WAMENA, ODIYAIWUU.com — Penjabat Gubernur Provinsi Papua Pegunungan Dr Velix Vernando Wanggai, SIP, MPA menyampaikan ucapan selamat merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-68 Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua tahun 2024 yang jatuh pada Sabtu, 26 Oktober.
“Salom. Yang terhormat Bapak, Ibu dan saudara serta saudari. Selamat Hari Minggu dan selamat beribadah. Semoga selalu sehat, bahagia, dan diberkati. Selamat HUT ke-68 GKI di Tanah Papua bagi saudara-saudara terkasih. Salam dari Wamena,” ujar Velix Wanggai melalui pesan singkat yang dikirimkan kepada Odiyaiwuu.com dari Wamena, kota Provinsi Papua Pegunungan, Minggu (27/10).
Menurut Velix, atas nama Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan pihaknya mengucapkan terima kasih kepada GKI di Tanah Papua, baik kepada pimpinan sinode, pimpinan klasis, para pendeta, tokoh-tokoh sebagai kader GKI dan jemaat GKI di mana saja berada pada momentum keagamaan peringatan HUT ke-68 GKI di Tanah Papua tahun 2024.
“Saya atas nama Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan mengucapkan terima kasih atas pelayanan dan pengabdian yang luar biasa kepada pimpinan sinode, pimpinan klasis, para pendeta, para kader GKI beserta jemaat dalam mengabarkan kebaikan, kedamaian dan perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat di tanah Papua, khususnya di Papua Pegunungan,” kata Velix,
Velix menambahkan, berbagai skema pelayanan baik pendidikan, kesehatan, ekonomi kerakyatan, mediasi sosial, dan peran kapasitas kelembagaan pemerintahan terus dijalankan ke berbagai pelosok tanah Papua.
“Kami pemerintah akan terus memantapkan dua sayap, baik sayap birokrasi pemerintahan dan sayap keagamaan-kultural dalam membangun tanah Papua agar lebih sejahtera, aman, damai, dan penuh kasih persaudaraan,” ujar Velix, putra asli Papua dan mantan Deputi Bidang Kebijakan Pemerintahan dan Wawasan Kebangsaan Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia.
Organisasi GKI di Tanah Papua berdiri pada 1956 sebagai hasil pekabaran Injil yang dimulai pertama kali oleh dua misionaris, Carl Wilhelm Ottow asal Belanda dan Johan Gottlob Geissler asal Jerman pada 5 Februari 1855.
Sejak awal berdirinya GKI di tanah Papua adalah suatu gereja yang bersifat oikumenis dan bukan gereja suku, sehingga untuk keanggotaannya berasal dari orang Papua dan orang-orang bukan Papua dari berbagai suku dan bangsa serta dari berbagai latar belakang keanggotaan gereja.
Ottow dan Geissler berangkat dari pelabuhan Rotterdam, Belanda pada 25 Juni 1852. Keduanya memakai kapal ke Batavia (Jakarta) sebagai daerah transit pertama sebelum ke Tanah New Guinea (Papua). Di Batavia, keduanya tinggal satu setengah tahun untuk mendapat izin dari pemerintahan saat itu.
Sambil menunggu izin dari pemerintah untuk ke tanah Papua, Ottow dan Geissler mendirikan sekolah bagi anak-anak pribumi dan Tionghoa di Batavia. Di sana, keduanya juga mempelajari bahasa Melayu.
Pada 9 Mei 1854, mereka meninggalkan Batavia menuju Ternate dan tiba pada 30 Mei 1854. Sambil mempelajari bahasa Arafuru, Ottow dan Geissler tinggal di Ternate selama delapan bulan, mulai Juni 1854 hingga Januari 1855.
Pada 12 Januari 1855, Carl Willem Ottow dan Johann Gotlob Geissler bertolak dari Ternate menuju Teluk Dore Manokwari, Mansinam, yang dalam peta dunia disebut sebagai ‘wilayah iblis atau dunia hitam’.
Kedua misionaris menempuh perjalanan tiga minggu lebih dua hari untuk mencapai Pulau Mansinam. Akhirnya, mereka tiba di Pantai Pulau Mansinam, Manokwari pada Minggu, 5 Februari 1855 pukul 06.00 WIT.
Di Pantai pulau Mansinam, Ottow dan Geissler menabhiskan semua pekerja pekabaran Injil di Tanah New Guinea dengan kata-kata ‘Dalam nama Tuhan, kami menginjakkan kaki di tanah ini’. Setelah mengucapkan kata-kata itu, Ottow dan Geissler masuk ke semak-semak lalu berlutut di sana untuk berdoa kepada Tuhan.
Mereka meminta diberi kekuatan spiritual dan kebijaksanaan agar semua dapat dimulai dengan baik, serta Tuhan, sudi menaruh belas kasihan kepada orang Papua yang kehidupan saat itu dikenal jahat.
Di tempat Ottow dan Geissler berdoa telah dibangun Tugu Pendaratan yang masih terawat hingga saat ini. Sebagai tanda sukacita setelah selamat tiba di Pulau Mansinam, Geissler menulis sebagai berikut.
‘Anda tak dapat membayangkan betapa besarnya sukacita kami, bahwa pada akhirnya tanah tujuan terlihat. Matahari terbit dengan indahnya, ya semoga matahari yang sebenarnya menyinari kami dan orang-orang kafir yang malang itu, yang telah sekian lama merana di dalam kegelapan. Semoga sang Gembala setia mengumpulkan mereka di bawah tongkat gembala-Nya yang lembut’.
Selamat Hari Ulang Tahun (HUT) ke-68 Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua tahun 2024 bagi sesama saudara umat Kristiani di tanah Papua! Tuhan berkati selalu. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)