MOWANEMANI, ODIYAIWUU.com — Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Dogiyai memiliki peran strategis bersama pemerintah dan seluruh umat beragama menciptakan kerukunan hidup di tengah masyarakat.
“Forum Kerukunan Umat Beragama memiliki peran strategis menciptakan kerukunan antarumat beragama di tengah masyarakat. Karena itu, FKUB diharapkan memaksimalkan dan menampung aspirasi seluruh umat beragama,” ujar Ketua FKUB Dogiyai Pastor Hendrik Nahak, OFM saat berlangsung diskusi bertema Damaiku, Damaimu, dan Damai Kita Bersama di aula Koteka Moge Dogiyai, Papua, Kamis (27/10).
Pastor Nahak, imam dari Saudara Dina atau Ordo Fratrum Minorum (OFM) asal Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur itu mengatakan, melalui diskusi tersebut diharapkan mampu menyerap berbagai aspirasi seluruh peserta diskusi untuk dijadikan acuan dalam penetapan program-program kerja FKUB Dogiyai di masa akan datang.
“Melalui diskusi ini saya berharap seluruh peserta ambil bagian atau berperan aktif dalam rangka ikut menciptakan kerukunan hidup antar umat beragama di Dogiyai,” kata Pastor Nahak.
Asisten Bidang Pemerintahan Kabupaten Dogiyai Basri saat membuka acara tersebut mengimbau para anggota FKUB setia menggelorakan semangat kerukunan antar umat beragama di lingkungan masing-masing. “Dengan demikian, situasi dan kondisi di Dogiyai yang aman dan damai terus terjaga,” ujar Basri.
Menurut Basri, pemerintahan tidak akan berjalan baik dan normal jika di tengah masyarakat tak tercipta kedamaian antarsesama umat beragama. Karena itu, tugas para anggota forum dan kalangan umat beragama ialah setia membumikan semangat toleransi dan hidup penuh damai serta sukacita di tengah masyarakat.
“Seluruh pengurus dan anggota FKUB memiliki tugas dan tanggungjawab bersama menggelorakan semangat di tengah masyarakat guna menjaga kedamaian dan kenyamanan agar berjalan dengan baik dan benar,” kata Basri lebih jauh.
Wakil Ketua FKUB Dogiyai Obeth Magai, S.Th, MIP mengatakan, forum memiliki peran strategis membangun dialog produktif dengan kalangan tokoh dan umat beragama. Dialog sangat penting guna mencegah sekaligus menghindari potensi konflik antar umat beragama.
“Para tokoh agama dan umat perlu bahu-membahu merawat dan menjaga toleransi, saling menghormati satu sama lain,” ujar Magai.
Pihaknya juga mengharapkan agar para pengurus dan anggota forum berperan aktif dan mampu menjalankan fungsinya menjaga, menciptakan, dan meningkatkan kerukunan antar umat beragama di tengah masyarakat yang selama ini berjalan baik.
Diskusi menghadirkan puluhan perwakilan peserta dari denominasi agama seperti Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, organisasi perangkat daerah (OPD), dan masyarakat dari tingkat kecamatan hingga desa. (Martinus Dumupa/Odiyaiwuu.com)