Penggunaan Bahasa dan Atribut Adat di Lembaga Pendidikan Papua Adalah Implementasi Otsus - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Penggunaan Bahasa dan Atribut Adat di Lembaga Pendidikan Papua Adalah Implementasi Otsus

Bupati Kabupaten Jayapura Mathius Awoitauw, SE, M.Si saat me-launching Atribut Adat (Topi dan Noken) Muatan Lokal Bahasa Ibu pada Sekolah SD Negeri Inpres Abeale 1 dan SD Negeri Inpres Abeale 2 Sentani, Jayapura, Jumat (5/8). Foto: Dok. Dinas Kominfo Kabupaten Jayapura

Loading

SENTANI, ODIYAIWUU.com — Penggunaan bahasa daerah sebagai bahasa ibu dan pemakaian atribut adat baik topi dan noken di sekolah merupakan salah satu implementasi dan warna otonomi khusus (otsus) yang diimplementasikan di dunia pendidikan di tanah Papua.

“Penerapan muatan lokal dan atribut adat di sekolah ini merupakan warna dari pada otonomi khusus Papua. Di sini peran pendidik harus terlihat bagaimana mencerdaskan peserta didik agar mencintai bahasa daerah dan atribut adat baik topi maupun noken,” ujar Bupati Jayapura Mathius Awoitauw, SE, M.Si dalam sambutan sesaat sebelum me-launching muatan lokal dan atribut adat di SD Inpres Abeale 1 dan SD Inpres Abeale 2, Jayapura, Jumat (5/8).

Menurut Awoitauw, anak-anak harus dibuka wawasannya lebih luas oleh para guru selaku pendidik mengenai bahasa daerah dan produk adat melalui lembaga pendidikan sebagai salah satu cara mencinta bahasa dan budaya sekaligus menjaga jati dirinya.

Pendidikan, ujarnya, bukan sekadar berlangsung di ruang kelas. Bukan juga dibatasi dalam ruang terbatas oleh sekat-sekat apapun. Pendidikan butuh kolaborasi, kerjasama dengan berbagai pihak seiring gerakan bersama mengenai merdeka belajar.

Peluncuran atau launching atribut adat baik topi dan noken untuk jadi muatan lokal merupakan sejarah baru di Kabupaten Jayapura. Para guru atau pendidik sudah mulai memberikan wawasan baru kepada para peserta didik. Para guru sudah menyadari bahwa jati diri atau kebudayaan asli adalah dasar membangun sikap, perilaku dalam diri para siswa saat ini dan di masa akan datang.

“Hari ini kita sedang membuka wawasan baru bagi anak-anak, sekolah, dan lembaga-lembaga terkait di Papua. Kita harus sadari bahwa saat ini berada di era otonomi khusus. 20 tahun kita sudah lalui dan sekarang kita menyongsong 20 tahun lagi ke depan. Otsus isinya mengenai proteksi dan keberpihakan, pemberdayaan orang Papua sesuai jati dirinya,” kata Awoitauw lebih lanjut.

Karena itu, apa yang dilakukan dalam acara Launching Atribut Adat (Topi dan Noken) Muatan Lokal Bahasa Ibu pada Sekolah SD Inpres Abeale 1 dan SD Inpres Abeale 2 Sentani, memberi kesan dan warna pada otonomi khusus.

“Sekarang orang hanya bicara otsus di mana-mana, tetapi isinya tidak nampak dalam praktik keseharian. Untuk itu kegiatan ini merupakan bagian kita memberi warna otsus. Kita gemakan terus ke sekolah-sekolah lainnya,” imbuh Awoitauw.

Pemerintah dan masyarakat adat di seluruh Indonesia juga telah memberikan momen khusus pada Oktober di mana akan diselenggarakan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI dan Kabupaten Jayapura sebagai tuan rumah.

“Dari SD Abeale kita akan terus kembangkan di sekolah-sekolah lainnya bagaimana kita akan terus kembangkan lagi ke sekolah-sekolah lainnya. Bagaimana suasan ini tetap dijaga di lingkungan sekolah semua tingkatan. Ada hari-hari tertentu kita gunakan bahasa daerah dan atribut sebagai bentuk mencintai budaya dan adat Papua,” katanya.

Kabupaten Jayapura sudah memulai ini dengan melahirkan kampung-kampung adat dan sekolah-sekolah adat sehingga diharapkan muatan lokal di sekolah-sekolah menjadi keharusan dan terus dikembangkan agar nampak suasana di mana orang bisa belajar dan berbicara dalam bahasa ibu.

“Hal ini menjadi target kita ke depan. Proses ini sudah berjalan dan kita akan terus rapikan sehingga betul-betul menjadi model tidak saja di Kabupaten Jayapura tetapi juga di tanah Papua,” ujar Awoitauw.

Bupati juga mengatakan, hingga saat ini ada utusan berbagai kabupaten dan kota di Indonesia mengunjungi Kabupaten Jayapura melihat kampung dan sekolah adat untuk dijadikan acuan. Karena itu, semua hal terkait implementasi otsus menjadi pekerjaan rumah semua pihak untuk berkontribusi memperbaiki lingkungan sekolah maupun masyarakat.

Pada kesempatan itu, pihaknya memberikan apresiasi guru-guru SD Inpres Abeale 1 dan SD Inpres Abeale 2 Sentani, perwakilan guru dan murid dari berbagai sekolah, perwakilan Balai Bahasa, pimpinan NGO, direktur sekolah adat, serta Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura yang setia memberikan perhatian pada sekolah-sekolah sehingga tetap bernuansa Papua. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :