JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Kabar duka kembali menyelimuti langit tanah Papua. Victor Fransiskus Xaverius Kudiai dikabarkan meninggal di Jayapura, Jumat (26/8) pukul 04:15 WIT.
Victor FX Kudiai adalah guru, perintis pendidikan, dan birokrat yang mendharmabaktikan karya pelayanannya untuk masyarakat dan tanah Papua hingga ajal menjemput.
John Pigai mengenang Almarhum Victor Kudiai sebagai pejuang dan pelopor pendidikan di wilayah Lapago khususnya dan Papua umumnya. Pigai menyebut Almarhum sebagai guru dan tokoh pendidikan yang telah menanamkan benih unggul sumber daya manusia di atas tanah Papua.
“Saya yakin dan percaya, hari ini manusia-masing yang pernah mendapatkan jamahan kasihmu di seantero tanah Papua telah dan sedang mendoakan kepergianmu ke tempat yang abadi. Semoga teladanmu tetap bergemah di bumi Cendrawasih. Selamat jalan ke rumah Bapa, tempat damai dan kekal selamanya, kaka Black,” ujar Pigai melalui cuitannya di grup WA dan dikutip Odiyaiwuu.com, Jumat (26/8).
Mantan anggota Komisi Intelijen Dewan Perwakilan Rakyat asal Papua Paskalis Kosay mengenang Alm Victor FX Kudiai sebagai guru yang mengajar para muridnya dengan teladan hidup semasa hidup. Ilmu yang dimiliki Almarhum, diakui Paskalis melebur dalam sikap dan teladannya.
“Pak guru Victor Kudiai mengajar saya di kelas III SMP Santo Thomas Wamena. Beliau mengawali kariernya sebagai guru dan pendidik di SMP YPPK Santo Thomas Wamena tahun 1981/1982 usai merampungkan studi di Universitas Cendrawasih. Kala itu, beliau aktif menggerakkan pendidikan di Wamena, termasuk mendirikan SMA YPPK Santo Thomas Wamena,” ujar Paskalis, Ketua Dewan Koperasi Indonesia Wilayah Provinsi Papua.
Menurut Paskalis, kepercayaan terus singgah di pundak Victor setelah Bupati Jayawijaya Drs David Hubi (Alm) mendapuknya sebagai Sekretaris DPRD Kabupaten Jayawijaya. “Beliau juga salah seorang tokoh pendidikan Papua dari wilayah adat Meepago yang mendirikan SMA YPPK Santo Thomas Wamena, Jayawijaya,” ujar Paskalis Kosay kepada Odiyaiwuu.com di Jakarta, Jumat (26/8).
Martin Hein, adik kelas Victor Kudiai mengenang Almarhum sosok mahasiswa berprestasi saat menempuh kuliah di Universitas Cendrawasih. “Almarhum Victor Kudiai bersama kaka Helga Mahuze pernah tercatat sebagai mahasiswa terbaik seluruh Indonesia,” ujar Piet Hein.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua dari wilayah adat Meepago, John NR Gobai mengenang Almarhum Victor Kudiai sebagai sosok guru terbaik sejak tahun 80-an tiba di Wamena, Jayawijaya. Awalnya, Victor merenda karier sebagai honorer di SMP YPPK Santo Thomas Wamena. Kala itu Victor juga dipercaya oleh Pastor Floor Hogebom sebagai pembina asrama putra.
Setelah diangkat sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Jaywijaya dan mengabdi di SMA Negeri Wamena sekaligus beberapa SMA di Wamena. Saat mengabdi di SMA Negeri Wamena, ia terpilih sebagai guru teladan. Guru Victor terbang ke Jakarta dan kembali Presiden Soeharto di Istana Negara, Jakarta.
“Saat menjadi guru di Wamena, Pak Victor juga sangat aktif di gereja. Ia pernah menjadi Ketua Kring III Mulele dan menjabat Ketua Badan Musyawarah Paroki Kristus Jaya Wamena. Beliau juga aktif di organisasi Angkatan Muda Pembangunan Indonesia (AMPI) dan DPD Golkar Jayawijaya,” kenang John Gobai.
John menambahkan, tahun 1992 Victor Kudiai melanjutkan kuliah S-1 di Uncen. Kala itu ia dipercaya sebagai pembina asrama di Asrama Putra Taruna Bakti Waena, Jayapura. Kembali ke Wamena dari Jayapura, Victor terlibat mendirikan SMA YPPK Santo Thomas Wamena. Tak sampai di situ. Victor juga bersama rekan-rekannya, guru Steven Naban mendirikan SMA PGRI Wamena, Jayawijaya.
Selain itu, lanjut John Gobai, demi mendidik anak-anak Papua di lembah Hubulama, Victor bertaruh waktu dan hatinya demi masa depan Pendidikan tanah Papua. Pernah pula masuk dalam bursa Pilbup Paniai meski dewi fortuna menjauh.
Pendidikan jadi panggilan jiwa seorang guru Victor, mengikuti semangat guru-guru tua terdahulu dari suku Mee di Jayawijaya yang mengabdi sepenuh jiwa sejak tahun 1950. Guru Victor dan para seniornya sungguh menyatu dengan anak-anak Papua penerus dan pewaris masa depan bumi Cendrawasih di wilayah adat Lapago sebelum akhirnya wilayah adat itu melahirkan sejumlah daerah otonom baru seperti Kabupaten Pegunungan Bintang, Yahukimo, Yalimo, Nduga, Tolikara, Lanny Jaya, dan Mamberamo Tengah.
“Selamat jalan, Pak guru. Seperti Yesus yang mengajar di kampung-kampung lain di luar tanah asalnya, Tuhan pasti menghitung semua yang telah engkau lakukan. Semua yang telah engkau tanam akan engkau petik di hadapan Tuhan yang Maha Rahim bagi kita semua. Selamat jalan, bapa Ade,” kata John Gobai.
“Guru hebat yang sudah mengabdikan dirinya luar biasa. Pak guru sudah mendidik banyak sekali murid menjadi orang-orang hebat saat ini. Tuhan menyambutmu di Sorga,” ujar Carolus Bolly, mantan anggota DPRP. Selamat jalan, bapa guru Victor Kudiai. Selamat jalan, sang pemenang pendidikan tanah Papua. Bahagia di Surga. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)