Pemimpin Adat Suku Mee Yan Dumupa Ingatkan, Adat Pondasi Kehidupan yang Harus Dijaga - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Pemimpin Adat Suku Mee Yan Dumupa Ingatkan, Adat Pondasi Kehidupan yang Harus Dijaga

Pemimpin adat Bunani dari Suku Mee, Kabupaten Dogiyai Yan Dumupa. Foto: Istimewa

Loading

MOWANEMANI, ODIYAIWUU.com — Pemimpin adat Bunani dari Suku Mee Yan Dumupa mengingatkan bahwa adat merupakan salah satu pondasi utama dalam kehidupan manusia. 

Dalam sejarah kehidupan suku Mee adat dan ritual-ritual lokal menjadi sarana relasi masyarakat dengan Tuhan, sang Pencipta langit dan bumi. Adat dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya menjadi penuntun etika dan moral jauh sebelum kehadiran agama-agama modern yang dibawa para misionaris dan hamba Tuhan.

“Adat adalah salah satu pondasi kehidupan yang hadir bersamaan dengan manusia. Usia adat lebih tua daripada agama,” ujar Yan Dumupa kepada Odiyaiwuu dari Kampung Pugatadi, Distrik Kamuu Utara, Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua Tengah, Jumat (31/1).

Menurut Yan Dumupa, dalam kehidupan suku Mee diakui bahwa adat sudah menyatu dengan komunitas masyarakat jauh sebelum para misionaris dan zending menyebarkan agama Katolik dan Protestan yang merupakan agama modern. 

“Di dalam kehidupan adat itu, sesungguhnya sudah terkandung nilai-nilai kebaikan yang juga diajarkan oleh agama-agama modern saat ini,” kata Yan Dumupa, yang juga memiliki nama adat Dumupa Bidaboko.

Namun, Yan Dumupa tidak menolak perubahan dalam kehidupan sosial. Perubahan itu, katanya, merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari. Perubahan yang sudah, sedang, dan di masa datang akan terus terjadi. Dalam proses tersebut, masyarakat suku Mee dan masyarakat Papua Tengah umumnya mengalami benturan antara nilai-nilai tradisional dan modern.

“Perubahan ini menyebabkan terjadinya benturan nilai antara tradisional dan modern. Benturan itu menyertai kehidupan Suku Mee di internal maupun di luar tanah Papua. Dalam kondisi seperti ini, yang paling penting adalah menciptakan harmoni. Nilai-nilai tradisional dan modern bisa dipadukan,” katanya.

Kendati demikian, ujar Yan Dumupa, upaya mengintegrasikan nilai-nilai modern tidak boleh menghilangkan adat dan tradisi. Masyarakat Mee dan Papua harus tetap mengenal, memahami, dan menjalani nilai-nilai adat dengan kesadaran kolektif.

“Orang Mee sekarang, juga orang Papua harus tahu, memahami, dan menyadari adat serta hidup berpedoman nilai positif yang terkandung dalam adat. Kenyataannya, saat ini banyak dari kita sudah hidup kacau-balau, tidak beretika, dan terjerumus dalam hal-hal buruk yang merusak kehidupan pribadi maupun kehidupan bersama,” katanya.

Sebagai langkah antisipasi, Yan Dumupa mengajak seluruh pihak untuk bekerja sama dalam menata keseimbangan antara nilai tradisional dan modern. Upaya ini perlu dilakukan agar masyarakat dapat menghadapi perubahan dunia secara lebih baik.

“Semua pihak harus saling membantu untuk menata nilai-nilai tradisional dan modern ini secara seimbang, sehingga kehidupan di tengah perubahan dunia menjadi semakin baik dari waktu ke waktu,” katanya.

Yan Dumupa juga menggarisbawahi pentingnya pelestarian nilai-nilai tradisi di tengah arus perubahan sosial yang semakin cepat di tengah relasi sosial dan kemasyarakatan di tengah kemajuan informasi dan teknologi yang kian mengglobal. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :