Jenazah 18 Korban Insiden Pegunungan Arfak, Papua Barat, Disambut Isak Tangis Keluarga - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Jenazah 18 Korban Insiden Pegunungan Arfak, Papua Barat, Disambut Isak Tangis Keluarga

Mobil ambulance yang disiapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belu, Nusa Tenggara Timur bersiap menjemput 18 jenazah pekerja tambang asal Belu yang mengalami kecelakaan truk di Kilometer 10 Jalan Trans Pegunungan Arfak-Manokwari, Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat setelah mengalami kecelakaan mobil yang terjadi pada Rabu (13/4) dini hari. Foto: Istimewa

Loading

KUPANG, ODIYAIWUU.com — Jenazah 18 dari 29 korban insiden kecelakaan truk bus di Kilometer 10 Jalan Trans Pegunungan Arfak-Manokwari, Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat saat tiba di Bandara Internasional El Tari Kupang, Kamis (14/4) siang, menggunakan pesawat sewaan atau charter dari Manokwari, Papua Barat.

Saat tiba di Bandara El Tari Penfui, jenazah korban kecelakaan maut tersebut disambut oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Josef A Nae Soi dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah NTT Emilia Nomleni.

Saat tiba, jenazah penambang emas itu disambut isak tangis keluarga yang sudah menungguh di bandara El Tari Penfui. Isak tangis para keluarga pecah menjemput korban kecelakaan yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi keluarga.

Wakil Gubernur Josef Nae Soi atas nama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur menyampaikan ungkapan duka dan belasungkawa atas insiden kejadian yang menimpa warga NTT yang merupakan pekerja tambag di Papua Barat. “Ini adalah duka seluruh masyarakat NTT, tidak hanya duka keluarga,” kata ujar Nae Soi, mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Setiba di Kupang, jenazah dibawa menuju Atambua, kota Kabupaten Belu, kabupaten di tapal batas negara Republik Indonesia dan Republik Demokratik Timor Leste. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belu menyediakan mobil penjemput jenazah untuk menerima jenazah sebelum diserahkan kepada keluarga masing-masing.

“Mobil penjemput jenazah kita siapkan. Rombongan jenazah diterima Pemerintah Kabupaten Belu lalu diantar dan diserahkan ke keluarga masing-masing dikawal pimpinan Organisasi Perangkat Daerah Belu,” kata  Bupati Kabupaten Belu dr Agustinus Taolin, SpPD-KGEH, FINASIM saat dihubungi Odiyaiwuu.com di kota Atambua, Belu, Kamis (14/4).

Mantan Lurah Kelurahan Manumutin, Kecamatan Kota Atambua Drs Marsel Mau Meta juga merasa sedih kehilangan para kerabat yang tinggal berdekatan dengan para korban. Marsel yang juga mantan Camat Tasifeto Timur, Kabupaten Belu ini merasa terpukul karena sebagian besar dari korban adalah tulang punggung keluarga.

“Kami semua ikut sedih, sungguh kehilangan sesama saudara yang mengabdi di Papua Barat untuk ikut memajukan daerah itu. Mereka adalah para pekerja ulet yang bertaruh nasib di rantau untuk menopang ekonomi keluarga. Tapi, saat ini mereka kembali ke kampung halaman dengan wujud berbeda. Tuhan memiliki rencana indah. Semoga keluarga diberi penghiburan dan kekuatan,” kata Marsel Mau Meta kepada Odiyaiwuu.com melalui pesan singkat WhatsApp dari Tenukiik, Atambua, Belu.

Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari Yan Christian Warinussy juga menyampaikan turut berbelasungkawa kepada keluarga korban atas meninggalnya 18 orang warga sipil asal Belu. Para pekerja tambang itu mengalami insiden kecelakaan truk di Kilometer 10 Jalan Trans Pegunungan Arfak-Manokwari, kawasan Kampung Duwebey, Distrik Minyambouw, Pegunungan Arfak, Papua Barat, Rabu (13/4) sekitar pukul 04:00 WIT.

“Saya mengapresiasi pihak kepolisian dan SAR yang langsung sigap mengevakuasi korban ke sejumlah rumah sakit. Juga langkah cepat semua pihak memulangkan jenazah saudara-saudari kita ke kampung halamannya di NTT. Saya juga meminta agar tanggung jawab hukum mesti ditelusuri dan diselidiki secara hati-hati dengan pemilik kendaraan atau majikan yang mempekerjakan para korban di kawasan penambangan Wasirawi,” kata Warinussy kepada Odiyaiwuu.com dari Manokwari, Papua Barat, Kamis (14/4).

“Saya atas nama masyarakat Flobamora Kota Sorong, menyampaikan rasa duka mendalam atas meninggalnya 18 warga asal NTT yang meninggal dalam insiden kecelakaan truk naas di Jalan Trans Pegunungan Arfak-Manokwari, Distrik Minyambouw, Rabu (13/4) dini hari. Kami semua juga berdoa semoga para penumpang truk yang saat ini masih dirawat di sejumlah rumah sakit lekas sembuh,” ujar Ketua Perkumpulan Keluarga Flobamora (PKF) Kota Sorong, Papua Barat Syafruddin Sabon Nama Riantoby saat dihubungi Odiyaiwuu.com di Sorong, Papua Barat, Rabu (13/4).

Ungkapan duka juga datang dari Agatha Ure Wukak, Bendahara PKF Kota Sorong. Ety Wukak, sapaan akrab Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah (Unamin) Kota Sorong mengaku sangat terpukul dengan insiden kecekalaan truk yang menewaskan saudara serta saudarinya sesama warga Flobamora di Papua Barat. Rasa prihatin muncul mengingat saat ini, banyak saudara serta saudari sesama dari kampung di NTT bekerja di berbagai bidang profesi di Papua Barat.

“Mereka bekerja untuk membantu anak-anak mereka melanjutkan sekolah atau kuliah. Kami berterima kasih kepada pihak kepolisian dan petugas SAR yang tanggap mengevakuasi para korban baik yang meninggal maupun luka-luka. Kami berdoa semoga korban yang meninggal damai di sisi Tuhan dan keluarga beroleh penghibuan. Kami juga berdoa semoga korban luka-luka mendapat penanganan medis agar segera sembuh,” kata Ety Wukak, perempuan aktivis sosial kemasyarakatan Kota Sorong asal Lewuka kelahiran Kampung Kluang (Boto), Nagawutun, Kabupaten Lembata.

Berikut 16 dari 18 korban tewas yang berhasil diidentifikasi.

 

  1. Andre (27)

Asal: Atambuan, NTT

Pekerjaan: Sopir truk

 

  1. Servasius Lelok (40)

Asal : Atambua, NTT

Pekerjaan: Buruh

 

  1. Nama : Alexander Mauk Butak B Ahoren (43)

Asal : Atambua, NTT

Pekerjaan: Buruh

 

  1. Ardianus Kin

Asal : Atambua, NTT

Pekerjaan: Buruh

 

  1. Linda (20)

Asal : Atambua, NTT

Pekerjaan: Buruh

 

  1. Paulus

Asal : Atambua, NTT

Pekerjaan: Buruh

 

  1. Istin Nahak (3)

Asal : Atambua, NTT

 

  1. Hengki Boymau (32)

Asal : Atambua, NTT

Pekerjaan: Buruh

 

  1. Santus

Asal : Atambua, NTT

Pekerjaan: Buruh

 

  1. Stevanus Malik (39)

Asal : Atambua, NTT

Pekerjaan: Buruh

 

  1. Edmon Aliando

Asal : Atambua, NTT

Pekerjaan: Buruh

 

  1. Bernadus A Nahak (25)

Asal : Atambua, NTT

Pekerjaan: Buruh

 

  1. Yohanes A Tomauk (25)

Asal : Atambua, NTT

Pekerjaan: Buruh

 

  1. Vincensius K Nahak (41)

Asal : Atambua, NTT

Pekerjaan: Buruh

 

  1. Gregorius Kefi (43)

Asal : Atambua, NTT

Pekerjaan: Buruh

 

  1. Lau Servas (35)

Asal : Atambua, NTT

Pekerjaan: Buruh

 

  1. Edo Bauk

 

  1. Longinus.

 

(Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :