam pengambilan keputusan pembangunan. Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, untuk lebih melibatkan tokoh adat dan komunitas lokal dalam setiap tahap pembangunan.
“Kita harus memastikan bahwa suara masyarakat adat benar-benar didengar dan diakomodasi dalam kebijakan pembangunan. Dengan begitu, pembangunan yang kita lakukan tidak akan merusak tatanan sosial dan lingkungan yang ada,” tambahnya.
Selain itu, Dumupa berharap adanya sinergi antara pemerintah dan lembaga adat untuk menciptakan regulasi yang mendukung pelestarian budaya serta pemberdayaan ekonomi berbasis adat. Ia meyakini bahwa dengan memperkuat peran adat, masyarakat Papua Tengah dapat menjadi subjek pembangunan, bukan hanya objek.
Pernyataan ini mendapat dukungan dari berbagai kalangan masyarakat yang hadir dalam konferensi pers tersebut. Mereka menyambut baik gagasan internalisasi nilai adat sebagai langkah strategis dalam pembangunan daerah.
Dengan adanya perhatian terhadap nilai-nilai adat dalam pembangunan, diharapkan Papua Tengah dapat tumbuh secara berkelanjutan, berdaya saing, dan tetap mempertahankan identitas budayanya yang kaya dan unik.
Dumupa menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa, “Pemerintah dan pembangunan seharusnya menjadi mitra bagi masyarakat adat, bukan agen yang merusak tatanan kehidupan mereka. Kita harus berjalan bersama dalam harmoni.” (Odiyaiwuu.com)