MOWANEMANI, ODIYAIWUU.com – Gonjang ganjing siapa sosok pengganti Wakil Gubernur Almahrum Klemen Tinal terus bergulir. Klemen meninggal di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta, Jumat (21/5/2021) sekitar pukul 04.00 WIB.
Pasca 40 hari berpulangnya bekas Bupati Mimika dua periode tersebut, sejumlah partai pengusung dan pendukung terus menyodorkan nama sejumlah kader potensial internalnya mengisi kursi Wagub Papua yang kosong.
“Gubernur Papua Pak Lukas Enembe mempunyai hak untuk menentukan dua orang calon sebelum diusulkan ke Dewan Perwakilan Rakyat Papua untuk dilakukan pemilihan,” kata Bupati Dogiyai Yakobus Dumupa kepada Odiyaiwuu.com di Mowanemani, kota Kabupaten Dogiyai, Papua, Sabtu (17/8).
Bupati Dumupa juga meminta semua pihak memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada Pak Gubernur Enembe yang juga Ketua Tim Koalisi Jildi II Lukmen (Lukas Enembe-Klemen Tinal) pada Pilgub 2018 untuk menentukan satu di antara dua nama calon pilihannya menjadi Wakil Gubernur Papua menggantikan Almahrum Klemen Tinal.
Partai pengusung dan pendukung pasangan Lukmen Jilid II mempunyai hak untuk mengusulkan calon Wakil Gubernur pengganti Klemen setelah Wagub meninggal. Nama yang diusulkan masing-masing anggota koalisi pengusung dan pendukung diserahkan kepada Gubernur Papua yang juga Ketua Tim Koalisi Lukmen Jilid II.
“Masing-masing anggota koalisi parpol boleh mengusulkan dan boleh juga tidak, tergantung keinginan masing-masing partai politik. Proses seleksi dan pengusulan diatur oleh koalisi partai politik pengusung dan pendukung atas kesepakatan bersama,” lanjut Bupati Dumupa, Magister Ilmu Politik lulusan Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) “APMD” Yogyakarta.
Koalisi partai politik pengusung Lukmen Jilid II pada Pilgub 2018 adalah Partai Demokrat dan Partai Golkar. Sedangkan pendukung adalah Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai NasDem, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“Siapa Wakil Gubernur Papua yang ideal, kita serahkan kepada Pak Gubernur. Jangan ada tekanan. Figur yang dipilih Pak Gubernur nantinya adalah mitra, pasangan kerja yang akan membantu beliau melayani masyarakat dan agenda pemerintahan dan pembangunan Papua ke depan. Biarlah beliau memilih dua orang dengan akal sehat dan hati nurani, tanpa intervensi berbagai pihak atau dalam bentuk apapun,” kata Dumupa, lulusan SMU YPPK Teruna Bakti Waena, Jayapura, Papua.
“Semua pihak, termasuk koalisi partai politik pengusung dan pendukung harus menerima keputusan Pak Gubernur terkait penentuan dua orang calon Wakil Gubernur. Keputusan beliau harus dihargai, dihormati dan diakui sebagai keputusan terbaik bagi semua pihak,” lanjut Dumupa, penulis buku Demokrasi Tidak Harus Langsung: Masalah, Dampak dan Solusi Pemilihan Kepala Daerah di Papua.
Wakil Sekjen DPP Golkar Herman Hayon mengemukakan, Golkar menyodorkan dua kadernya, Paskalis Kossay dan Trifena M. Tinal menggantikan Klemen Tinal. Kossay dinilai Golkar memiliki kapasitas personal dan kemampuan manajerial mumpuni. Begitu juga Trifena Tinal, adik kandung Klemen Tinal, yang saat ini tercatat sebagai anggota DPR RI Dapil Papua.
“Jika dilihat dari kriteria organisasi, Kossay dan Trifena adalah kader potensial. Tapi, siapa pengganti Klemen Tinal ada di tangan Gubernur Lukas Enembe sebagai Ketua Koalisi Lukmen Jilid II. Saat ini kewenangan sepenuhnya ada di tangan koalisi yang dipimpin Pak Lukas Enembe. Kalau koalisi secara bulat memberikan ruang kursi Wakil Gubernur Papua kepada Golkat menyiapkan kader mengisi jabatan Wakil Gubernur, persoalannya mudah,” ujar Herman Hayon kepada Odiyaiwuu.com, Selasa (13/7). (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)