Selama Indonesia Merdeka, Warga Desa di Deiyai, Papua Tengah Jalan Kaki Tiga Hari Tiga Malam - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Selama Indonesia Merdeka, Warga Desa di Deiyai, Papua Tengah Jalan Kaki Tiga Hari Tiga Malam

Ketua Fraksi Partai Kebangkita Bangsa DPRD Kabupaten Deiyai Naftali Magai saat melewati kawasan Bodiya Takaa dari Kopai 1 ke Yewadide, Distrik Bouwobado, Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua Tengah, Jumat (20/1). Foto: Istimewa

Loading

WAGHETE, ODIYAIWUU.com — Warga masyarakat Kampung atau Desa Kopai 1 dan Yewadide di Distrik Bouwobado, Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua Tengah bisa saja mengalami nasib paling mengenaskan selama Indonesia merdeka hingga saat ini.

Akibat belum ada akses jalan bagi warga kedua desa itu, mereka masih berjalan kaki selama tiga hari dan tiga malam. Akses jalan dari Mouwobado ke Waghete, kota Kabupaten Deiyai juga sangat minim.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Deiyai Naftali Magai mengaku, sudah sejak lama masyarakat Bouwobado, Deiyai merindukan akses jalan dan jembatan dari Kopai 1 ke Yewadide. Pada Jumat (20/1), Naftali menerobos belantara hutan, bukit, dan bukit dari Kopai 1 menuju Yewadide.

“Selama ini masyarakat dari Bouwobado kalua ingin ke Waghete harus banting tulang jalan kaki naik turun gunung, seberangi beberapa kali (sungai) selama empat hari empat malam,” ujar Naftali Magai kepada Odiyaiwuu.com dari Waghete, kota Kabupaten Deiyai, Papua Tengah, Minggu (22/1).

Naftali yang juga Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa DPRD Deiyai menambahkan, setiap berganti bupati sejak Deiyai menjadi sebuah kabupaten definitif, para pemimpinnya tidak pernah memperhatikan jeritan hati masyarakat wilayah itu yang merindukan akses jalan dan jembatan. Padahal, setiap Pilkada warga kasi suara kepada para calon tetapi daerahnya masih seperti dulu.

“Nanti pada Pemilu 2024, pasti ada yang datang berbondong-bondong ke sana, berpura-pura baik hati dengan masyarakat. Saya wakil rakyat dari sana sudah tiga tahun menyuarakan aspirasi warga dalam sidang pembahasan APBD tapi pemerintah masih belum mengabulkan aspirasi mereka. Entah sampai kapan kesulitan masyarakat didengar,” ujar Naftali, anggota DPRD Dapil 1 yang meliputi Distrik Tigi, Tigi Timur, dan Bouwobado.

Naftali, politisi muda PKB itu juga mengaku, kesulitan dan penderitaan yang dialami warga selama ini juga ia rasakan. Bahkan setiap mengunjungi wilayah daerah pemilihannya terutama Kampung Kopai 1 dan Yewadide untuk mengikuti ibadah hari-hari raya keagamaan, keluhan itu selalu disampaikan.

“Apa yang dirasakan warga, saya juga ikut rasakan. Mereka dan saya sebagai wakil rakyat adalah korban kebijakan pembangunan yang tidak berpihak kepada rakyat. Padahal, esensi pemimpin itu adalah pelayan rakyat,” lanjut Naftali.

Naftali menambahkan, kalua akses jalan dari Waghete ke Kopai 1 itu bisa menggunakan motor dan mobil. Tapi sekarang, kondisi jalannya sangat parah. Sedangkan dari Kopai 1 menuju ke Yewadide akses jalan belum dibuka sama sekali oleh Pemerintah Deiyai melalui dinasi terkait.

Bupati Deiyai Ateng Edowai saat dikonfirmasi soal akses jalan dari Kopai 1 ke kampung Yewadide, Distrik Bouwobado, Deiyai belum dibangun sama sekali sejak Indonesia merdeka belum merespon pesan singkat yang dikirim wartawan media. Termasuk akses jalan dari Bouwobado ke Waghete yang kondisinya masih rusak, belum memberikan tanggapannya. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :