JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Ustad Muhammad Ismail Asso, tokoh Muslim Papua sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah Firdaus Asso di Koya Kosa, Jayapura Senin (13/6) menulis surat terbuka kepada Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP, MH dan Gubernur Papua Barat Komjen Pol (Purn) Paulus Waterpauw.
Ustad Ismail Asso di awal suratnya mengatakan, kalau ia bisa seperti Enembe atau Waterpauw menjadi Gubernur Papua dan Papua Barat, dirinya akan membebaskan biaya pendidikan seratus persen bagi seluruh rakyat tanah Papua tanpa kecuali. Ia juga akan memberikan putera-putri terbaik Papua dalam berbagai program beasiswa baik dalam maupun luar negeri.
“Yang membuat kita rakyat Papua miskin dan termiskin seluruh Indonesia bukan karena kita miskin bawaan melainkan penyebab kemiskinan rakyat Papua disebabkan oleh sektor rendahnya pendidikan rakyat Papua dan Papua Barat secara umum,” kata ustad Muhammad Ismail Asso dalam salah satu bagian suratnya. Berikut surat lengkap ustad Ismail Asso yang diterima Odiyaiwuu.com di Jakarta, Senin (13/6).
Kepada Yth
Bapak Gubernur Papua dan Gubernur Papua Barat
Izinkan saya menyampaikan saran dan masukan saya sebagai rakyat biasa kepada Bapak berdua sebagai pemimpin tertinggi Papua dan Papua Barat hari ini.
Jika saya bisa jadi seperti bapak berdua menjadi Gubernur Papua dan Papua Barat, saya akan membebaskan biaya pendidikan 100% bagi seluruh rakyat Papua tanpa kecuali dan memberikan Putera-putri terbaik Papua dalam berbagai program beasiswa di dalam dan di luar negeri.
Hanya nasib yang berbeda menempatkan saya sebagai rakyat yang dipimpin oleh kepemimpinan bapak berdua. Namun dalam surat terbuka ini saya menitipkan harapan dan usulan sekaligus kepada kaka besar Jendral Bintang Tiga Paulus Waterpauw yang saya banggakan dan kaka besar big man (kepala suku besar) Lukas Enembe yang juga saya banggakan agar menjadikan surat terbuka ini memberi perhatian dan catatan dalam kebijakan pembangunan Papua dan Papua Barat ke depan.
Dasar usulan dan pertimbangan saya melalui analisis sebagai rakyat biasa yang pernah belajar menjadi duta Papua dalam pelajaran membaca Al Qur’an, dari sana saya dapat pencerahan dan menyampaikan secara terbuka di sini bahwa:
Yang membuat kita rakyat Papua miskin dan termiskin seluruh Indonesia bukan karena kita miskin bawaan melainkan penyebab kemiskinan rakyat Papua disebabkan oleh sektor rendahnya pendidikan rakyat Papua dan Papua Barat secara umum.
Penyebab kemiskinan rakyat Papua dan Papua Barat kedua dan ini yang sangat menentukan sebagai faktor utama dan terutama menempatkan Papua termiskin secara ekstrim di atas kekayaan alam melimpah-ruah adalah oleh penjajah asing Amerika Serikat dan negara sekutunya Inggris dan Australia.
Penyebab utama dan pertama rakyat Papua jadi miskin hari ini bukan oleh Indonesia melainkan oleh Amerika Serikat. Demikian kesimpulan saya melalui analisis secara mendalam mandiri, dan terbuka atas dasar proses sejarah masa lalu Papua atas kehadiran PT Freeport Amerika di Papua tahun 1967 sebelum hasil Pepera disahkan PBB.
Kita harus sadar rakyat Papua hari ini jadi miskin dan BPS Nasional merilis laporannya selalu menempatkan kemiskinan Papua dan Papua Barat dua Provinsi Indonesia urutan pertama dan kedua.
Menurut saya, penyebab dasar utamanya adalah kemiskinan institusional struktural oleh Amerika Serikat. Sekali lagi yang menjajah kita rakyat Papua sehingga menjadi miskin seperti saat ini terjadi karena sistem oleh Amerika Serikat sebagai negara penjajah melalui tangan pihak ketiga (Indonesia).
Indonesia tidak menjajah kita bangsa Papua tapi sesungguhnya yang menjajah kita rakyat Papua dan Papua Barat hingga jadi termiskin se-Indonesia adalah Amerika, Inggris, dan Australia.
Untuk itu solusi paling dasar yang harus dibenahi oleh Bapak Gubernur Papua Lukas Enembe dan Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw hari ini dan ke depan adalah investarisasi sektor pendidikan. Membenahi sistem pendidikan rakyat Papua radikal dan mendasar.
Caranya, buat Perda Papua dan Papua Barat wajib pendidikan mulai usia tingkat TK, SD, SMP, SMA dan Strata Satu (S1) dan seluruh biaya pendidikan dibebaskan alias bebas biaya pendidikan TK-S-1.
Demikian surat suara ini saya tulis untuk dibaca publik dan menjadi kebijakan politik pendidikan ke depan.
Koya Kosa 13 Juni 2022
Pondok Pesantren Al Hidayah Firdaus Asso
Ustad Muhammad Ismail Asso
(Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)