MOWANEMANI, ODIYAIWUU.com — Warga masyarakat Dogiyai meminta Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Jayapura Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia membantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dogiyai membatu membangun sejumlah infrastruktur vital seperti jalan dan jembatan di wilayah itu, yang menghubungkan sejumlah kampung dan distrik yang berbatasan langsung dengan Provinsi Papua Barat.
“Kami meminta Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Jayapura Kementerian PUPR membantu pemerintah dan masyarakat Dogiyai membangun jalan dan jembatan. Selama ini masyarakat Dogiyai khususnya yang tinggal di Distrik Mapia Tengah, Mapia Barat, Piyaiye, dan Sukikai Selatan sulit menjangkau Mowanemani, kota Kabupaten Dogiyai karean jaraknya sangat jauh, ratusan kilometer,” ujar warga masyarakat Dogiyai Andreas Gobay kepada Odiyaiwuu.com dari Mowanemani, Dogiyai, Senin (22/8).
Menurut Andy Gobay, sapaan akrabnya, sejumlah warga di kampung-kampung di wilayah Piyaiye dan Sukikai Selatan mengalami kesulitan mendapat akses pelayanan pembangunan maupun kesehatan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dogiyai bahkan pimpinan wilayah akibat belum ada akses jalan. Pihaknya berharap agar Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Jayapura atau Pemprov Papua ikut membantu Pemkab Dogiyai mengalokasikan anggaran membuka ruas jalan itu.
“Kami berharap agar Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Jayapura Kementerian PUPR segera membantu Pemkab Dogiyai membangun jalan dari Kampung Modio, Mapia Tengah menuju Mapia Barat. Termasuk dari Abouyaga sampai Toubaikebo hingga kampung Timeepa, Distrik Mapia Tengah,” lanjut Andy.
Daerah Mapia Barat tembus dari Modio ke Abouyaga sudah dibangun jalan tetapi medan perjalanan yang cukup terjal sehingga pemerintah sesegera melakukan perbaikan jalan dan pengaspalan dari kampung Modio tembus ke Abouyaga.
Menurut Andy, akses dari Abouyaga tembus ke kampung Toubaikebo, Mapia Barat, termasuk sangat sulit. Selain itu, jalur yang selalu dilalui warga di Kali atau Sungai Pogi di Kampung Yegoukotu, Mapia Barat kerap jadi ancaman warga saat musim hujan tiba dan banjir meluap.
“Saat hujan dan banjir meluap, warga yang berjalan kaki menuju Mapia Barat dan Sukikai Selatan akan bertahan berhari-hari di Kali Pogi. Kendaraan pun tak akan berani melewati kali itu karena arusnya sangat deras. Kadang mama-mama yang membawa anak di bawah umur nekad menyerang sungai atau kali itu bermodal tali,” ujar Andy.
Bupati Dogiyai Yakobus Dumupa SIP, MIP dalam sebuah kesempatan terpisah menjelaskan, Dogiyai terdiri dari sepuluh distrik, kecamatan. Dua distrik yakni Sukikai Selatan dan Piyaiye dari aspek jarak, sangat jauh dari Mowanemani, kota Kabupaten Dogiyai.
Sedangkan distrik-distrik lain relatif lebih mudah dijangkau. Posisi Sukikai Selatan memang sangat jauh dari Mowanemani. Letak distrik ini paling ujung selatan dengan jarak kurang lebih 200 sampai 300 kilo meter. Warga masyarakat Dogiyai di tempat-tempat yang jauh dari jangkauan transportasi baik laut, darat maupun udara kami berikan pelayanan transportasi dan telekomunikasi.
“Pemerintah Kabupaten Dogiyai sedang berupaya meretas isolasi dengan membangun ruas jalan agar memudahkan lalulintas manusia dan barang. Kami menyadari bahwa akses menuju tempat-tempat yang jauh dari kota kabupaten, tetapi kami tetap berusaha melakukan untuk memberikan pelayanan lebih maksimal. Wilayah-wilayah itu terutama Piyaiye, yang kemungkinan selama masa jabatan saya pembangunan ruas jalan ke sana sudah bisa tembus,” ujar Dumupa.
Menurutnya, yang masih tersisa adalah Sukukai Selatan yang berjarak kurang lebih 200 kilo meter. Dalam perhitungan Pemkab Dogiyai, upaya meretas isolasi fisik dilakukan dalam jangka panjang. Selain Sukukai Selatan dan Piyaiye, di Distrik Kamu Selatan juga lebih dekat dengan Moanemani tetapi distrik itu masih belum kita jangkau dengan transportasi darat.
“Setiap tahun kita keluarkan biaya sekitar Rp. 4-7 miliar untuk menyewa helikopter. Tujuannya, memberikan pelayanan kesehatan seperti mengantar petugas kesehatan, droping obat-obatan, dan peralatan kesehatan bagi warga masyarakat. Selain itu, untuk aparat pemerintahan yang bertugas memberikan pelayanan pemerintahan dan lain sebagainya. Jadi, sementara kami menggunakan helikopter dan selama ini pelayanan cukup baik. Mengapa kita menggunakan helikopter karena di dua distrik itu medannya masih sulit dan kita belum memiliki landasan pacu yang dapat disinggahi pesawat berbadan lebar,” katanya.
Ia menambahkan, jarak antara satu kampung dengan kampung lain di Sukukai Selatan ditempuh selama tiga sampai empat hari. Jadi helikopter itu selain untuk mensubsidi lalulintas masyarakat namun pemerintah juga memberikan pelayanan kepada masyarakat. Misalnya, Dinas Kesehatan Dogiyai bisa menggunakan helikopter melakukan kunjungan, mengantar obat atau melayani orang sakit, dan lain sebagainya.
“Kami berharap Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Jayapura Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia membantu Pemerintah Kabupaten Dogiyai membangun jembatan Kali Pogi dan ruas jalan agar masyarakat merasakan kehadiran pemerintah. Presiden Joko Widodo memiliki komitmen memajukan Papua. Harapan kami, Kementerian PUPR perlu menindaklanjuti komitmen Presiden itu,” kata Andy Gobay. (Damianus Bunai, Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)