Penjabat Bupati Marthen Kogoya Klarifikasi Potongan Video yang Menuding Tidak Independen di Pilkada Tolikara
DAERAH  

Penjabat Bupati Marthen Kogoya Klarifikasi Potongan Video yang Menuding Tak Netral di Pilkada Tolikara

Penjabat Bupati Kabupaten Tolikara Marthen Kogoya, SH, MPA bersama sejumlah pejabat tinggi TNI-Polri, KPU dan Bawaslu Tolikara, paslon bupati dan wakil bupati serta perwakilan paslon saat rapat koordinasi (rakor) di Aula GIDI Karubaga, Sabtu (30/11). Rakor itu agenda tunggal yaitu pengecekan persiapan pelaksanaan pleno oleh KPU Kabupaten Tolikara. Foto: Istimewa

Loading

KARUBAGA, ODIYAIWUU.com — Penjabat Bupati Kabupaten Marthen Kogoya, SH, MPA angkat bicara menyusul video singkat yang beredar di beberapa jejaring maya seperti WhatsApp beberapa hari belakangan. 

Dalam video berdurasi pendek tersebut, nampak Marthen tampak bersama sejumlah pejabat tinggi TNI-Polri, KPU dan Bawaslu Tolikara, paslon bupati dan wakil bupati serta perwakilan paslon berada di Aula GIDI Karubaga, Sabtu (30/11). Video tersebut dinilai sejumlah pihak sebagai bentuk ketidaknetralan Marthen selaku penjabat bupati.

“Potongan video yang beredar itu saat kami semua melakukan pengecekan persiapan perangkat komputer dan jaringan starlink untuk penginputan suara dari PPD oleh Staf Sekretariat KPU Kabupaten Tolikara,” kata Marthen Kogoya merespon potongan video yang beredar di Tolikara, Papua Pegunungan, Selasa (10/12).

Menurut Marthen, dalam potongan video itu merekam rapat koordinasi atau rakor di Aula GIDI Sabtu (30/11) pukul 18.00-21.00 WIT. Rakor itu dengan agenda tunggal yaitu pengecekan persiapan pelaksanaan pleno oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tolikara.

Rapat tersebut, katanya, dihadiri oleh komisioner KPU Provinsi Papua Pegunungan, Perwira Penghubung atau Liaison Officer (LO) Polda Papua, KPU dan Bawaslu Tolikara, Kapolres Tolikara, Dandim Kodim/1716 beserta empat paslon Bupati dan Wakil Bupati Tolikara.

“Dari empat paslon yang diundang hanya paslon nomor 4 yang hadir calon bupatinya. Paslon lain hanya mengirim ketua timnya,” kata Marthen  lebih lanjut.

Tokoh muda Papua Pegunungan Maiton Gurik mengingatkan, penyelenggara harus terus mengedepankan independensi sebagai lembaga netral guna membangun kultur politik pilkada yang berkualitas dan berharga.

“Kita sudah bosan melihat ulah satu atau dua penyelenggara yang tidak bekerja jujur dan benar sesuai aturan, menciptakan jurang harmoni dan persaudaraan antar kita sebagai anak-anak Tolikara jadi mengambil jarak. Kita adalah orang yang cerdas,” ujar Maiton, tokoh muda pegiat literasi tanah Papua.

Maiton menambahkan, membangun kultur politik yang sehat dan bernilai adalah kerja kolektif masyarakat dan seluruh pihak, stakeholder. Goal politik pilkada hanya dua, menang atau kalah. Karena itu yang menang harus merangkul yang kalah dan yang kalah harus mendukung yang menang. 

“Kita semua yang hidup saat ini adalah orang yang akan menentukan potret perubahan Tolikara di masa depan. Kita harus menghapus air mata masa lalu dengan air mata sukacita bagi yang lemah dan yang ditinggalkan. Masa lalu adalah pelajaran, hari ini adalah perubahan,” katanya.

Maiton yakin, proses pleno di tingkat kabupaten akan berjalan di bawah kedaulatan Tuhan. Allah orang Toli ada dan akan selalu menjaga dan memberkati tanah Toli serta Pemerintah Tolikara. Semoga! Weyanak,” ujar Maiton. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :