TIMIKA, ODIYAIWUU.com — Tim Operasi Damai Cartenz melalui Binmas Noken, Sabtu (1/10) sukses menggelar acara bakar batu bersama para tokoh masyarakat dan agama serta warga Distrik Kwamki Narama, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.
Acara bakar batu, tradisi khas masyarakat tanah Papua, merupakan bentuk ungkapan syukur dan terima kasih atas keberhasilan Tim Operasi Damai Cartenz melalui Binmas Noken yang sukses meningkatkan kesejahteraan warga di sektor peternakan serta pertanian.
“Kami menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada Binmas Noken Operasi Damai Cartenz atas kegiatan bakar batu yang telah berjalan dari pagi hingga siang hari. Cuaca alam Mimika sangat bersahabat sehingga acara berjalan lancar dan aman. Kami juga merasakan suasana penuh damai,” ujar tokoh masyarakat sekaligus Kepala Kampung Bintang Lima Tonte Yanengga melalui keterangan tertulis yang diterima Odiyaiwuu.com dari Timika, kota Kabupaten Mimika, Papua, Sabtu (1/10).
Menurut Yanengga, kegiatan bakar batu tersebut sebagai tanda ucapan syukur atas keberhasilan Binmas Noken Operasi Damai Cartenz yang sukses membantu meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat kampung di bidang peternakan dan pertanian.
“Mewakili seluruh masyarakat kami merasa senang karena sebelumnya telah diberikan bantuan bibit hewan babi sebanyak dua ekor yang kini telah berkembang menjadi sepuluh ekor, yang mana sebagian kami telah berikan kepada masyarakat sekitar. Ke depan kami juga akan kembali menerima bantuan bibit tanaman untuk kami budidayakan di lahan seluas 1 hektar,” ujar Yanengga menambahkan.
Pendeta Giman Magai, seorang tokoh agama di Mimika juga mengatakan, acara bakar batu tersebut bukti cinta kasih Tuhan kepada seluruh masyarakat kampung Bintang Lima.
“Situasi di tengah masyarakat Mimika umumnya sangat damai. Baik dari sisi rohani, jasmani maupun pembangunan berjalan baik. Semua itu merupakan bentuk cinta kasih Tuhan sehingga seluruh aktivitas masyarakat dapat berjalan dengan baik dan kami para hamba Tuhan juga dapat melayani umat dan masyarakat dengan damai,” ujar Pendeta Magai. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)
