ENAROTALI, ODIYAIWUU.com — Komunitas Alie yang merupakan komunitas anak muda yang lahir dan besar di Enarotali, kota Kabupaten Paniai, Provinsi Papua menunjukkan aksi nyata melakukan reboisasi sebagai wujud nyata mencintai alam dan lingkungan di wilayah itu agar tetap lestari.
Mereka menyiapkan anakan pohon yang disemai dalam kaleng bekas untuk selanjutnya ditaman di sejumlah kawasan di wilayah Enarotali, yang mulai tergerus akibat hujan lebat maupun degradasi lingkungan hidup yang mengancam ekosistem akibat ulah manusia. Kegiatan reboisasi tersebut dalam rangka memperingati Hari Kasih Sayang Sedunia atau Valentine Day yang jatuh pada 14 Februari mendatang.
“Kami, anggota komunitas Alie mengadakan reboisasi di sejumlah tempat tandus di sekitar Enarotali. Kami sadar, kegiatan ini tentu bukan sebuah aksi yang mampu mengatasi degradasi lingkungan dan ekosistem dalam artian luas. Pemerintah dan semua pihak atau stakeholders memiliki tanggung jawab yang sama. Namun, aksi kecil ini sekaligus sebagai wujud tanggung jawab kami generasi menjaga keberlangsungan atau sustainability alam dan lingkungan demi kesehatan bersama,” ujar Ketua Komunitas Alie Paniai Hosea Yumai kepada Odiyaiwuu.com di Enarotali, kota Kabupaten Paniai, Papua, Sabtu (5/2).
Menurut Hosea Yumai, kegiatan reboisasi ini berpijak pada niat besar anggota Alie yang merupakan generasi muda pewaris masa depan daerah dan tanah Papua untuk menjaga keberlangsungan kelestarian alam dan eksosistem secara holistik. Kabupaten Paniai maupun Papua umumnya memiliki alam dengan aneka kekayaan baik flora maupun fauna yang perlu dijaga kelangsungannya karena memiliki keterikatan dengan manusia selaku pemilik dan penghuni alam.
“Aksi sosial ini melibatkan komunitas lain seperti Pemuda Peduli Paniai, sebuah komunitas di bawah Asosiasi Masyarakat Adat atau AMA Paniai. Kegiatan reboisasi kami adakan dalam rangka menyongsong peringatan Valentine Day Sedunia tanggal 14 Februari. Aksi ini merupakan salah satu bentuk kecil mencintai alam yang merupakan Ibu Bumi yang memberikan kehidupan bagi manusia sebagai anak-anak yang dilahirkan,” kata Hosea Yumai lebih lanjut.
Juru bicara Alie Esau Mote menambahkan, mencermati kondisi alam dan lingkungan yang kian mengkhawatirkan umat manusia berupa banjir dan longsor belakangan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paniai bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Paniai perlu memikirkan Peraturan Daerah (Perda) tentang perlindungan alam dan ligkungan di wilayah Paniai.
“Pemerintah dan DPRD Paniai perlu segera memikirkan dan merancang Perda tentang perlindungan alam dan lingkungan agar masyarakat maupun pihak-pihak lain tidak melakukan perambahan hutan atau penebangan pohon secara ilegal, ilegal logging demi menjaga kelestarian dan kesinambungan alam dan lingkungan. Masyarakat dan pihak-pihak terkait kami imbau melakukan penebangan liar atau pembakaran hutan karena akan mengganggu ekosistem,” kata Esau Mote.
Menurutnya, pada puncak perayaan Valentine Day di Paniai juga akan menggelar konser musik sebagai hiburan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) pencegahan dan penanganan virus korona atau Covid-19 di wilayah Paniai. (Andrian Yeimo/Odiyaiwuu.com)