KENYAM, ODIYAIWUU.com — Ancaman kematian mengintai warga pasien warga Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan. Hingga Kamis (7/12) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pratama Elvirda Nduga di Kenyam, kota Kabupaten Nduga tidak beroperasi sejak 29 November 2023 serta Puskesmas mati total karena ditutup sementara.
Pangkal soalnya, stok obat-obatan tidak tersedia lagi. Selain itu, honor para petugas medis dan tenaga kesehatan (nakes) belum dibayar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nduga terhitung sejak Juli-Desember 2023.
“Kami mengambil keputusan untuk tidak melakkan pelayanan di RSUD mulai tanggal 30 Nomeber 2023 sampai batas waktu yang tidak ditentikan. Atas perhatiannya kamu ucapkan terima kasih,” ujar Direktur Rumah Sakit dr Maria Clara Giyai, M.Kes melalui pengumuman tertulis yang ditempel di rumah sakit itu, Minggu (29/11).
“Berhubung karena stok obat habis maka pelayanan sementara ditutup sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Wa wa wa..,” ujar Petugas Puskesmas Keneyam, Nduga, melalui selembar kertas pengumuman yang ditempel di dinding Puskesmas itu, Kamis (7/12)
Sejumlah warga yang ditemui mengatakan, kondisi ini sangat memprihatinkan karena ancaman kematian terhadap mengintai warga Nduga yang akan berobat di rumah sakit maupun Puskesmas di berbagai distrik (kecamatan).
“Bapak Presiden melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan perlu segera melihat persoalan ini secara serius,” ujar Wandikbo, seorang warga kepada kontributor Odiyaiwuu.com di Kenyam, kota Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Kamis (7/12).
Menurutnya, pemerintah pusat melalui kementerian terkait dan pemerintah provinsi segera turun tangan. Pasalnya, dikhawatirkan kalau kondisi ini dibiarkan berlarut-larut bisa mengancam keselamatan ribuan warga Nduga.
Menurut Wandikbo, sejak rumah sakit dan Puskesmas berhenti beroperasi warga sangat kewalahan mendapatkan pelayanan kesehatan. Pemerintah Kabupaten Nduga melalui Dinas Kesehatan juga tidak mampu mengantisipasi ketersediaan obat-obatan untuk melayani warga yang akan berobat.
Terhentinya layanan kesehatan di Nduga dikhawatirkan berdampak fatal. Saat ini, banyak warga kesulitan untuk mendapatkan perawatan medis. Warga meminta Pemkab Nduga segera berkoordinasi dengan Pemprov Papua Pegunungan dan pemerintah pusat mengatasi persoalan rumah sakit dan Puskesmas yang berhenti beroperasi.
“Nduga ini wilayah konflik sehingga bila tidak segera ditangani segera, situasi daerah ini semakin tidak kondusif. Kami meminta Pemkab Nduga segera mendatangkan obat-obat sekaligus menyelesaikan gaji tenaga Kesehatan,” kata seorang warga. (Narik Tabuni/Odiyaiwuu.com)