Debat Calon Presiden Malam Ini: Saatnya Mencari Jalan Keluar Terkait Konflik Berdarah di Papua

Debat Calon Presiden Malam Ini: Saatnya Mencari Jalan Keluar Terkait Konflik Berdarah di Papua

Calon Presiden (dari kiri ke kanan) Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo akan tampil dalam debat Capres 2024 di Istora Senayan, Minggu, (7/1) pukul 19.00 WIB. Sumber foto: cnnindonesia.com, Senin, 13 November 2023

Loading

JAKARTA, ODIYAIWUU.com — Tiga pasangan Calon Presiden (Capres) Anies Rasyid Baswedan (Nomor Urut 1), Prabowo Subianto (Nomor Urut 2), dan Ganjar Pranowo (Nomor Urut 3) akan tampil dalam sesi ketiga debat Pilpres 2024 di Istora Senayan, Minggu, (7/1) pukul 19.00 WIB.

Kalangan analis dan pengamat Papua mengingatkan, Papua jangan dilupakan dalam debat ketiga calon presiden mengingat tema debat sangat relevan dengan situasi Papua. Tema debat yaitu pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri.

“Selama ini Papua sekadar dijadikan gimik dan objek kunjungan oleh Jakarta. Belasan kali kunjungan dilakukan para pejabat, tapi tidak memperbaiki keadaan Papua,” ujar pemerhati Papua Amiruddin al-Rahab kepada Odiyaiwuu.com di Jakarta, Minggu (7/1)

Menurut al Rahab, pimpinan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) periode 2017-2022, sudah saatnya ketiga calon presiden benar-benar mencarikan cara penghentian konflik berdarah masih terjadi di Papua hingga saat ini. Selama 2023 saja, misalnya, sudah lebih 50 orang korban jiwa dari berbagai pihak.

“Topik debat capres kali ini tentang keamanan, pertahanan, geopolitik dan politik luar negeri. Topik-topik itu sangat erat kaitannya dengan kondisi di Papua. Oleh karena topiknya Papua banget, maka para capres perlu menyampaikan strategi keamanan dan pertahanan agar rakyat atau aparat tidak terus-terusan menjadi korban,” kata al Rahab.

Sementara itu dalam konteks geopolitik yang kini multipolar, lanjut al Rahab, peneliti dan penulis buku Dengarkan Papua sudah seharusnya para capres menyusun langkah-langkah diplomasi untuk mewujudkan Papua yang damai.

Menurut penulis buku Heboh Papua: Perang Rahasia, Trauma dan Separatisme, diplomasi Republik Indonesia harus hadir nyata dan berkualitas di Pasifik. Jangan lagi diplomasi sekadar gimik-gimik yang tidak berkualitas.

“Papua adalah beranda terdepan di Pasifik, sayangnya hari ini salah urus. 9 tahun Jokowi tidak mampu mengubah situasi konfliktual yang memakan banyak korban di Papua. Sudah saatnya rakyat Papua memperoleh hidup yang damai dan aparatur negara bisa nyaman bertugas di Papua,” ujarnya.

Al Rahab menegaskan, para capres harus bisa menunjukkan cara dan strategi penanganan konflik Papua yang berbeda dari sekarang ini. Insiden terbaru, pada Jumat (5/1) prajurit TNI Sertu Afriadi, gugur di tangan TPNPB OPM di Distrik Taganombak, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Pegunungan.

“Memang benar seorang prajurit TNI telah gugur dan jenazahnya sedang dalam proses evakuasi ke Mulia, ibu kota Kabupaten Puncak Jaya,” ujar Komandan Kodim 1714/Puncak Jaya Letkol Inf Irawan mengutip Antara di Jayapura, Jumat (5/1).

Juru Bicara Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka Komnas (TPNPB-OPM) Sebby Sambom melalui keterangan tertulis yang beredar di sejumlah media di Papua menyebutkan, pihaknya sudah menerima laporan resmi dari pasukan TPNPB dari sejumlah wilayah terkait aksi yang dilakukan anggotanya.

“Kami menerima laporan dari Puncak Jaya dan Intan Jaya pada Jumat (5/1) di mana pimpinan TPNPB menyebutkan mereka telah melakukan serangan di pos keamanan Indonesia dan berhasil menembak mati seorang anggota pasukan keamanan Indonesia di Puncak Jaya,” kata Sebby dalam keterangan tertulisnya yang diperoleh di Jayapura, Jumat (5/1).

Sebby menambahkan, pimpinan TPNPB OPM Wilayah Puncak Jaya Kalenak Murib mengaku pasukannya bertanggungjawab atas serangan ke pos keamanan Indonesia di wilayah tersebut yang berujung seorang aparat keamanan Indonesia meninggal.

“Kami perlu sampaikan kepada semua pihak bahwa serangan-serangan di pos-pos keamanan Indonesia akan meningkat di tahun 2024 ini,” kata Sebby lebih lanjut.

Kondisi Papua yang masih diliputi aneka persoalan gangguan keamanan dan ketertiban juga terlihat di mana pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens hingga masih disandera anggota TPNPB OPM pimpinan Egianus Kogoya di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.

Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri mengungkap kondisi terakhir Mehrtens, pilot berkebangsaan Selandia Baru yang masih disandra kelompok Egianus. “Ya, sehat, kan yang bagaimana keliatan di foto,” ujar Fakhiri kepada awak media di Jayapura, Kamis (4/1).

Fakhiri menjelaskan, proses negosiasi pilot yang disandera sejak 7 Februari 2023 itu masih tetap dilakukan. Pihaknya mengaku tidak mau mengintervensi proses negosiasi tersebut dan menyerahkannya kepada toko-toko masyarakat.

“Saya tetap mempercayai tokoh-tokoh yang sudah selama ini berupaya ke dalam. Saya tidak mau mengintervensi. Mudah-mudahan kita bisa dapat hasil yang terbaik,” kata Fakhiri, Kapolda putra asli Papua.

Fakhiri menambahkan, para negosiator tersebut selalu memberi informasi terbaru terkait kondisi pilot. Termasuk perihal penanganan saat proses pembebasan nanti. “Tentunya, kami selalu diberi informasi tentang bagaimana penangannya,” kata Fakhiri lebih lanjut.

Sebelumnya, beredar di media sosial foto terbaru Mehrtens yang sudah 10 bulan disandera kelompok Egianus. Foto memperlihatkan, Mehrtens sedang Bersama pimpinan TPNPB OPM Wilayah Ndugama Egianus Kogoya. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :