Oleh Mgr Bernardus Bofitwos Baru, OSA
Uskup Keuskupan Timika
KHOTBAH atau renungan Hari Minggu Pentakosta di Gereja Katedral Tiga Raja, Timika, Minggu 8 Juni 2025 dalam rangka Krisma di Gereja Katedral Tiga Raja, Timika saya uraikan makna Pentakosta. Renungan itu berdasarkan teks-teks Kitab Suci: Kisah Para Rasul 2:1-11; Roma 8:8-17, dan Injil Yohanes 14:15-16, 23-26.
Kata Pentakosta dari bahasa Yunani Pentekoste (hemere), artinya hari kelima puluh yang juga disebut sebagai Minggu Putih adalah Hari Raya Kristiani yang memperingati peristiwa pencurahan Roh Kudus kepada para rasul di Yerusalem, yang terjadi 49 hari setelah hari ke 50 pada masa Paskah. Pada hari Pentakosta Roh Kudus dicurahkan sesuai dengan yang dijanjikan Yesus sesudah kenaikannya ke Surga.
Pentakosta adalah momen sejarah lahirnya gereja yaitu kumpulan atau paguyuban orang-orang percaya kepada Yesus bahwa Dia adalah Tuhan dan Juruselamat sebagaimana pemberitaan dan kesaksian para Rasul dan Murid Yesus.
Pentakosta adalah momen historis atau sejarah berdirinya gereja sebagai tubuh mistik Yesus Kristus. Aktor utama pendirian gereja sebagai tubuh mistik Kristus ini adalah Roh Kudus atau Roh Kristus.
Hal ini terlihat melalui pernyataan, “Mereka bingung karena masing-masing mendengar rasul-rasul itu berbicara dalam bahasa mereka. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata, bukankah semua yang berbicara itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita? Kita orang Partia, Media, Elam, kita penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontius dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir, dan lain-lain”.
Roh Kudus digambarkan atau dilukiskan sebagai lidah api. Apa artinya? Apa fungsi dari api dam pengalaman antropologis-sosiologis manusia? Selain api berfungsi sebagai penerang dari situasi kegelapan, api juga berfungsi sebagai yang membakar dan memasak hal-hal yang mentah menjadi bahan makanan bagi manusia. Dan juga api berfungsi sebagai yang memberi rasa hangat pada tubuh kita manusia.
Demikian pula fungsi Roh Kudus yaitu yang menerangi hati dan budi kita agar tidak dikuasai oleh kegelapan yaitu kejahatan. Dan Roh Kudus juga dapat membakar dan menghanguskan roh-roh jahat yang menguasai dan menggelapkan hati dan pikiran kita.
Karena Roh Kudus dapat memberikan kehangatan pada hati dan pikiran kita, sehingga kita mampu berani memberikan kesaksian tentang kebenaran Tuhan Yesus dan juga keberanian memperjuangkan keadilan, perdamaian, persaudaraan sejati sebagaimana diajarkan oleh Tuhan Yesus dalam hidup kita sehari-hari.
Gereja perdana
Gereja atau jemaat perdana didirikan oleh Roh Kudus atau Roh Kristus bukan oleh roh manusia atau roh dunia. Gereja perdana atau jemaat perdana dibagun oleh Roh Kudus atau roh Kristus sendiri.
Mengapa demikian, karena para murid dan rasul Yesus dipakai oleh Roh Kudus sehingga karya penginjilan dan kesaksian mereka sungguh-sungguh dilihat sebagai peristiwa nyata dan mengena di hati orang-orang yang mendengar dan menyaksikan kesaksian mereka,
Sehingga mereka percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat. Karena, para rasul dan para murid sungguh-sungguh mengandalkan Roh Kudus atau Roh Kristus dalam menjalankan tugas penginjilan dan kesaksian mereka.
Salah satu wujud nyata kesaksian hidup yang diberikan oleh para rasul dan murid Yesus adalah pemberian diri secara total dan radikal, yaitu ditanggap, diadili, dipenjarakan hingga disksa dan dibunuh.
Oleh sebab itu, gereja atau orang-orang percaya, termasuk kita saat ini berdiri dan hidup di atas darah dan tulang-belulang para martir. Gereja bukan didirikan atas batu-batu atau kayu-kayu buatan tangan manusia. Dengan perkataan lain, gereja didirikan di atas darah para martir. Gereja tidak didirikan atas ide, konsep atau ideologi bahkan teori.
Situasi kita saat ini, khususnya di Indonesia, termasuk di Papua sangat membutuhkan peran Roh Kudus. Peran Roh Kudus atau Roh Kristus itu menjadi berdaya guna jika kita, para pengikut Kristus atau orang percaya harus mengandalkan Roh Kudus dalam hidup dan karya pelayanan kita setiap hari.
Kita mesti meniru bagaimana para rasul dan para murid Yesus dapat mengandalkan peran Roh Kudus dalam hidup dan karya panggilan mereka setelah wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus. Para Rasul dan para murid tidak mengandalan roh mereka dan juga tidak mengadalkan roh dunia. Mereka mampu mengalahkan, membunuh roh manusia dan roh dunia ini.
Para rasul dan para murid mampu menguasai roh kedagingan mereka dan roh dunia ini. Karena itu, mereka mampu menghidupkan Roh Kudus, Roh Kristus di dalam seluruh hidup dan pelayanan mereka. Karena dorongan kekuatan Roh Kuduslah sehingga mereka mampu melupakan diri mereka dan berani berkorban, berani mati demi Yesus dan gereja-Nya.
Persoalan besar yang saat ini kita hadapi adalah kita lebih cenderung mengandalkan roh kedagingan kita sendiri dan roh dunia yaitu roh materialisme, hedonisme, konsumerisme serta roh kesombongan diri dan kerakusan.
Kita takut kehilangan keenakan, kenikmatan materi, kenikmatan dunia. Kita takut kehilangan status quo dan pujian sesaat. Kita takut kehilangan materi yang kita miliki. Karena itu Roh Kudus tidak bisa secara sungguh-sungguh berkarya di dalam diri kita, sehingga kita pun tidak mampu melakukan karya-karya yang sungguh-sungguh membawa pembaharuan dan kemajuan bagi kehidupan bersama.
Konflik di Papua
Situasi konflik bersenjata dan kekerasan sosial yang terus berlangsung di Papua hingga hari ini adalah contoh kita manusia mengandalkan roh manusiawi kita dan roh dunia yaitu ideologi kapitalisme. Oleh karena ambisi ketamakan dan kerakusan serta eksploitasi sumber daya alam (SDA) di tanah Papua, maka terjadi konflik.
Di satu sisi, orang Papua berjuang mempertahankan hak-hak hidup dan alam serta hutan adatnya, Sedangkan di pihak lain, penguasa dan perusahaan berupaya menguasainya untuk dieksplotasi maka terjadi konflik atau perang. Karena roh ketamakan dan kerakusan materi (materialisme dan hedonisme), menguasai hati dan pikiran manusia zaman ini.
Roh ketamakan itu terutama para penguasa atau oligarki sehingga mereka membabi buta merusak alam dan membunuh manusia yang ribuan tahun hidup di tempat tersebut. Dua ribu hektar tanah adat orang Marind dan keindahan laut Raja Ampat dihancurkan, diluluhlantakan hanya demi roh kerakusan dan ketamakan para oligarki, yang menggunakan slogan demi proyek strategis nasional.
Semoga umat sekalian yang menerima Sakramen Krisma hari ini, mampu mengadalkan Roh Kudus, Roh Kristus di dalam hidup Anda sekalian agar berani menjadi saksi Kritus di tengah dunia yang saat ini dikuasai dan diperdaya oleh roh ketamakan, kerakusan, materialisme, hedonisme dan individualisme.
Semua ini adalah roh ateisme, roh yang menolak eksistensi Allah dan karya penebusan-Nya di dalam diri Putra Tunggal-Nya, Tuhan kita Yesus. Tuhan Yesus hanya dijadikan seremonial dan batu loncatan demi kepentingan ketamakannya, kepentingan dunia sesaat.