Pegiat HAM Protes Pemakaian Atribut Orang Asli Papua Menyambut Sri Paus Saat Tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Pegiat HAM Protes Pemakaian Atribut Orang Asli Papua Menyambut Sri Paus Saat Tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang

Pemimpin Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus melakukan kunjungan apostolik di Indonesia Selasa-Jumat (3-6/9). Sri Paus tiba di terminal VVIP Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (3/9). Kepala Negara Vatikan itu disambut dua anak kecil mengenakan busana daerah. Salah satunya mengenakan busana khas Papua yang kemudian melahirkan protes. Foto: Istimewa

Loading

WAMENA, ODIYAIWUU.comPemimpin Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus melakukan kunjungan apostolik di Indonesia Selasa-Jumat (3-6/9). Kepala Negara Vatikan itu tiba di terminal Very Very Important Person (VVIP) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Provinsi Banten, Selasa (3/9) pukul 11.30 WIB. 

Dua anak kecil Mary Lourdes Wicaksono Atmojo (6 tahun) dan Irfan Wael asal Maluku mengenakan atribut khas di Indonesia menyambut Paus sesaat turun dari tangga pesawat. Namun, pemakaian atribut khas Papua yang dikenakan Irfan harus menghadirkan orang atau anak asli Papua sebagai pemilik sah atribut daerah itu. 

“Pemakaian atribut budaya khas Papua oleh orang lain yang bukan pemiliknya yang ditunjukan Pemerintah Indonesia kepada Sri Paus merupakan pembohongan terhadap Paus dan publik di seluruh dunia,” ujar Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua Theo Hesegem kepada Odiyaiwuu.com dari Wamena, kota Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Selasa (10/9).

Menurut Theo, pegiat hak asasi manusia (HAM) Papua, pemakaian atribut budaya Papua di depan tokoh besar Gereja Katolik dunia itu bukan oleh pemilik atribut budaya tersebut. Pemakaian atribut khas Papua bukan oleh orang Papua merupakan pelecehan terhadap adat-istiadat orang Papua. 

“Jika bukan orang asli Papua yang hendak mengenakan atribut budaya itu harus mendapat mandat dari orang Papua. Atau kecuali atas kesepakatan bersama antara Pemerintah Indonesia dan orang Papua. Ini merupakan pembohongan,” kata Theo, Ketua Forum Pemberantasan Miras dan Napza Provinsi Papua.

Saat kunjungan Paus ke Indonesia atribut budaya orang Papua digunakan oleh orang lain. Lalu orang Papua hanya menonton atribut budayanya dikenakan oleh orang dari suku lain. Pemerintah Indonesia, katanya, harus jujur menunjukkan budaya orang Jakarta, bukan menunjukan budaya orang Papua. Karena dalam kunjungan apostolik Sri Paus orang asli Papua tidak dilibatkan.

“Saya berharap enam lembaga Majelis Rakyat Papua di tanah Papua memperhatikan hal ini. MRP seluruh tanah Papua mempunyai kewenangan dan tugas untuk mengatur, mengawasi, dan melestarikan budaya dan adat-istiadat bumi Cenderawasih untuk mencegah budaya dan adat-istiadat orang Papua tidak dilecehkan pihak lain,” ujar Theo.

Pihaknya merasa heran, anggota MRP seluruh tanah Papua tidak memperhatikan dan melihat betapa atribut khas Papua sedang dilecehkan oleh pemerintah pusat. Theo mengutip Firman Tuhan dalam 1 Korintus 3:18. 

“‘Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat’. Sehingga Pemerintah Indonesia tidak melakukan penipuan terhadap Bapa Suci Paus Fransiskus sebagai tokoh agama dan pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia,” katanya. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :