JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menegaskan, kelompok kriminal bersenjata terus menyebarkan informasi palsu atau hoaks untuk menarik perhatian publik dan alat propaganda.
Caranya, kelompok kriminal bersenjata membawa warga negara asing (WNA) untuk membuat video dokumenter palsu yang kemudian disebarkan di tengah masyarakat melalui media sosial (medsos).
Kepala Operasi Satuan Tugas (Satgas) Operasi Damai Cartenz 2025 Brigjen Pol Dr Faizal Ramadhani, S.Sos, SIK, MH menegaskan hal itu merespon beredarnya video hoaks yang disebar kelompok kriminal bersenjata yang menuduh pihak TNI dan Polri melakukan pengeboman hingga menyebabkan kebakaran sejumlah bangunan.
“Video yang beredar tersebut sebenarnya adalah dokumentasi kebakaran Puskesmas di Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang tahun 2021. Kebakaran itu dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata, tetapi videonya telah diedit dan dinarasikan seolah-olah kebakaran akibat bom yang dijatuhkan aparat TNI dan Polri,” ujar Faizal kepada Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Papua, Minggu (26/1).
Menurut Faizal, kelompok kriminal bersenjata juga mencoba membangun narasi bahwa mereka melawan pemerintah menggunakan alat perang tradisional. Namun, fakta di lapangan menunjukkan fakta berbeda.
Kelompok kriminal bersenjata justru menggunakan senjata api untuk melakukan penembakan terhadap aparat keamanan dan masyarakat sipil. Selain itu, mereka juga terlibat dalam tindakan kriminal lain, seperti pemerkosaan, pembakaran fasilitas publik, dan aksi kekerasan lainnya.
“Tindakan kelompok kriminal bersenjata tidak hanya terbatas pada aksi kekerasan. Pada 2021, kelompok kriminal bersenjata juga dilaporkan melakukan pemerkosaan terhadap tenaga kesehatan, nakes. Tindakan ini adalah kejahatan tidak berperikemanusiaan dan melanggar hak asasi manusia,” ujar Faizal.
Sementara itu, Kepala Satgas Hubungan Masyarakat Operasi Damai Cartenz 2024 Kombes Pol Yusuf Sutejo menghimbau masyarakat Papua untuk tidak mudah percaya pada informasi hoaks yang disebarkan oleh kelompok kriminal bersenjata maupun kelompok kriminal politik.
“Propaganda ini bertujuan untuk memecah belah dan menciptakan ketidakpercayaan terhadap pemerintah. Masyarakat diharapkan lebih bijak dalam menyaring informasi yang diterima,” ujar Yusuf.
Menurut Yusuf, pihak Polri dan TNI berkomitmen untuk terus menjaga keamanan dan kedamaian di Papua. Kemudian tetap mengupayakan langkah-langkah tegas untuk mengatasi aksi-aksi provokasi yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)