JAKARTA, ODIYAIWUU.com – Presiden Joko Widodo alias Jokowi merayakan Ulang Tahun ke-60 pada Senin, 21 Juni 2021. Doa dan ungkapan syukur warga masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas hingga Pulau Rote membanjiri jejaring maya, entah Facebook, Twitter, Instagram, dan lain-lain untuk momen membahagikan mantan Walikota Surakarta dan keluarganya.
Presiden Jokowi menyampaikan terima kasih untuk segala perhatian dan doa masyarakat Indonesia untuk Kepala Negara dan keluarganya. “Sekarang, negeri ini membutuhkan kerja keras kita semua untuk bersama-sama keluar dari pandemi. Tetaplah sehat, patuhi protokol kesehatan, semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita,” ujar Presiden Joko Widodo dalam akun Twitter resminya, @jokowi yang dikutip Odiyaiwuu.com di Jakarta, Senin (21/6) malam.
Kepala Negara juga mengingatkan, lonjakan Covid-19 di beberapa daerah membuat kita harus bekerja lebih keras lagi mengendalikan pandemi ini. Selain kebijakan PPKM mikro, demikian Jokowi, pemerintah menggenjot pelaksanaan vaksinasi massal untuk mengejar kekebalan komunal terhadap Covid-19.
“Sejak Kamis, sesuai target pemerintah tekah mencatat angka 716 ribu vaksinasi per harinya. Ke depan kita berusaha mencapai angka satu juta vaksinasi per hari. Dengan kerja sama yang baik antara Kemenkes, TNI, Polri, dan pemerintah daerah, target itu tentu akan kita capai,” kata Jokowi lebih lanjut.
Jokowi lahir di Surakarta pada 21 Juni 1961. Ia lahir sebagai anak pertama dari empat bersaudara pasangan suami-isteri Noto Mihardjo dan Suhiatmi. Jokowi menempuh pendidikan di SMA Negeri 6 Solo. Gelar insinyur diraih dari Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada Yogyakarta tahun 1985.
Ayah Jokowi seorang tukang kayu yang pernah tinggal di bantaran Kali Anyar. Tak jauh dari sebelah utara Terminal Tirtonadi, kota Surakerto (Solo), sehari-hari Pak Noto Miharjo bersolo karir sebagai tukang kayu. Hidup dalam kesederhanaan, prihatin. Keluarga Noto dan Sujiatmi hidup dalam kondisi serba kekurangan.
Kisah kehidupan Noto Mihardjo dari bantaran Kali Anyar, di sebuah rumah kecil berukuran 7 × 30 meter puluhan tahun itulah, kelak rencana Tuhan menyata dalam sosok sang putera, Joko Widodo. Setelah lahir di rumah Sakit Brayat Minulo, Solo, pada 21 Juni 1961, Noto membawa sang putra, Joko Widodo, ke daerah Srambatan, lalu bergeser ke kawasan Dawung Kidul di bantaran Kali Premulung.
Di bibir sungai Premulung, dompet Noto tak kuat membayar sewa rumah kontrakan demi kenyamanan isteri serta anaknya. Noto melangkah lagi, bergeser ke Manggung di sekitar bantaran Kali Pepe. “Ya, namanya juga orang nggak punya, rumah berpindah-pindah dan selalu di bantaran sungai,” kata Joko Widodo dalam buku Jokowi: Politik Tanpa Pencitraan (2012).
Namun, nasib setiap orang tak ada yang tahu, kecuali Gusti Allah. Jokowi, anak tukang kayu itu kelak menjadi “tukang kayu” memimpin rakyat mulai dari Solo hingga Presiden Republik Indonesia dua periode. Selamat Ulang Tahun, PakDe. Doa dan salam juga untuk Ibu Negara Iriana Joko Widodo beserta keluarga besar. Berkah Dalem. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)