MOWANEMANI, ODIYAIWUU.com – Uskup Agung Keuskupan Agung Jakarta, Mgr Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo Pr, Jumat (4/6) berkenan memberkati Gereja Katolik Bunda Maria Penolong Abadi Epomani, Paroki Maria Menerima Kabar Gembira Bomomani, Dekanat Kamuu-Mapia, Keuskupan Timika, Papua.
Kardinal Suharyo didampingi Pastor Paroki Maria Menerima Kabar Gembira Bomomani Romo Vincensius Pr, para imam, suster, dan bruder serta umat Katolik baik dari Paroki Bomomani maupun umat di luar paroki seperti Nabire dan lainnya. Sejumlah pejabat dari Kabupaten Nabire dan Dogiyai tampak hadir dalam acara tersebut.
Ketua Panitia Pembangunan Gereja Katolik Bunda Maria Penolong Abadi Epomani Lukas Tagi mengatakan, kehadiran gedung Gereja baru tersebut merupakan inisiatif umat sehingga mereka bahu-membahu bekerja keras agar segera memiliki tempat Ibadah memadai.
“Meski proses penyelesaian fisik bangunan sudah 99 persen, namun masih terus dilanjutkan kegiatannya. Prosesi peresmiannya akan kami jadwalkan kemudian,” kata Lukas Tagi. Ia mengatakan, usai prosesi pemberkatan oleh Yang Mulia Uskup Agung Suharyo, dilanjutkan dengan kegiatan pelayanan kesehatan dipimpin langsung oleh Dr Pingki.
CosmasTagi, salah seorang umat Bunda Maria Penolong Abadi Epomani, mengaku bangga dan terharu dengan kehadiran Uskup Agung Jakarta, Mgr Suharyo, memberkati gedung Gereja kebanggaan umat di pedalaman Papua. Kehadiran Uskup Agung Jakarta di Keuskupan Timika merupakan karya Tuhan yang sungguh besar bagi umat di tanah Papua.
“Kami bersyukur kepada Tuhan. Hari ini Yang Mulia Bapak Uskup Agung Jakarta berkenan memberkati gedung Gereja Bunda Maria Penolong Abadi Epomani di kampung kami. Prosesi pemberkatan juga berlangsung aman dan lancar. Tuhan sungguh Ajaib bagi kami umat-Nya. Usai prosesi pemberkatan kami juga boleh mengikuti kegiatan pelayanan kesehatan secara langsung di kampung,” kata CosmasTagi.
Gereja yang baru diberkati itu mengambil nama pelindung Bunda Maria Penolong Abadi atau bisa juga disebut Santa Maria Penolong Senantiasa. Dalam Bahasa Inggris disebut Our Lady of Perpetual Help atau Our Lady of Succcour. Dalam Bahasa Latin, Mater de Perpetuo Succursu, sebuah sebutan kepada Bunda Maria terkait juga dengan sebuah ikon seni periode Byzantium dengan sebutan sama pada masa abad ke-13-15 Masehi.
Ikon ini sudah berada di Roma sejak akhir abad ke-15 dan berada di Gereja Santo Alphonsus Liguori, Roma. Di Gereja Ortodoks ikon ini dikenal sebagai Virgin of the Passion atau Theotokos of the Passion. Para Redemptoris yang ditunjuk sebagai misionaris ikon ini menjadikannya sangat dikenal luas di Gereja Katolik Roma dan kemudian banyak disalin dan dibuat ulang.
Replika ikon pada masa kini terpasang di rumah-rumah dan di mana saja. Selama berabad-abad Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks melakukan devosi kepada Santa Perawan Maria sebagai Bunda dari Yesus Kristus. Pada masa kini penghormatan kepada Bunda Maria Penolong Abadi dilakukan setiap tanggal 27 Juni.
Dalam Gereja Katolik di Filipina dan banyak komunitas Filipina di seluruh dunia, Bunda Maria Penolong Abadi sangat dihormati. Gereja Katolik Roma menyelenggarakan ibadat Novena, Misa dan Sakramen Maha Kudus setiap Rabu untuk penghormatan kepada Santa Maria atas gelar ini.
Di Filipina National Shrine of Our Mother of Perpetual Help dipenuhi umat setiap hari Rabu dengan ribuan warga Filipina dan dari banyak negara. Setiap Rabu, banyak permohonan dan surat syukur dibacakan dari umat Filipina dari seluruh dunia sebagai intensi pada Santa Maria Penolong Abadi.
Selanjutnya Rabu Novena Penolong Abadi juga dilakukan dan diikuti banyak Gereja Katolik lainnya di Filipina. Novena yang sama berasal dari buku yang diterbitkan oleh para pastor Redemtoris dari Irlandia yang mengenalkan ikon ini kepada masyarakat Filipina di awal abad ke-20. Banyak paroki dengan banyak umat Filipina di seluruh dunia juga mengadaptasi tradisi doa Novena setiap hari Rabu. (Donatus Mote/Odiyaiwuu.com)