JAKARTA, ODIYAIWUU.com — Advokat dan pengacara nasional dari Tim Advokasi Papua Michael Himan, SH, MH meminta Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri, SIK dan Komandan Kodim 1702/Jayawijaya Letkol Athenius Murip, SH, MH menambah personil keamanan menyusul insiden saling serang antara dua kelompok massa di Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.
“Saya memohon Pak Kapolda Papua dan Pa Dandim Jayawijaya menambah pasukan pengamanan. Hal itu mendesak sehubungan aksi saling serang antara kelompok masyarakat Tangma dan Asolokobal dilatarbelakangi kasus laka lantas dan pemalangan jalan,” ujar Michael Himan kepada Odiyaiwuu.com di Jakarta, Kamis (13/6).
Menurut Michael, berdasarkan informasi yang diperoleh dari Jayawijaya, aksi saling serang dua kelompok massa sudah dimediasi oleh Unit Laka Polres Jayawijaya, Selasa (11/6). Namun, ujar pengacara muda putra asli Papua, belum mendapatkan jalan keluar atau solusi karena minimnya saksi-saksi dalam insiden laka lantas yang terjadi di Megapura, Jumat, 17 Mei 2024.
Akibat aksi saling serang tersebut diakuinya sudah memakan korban dua orang meninggal dan 11 korban mengalami luka-luka. Konflik saat ini terus merambat dan dikabarkan melibatkan massa dari Kabupaten Jayawijaya, Yahukimo, dan Lanny Jaya. Situasi saat ini dikabarkan sangat tegang karena kedua kelompok masih bersiaga sehingga dikhawatirkan bentrok susulan terjadi dan bisa memakan korban masyarakat sipil lebih banyak.
“Saya memohon dengan hormat pihak Polda Papua dan Kodim Jayawijaya menambah personil di wilayah-wilayah vital seperti perbatasan Wouma dan Jetnima Asolokobal. Langkah ini penting agar aksi saling serang segera dicegah dan segera dicari jalan keluar bagi dua belah pihak yang terlibat dalam konflik ini,” kata Michael.
Penjabat Gubernur Papua Pegunungan Dr Velix Vernando Wanggai, SIP, MPA sebelumnya mengaku, pihaknya intens membangun koordinasi dengan Kapolres Jayawijaya AKBP Heri Wibowo menyusul bentrok dua kelompok massa di Kabupaten Jayawijaya, Rabu (12/6).
Velix juga menghimbau semua pihak memilah sumber bentrok yang bermula dari insiden kecelakaan lalu lintas dan pemalangan jalan di Wouma di satu sisi dengan aspek lahan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).
“Mari kita fokus ke penanganan lalu lintas dan solusi atas pola konflik yang mengikutsertakan komunitas, kelompok mengingat berbagai kecelakaan yang terjadi seringkali menyebabkan pola konflik kelompok,” ujar Velix kepada Odiyaiwuu.com dari Wamena, Jayawijaya, Papua Tengah, Rabu (12/6).
Menurut Velix, situasi tersebut biasa terjadi sehingga memerlukan penanganan, baik di level kabupaten terkait maupun pola kelompok komunal yang biasa lintas kabupaten di wilayah Papua Pegunungan.
“Kami berharap kita fokus ke kejadian penanganan lalu lintas dan upaya melokasir konflik/kekerasan agar tidak meluas. Hormat. Terima kasih. Waa waa waa,” kata Velix lebih lanjut.
Kapolres Heri Wibowo mengatakan, aksi saling serang terjadi antara massa yang melakukan pemalangan jalan dengan massa pengguna jalan. Aksi tersebut terjadi pada Rabu (12/6) pukul 09.14 WIT di Jalan Trans Wouma-Megapura. Kedua kelompok saling serang buntut kasus kecelakaan lalu lintas (lakalantas) yang berujung aksi pemalangan jalan di Distrik Wouma.
“Sekitar pukul 09.12 Wit, personil Sat intelkam yang dipimpin Kasat Intelkam Res Jayawijaya Iptu J Djami Taga beserta personil Polres Jayawijaya lainnya melaksanakan negosiasi terhadap masyarakat Distrik Wouma yang melakukan pemalangan di Jalan Trans Wouma – Megapura, sebelah lapangan Wouma,” ujar Heri Wibowo melalui keterangan yang diperoleh Odiyaiwuu.com dari Wamena, Rabu (12/6).
Heri menjelaskan, setelah ada kesepakatan terkait permintaan masyarakat Wouma yang melakukan pemalangan agar personil Res Jayawijaya melakukan penjemputan terhadap sopir yang diduga melakukan tabrak lari, personil Sat Lantas melaksanakan penjemputan terhadap sopir
Masyarakat yang melakukan pemalangan melarang masyarakat yang hendak beraktivitas melewati Jalan Trans Wouma-Megapura sehingga masyarakat yang hendak melewati akses jalan tersebut terpancing emosi. Kedua belah pihak beradu argumen sehingga terjadi aksi saling serang.
“Saat terjadi aksi saling serang personil Polres Jayawijaya melaksanakan tindakan terukur dengan menarik mundur masyarakat yang melakukan pemalangan dan memukul mundur masyarakat pengguna jalan sehingga aksi saling serang berhasil dibubarkan,” ujar Heri.
Heri menambahkan, Iptu J Djami Taga melakukan negosiasi terhadap masyarakat Wouma yang melaksanakan pemalangan agar menarik diri dan tidak melakukan aksi yang dapat menimbulkan korban. Heri juga bertemu dengan kelompok dari masyarakat Megapura.
“Saya sampaikan bahwa permasalahan ini akan kami bantu dan selesaikan di Polres Jayawijaya. Saya minta agar tidak ada lagi aksi saling serang dan akan dilakukan mediasi di Mapolres Jayawijaya dengan menghadirkan Lembaga Masyarakat Adat. Kami juga minta agar dituakan bisa sampaikan kepada masyarakat dengan kepala dingin,” kata Heri. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)