Puluhan pejabat dan aparatur sipil negara (ASN) di Kabupaten Dogiyai berhasil diwisuda tahun 2021. Mereka kuliah kuliah sarjana hingga magister. Sebuah capaian akademik membanggakan bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dogiyai dalam dunia pendidikan.
Ada asa: dengan kualifikasi pendidikan formal pelayanan pemerintahan semakin baik dan berkualitas. Iklim perkuliahaan secara virtual maupun tatap mukayang diciptakan di kampus mereka kuliah baik di Yogyakarta maupun Manado menopang kelancaran studi. Para mahasiwa merasa seperti di rumah sendiri, hal yang menopang mereka menuntaskan kuliah meraih gelar akademik.
“Kami akui secara jujur dan apa adanya. Berkuliah di STPMD “APMD” Yogyakarta, ibarat menimba ilmu di dalam keluarga dan rumah tangga sendiri. Suasana keakrabatan dan keharmonisan sebagai anggota keluarga sangat terasa,” ujar Bupati Dogiyai Yakobus Dumupa, wisudawan Magister Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.
Tak hanya itu. Dumupa, mantan anggota Majelis Rakyat Papua, lebih jauh mengatakan, para pengelola kampus dan para dosen seperti orang tua, sahabat, dan anggota keluarga sendiri. Ia dan rekan-rekan mahasiswa S-2 Ilmu Pemerintahan sangat akrab, bisa bergaul dan berkomukasi dengan baik, apa adanya. Kondisi kekeluargaan yang demikian menyebabkan mereka tidak mengalami kesulitan dalam memahami setiap ilmu pengetahuan yang diajarkan selama kuliah
“Kami bangga dan berterimakasih untuk suasana kekeluargaan dan keharmonisan dalam proses perkuliahan ini. Proses wisuda pada hari ini sekaligus secara resmi dan otomatis telah menjadikan kami sebagai ‘anggota keluarga‘ alumni STPMD “APMD” Yogyakarta secara permanen. Sebagai alumni, selanjutnya kami akan terus berada dalam ‘keluarga’ STPMD “APMD” Yogyakarta,” katanya.
Saat berlangsung wisuda di Auditorium LPP RRI Jalan Merdeka, Nabire, Papua, Sabtu (14/8) yang juga dilakukan secara virtual dari Ruang M.Soetopo STPMD APMD Yogyakarta, Yakobus buka suara terkait suasana perkulihan di Yogyakarta. Karena itu, apresiasi juga tak sekadar dialamatkan kepada para dosen namun juga pihak Yayasan Pengembangan Pendidikan “17” yang menaungi STPMD “APMD” Yogyakarta.
“Hubungan kita (dengan yayasan) tidak sampai di sini. Hubungan cinta yang penuh keharmonisan ini akan terus kita lanjutkan. Kita sudah saling percaya. Sebagai Bupati Dogiyai, saya sudah berkomitmen dan bersepakat bekerja sama dengan STPMD “APMD” Yogyakarta,” katanya.
Kerjasama antara pemerintah dan pihak perguruan tinggi seperti ini penting agar pihak perguruan tinggi dapat menopang pihak pemerintah dalam proses penyelanggaran pemerintahan dan pembangunan masyarakat melalui implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, baik pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, maupun pengabdian kepada masyarakat.
Bentuk kerjasama yang akan disepakati dan laksanakan bersama antara Pemkab Dogiyai dan STPMD “APMD” Yogyakarta, tentu akan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan Dogiyai. Untuk itu, ke depan ia memohon dukungan STPMD “APMD” Yogyakarta kerjasama yang akan disepakati dan laksanakan bersama.
“Satu hal yang penting juga untuk disampaikan kepada kita semua bahwa Dogiyai baru saja mencatatkan sejarah pemilihan kepala kampung secara serentak dan demokratis. Pemilihan kepala kampung ini disebut-sebut sebagai pemilihan kepala kampung terbaik di tanah Papua. Bahkan berbagai pihak berharap pemilihan kepala kampung harus menjadi contoh dan rujukan bagi pemilihan kepala kampung di kabupaten dan kota lainnya di tanah Papua,” ujarnya.
Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia Dogiyai, Yustinus Agapa mengaku kerjasama Pemkab Dogiyai dengan Universitas Negeri Manado (Unima), Sulawesi Utara agar para guru melanjutkan kuliah S-1 sangat positif. Lagkah tersebut merupakan bentuk komitmen riil Pemkab Dogiyai mengembangkan dan memberdayakan sumber daya tenaga guru sejak dipercaya memimpin Dogiyai. Kerjasama ini membuka ruang para guru melanjutkan studi S-1 yang hingga 2021 sudah memasuki tiga angkatan lulusan S-1 bidang pendidikan.
“Upaya Pemkab Dogiyai meningkatkan mutu guru melalui peningkatkan kualifikasi pendidikan formal, merupakan komitmen nyata meningkatkan sumber daya guru secara bertahap agar lebih berkualitas lagi dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Saya merasa bahagia karena sejak 2019 Pemkab Dogiyai dan pihak Unima Manado menandatangani nota kesepahaman kerja sama dengan menyediakan kelas khusus bagi guru-guru sehingga mengikuti kuliah pada FKIP Unima di Dogiyai,” kata Agapa.
“Pembukaan kuliah Unima Kelas Dogiyai memudahkan para guru mengikuti kuliah di sela-sela menunaikan tugas dan kewajiban mengajar anak-anak di sekolah. Rekan-rekan guru memandang langkah ini memudahkan mereka sekaligus mengantisipasi rencana pemerintah tahun 2022 atau 2023 yang akan mewajibkan seluruh guru di Indonesia harus memiliki kualifikasi pendidikan S-1,” katanya. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com, bagian 2-selesai)